Mohon tunggu...
Dewi Suryati
Dewi Suryati Mohon Tunggu... lainnya -

Bersamamu kulukiskan cinta, ku taburkan rasa dalm Kalam-KalamNya hingga ke syurga.\r\n(Announcer @t PRO1RRI sINTanG)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cintaku Berlabuh di Pintu Pagi (Rangkaian Cerpen Jelang OPQ)

3 September 2016   11:25 Diperbarui: 3 September 2016   11:49 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam melangitkan seluruh bahasa hatiku, menjadi hampparan bintang-bintang yang berhamburan diangkasa dengan hadirnya seorang yang bisa menjaga kuatnya cinta dan dahsyatnya rindu untuk selalu terarah kepada Rabb semesta.

Setelah sholat berjamaah kutunaikan bersamanya, meminta doa dan bimbingan sambil kucium tanganya, ia membisikkanku sebuah kata,” Aku masih sombong sekarang, aku masih egois sekarang...”. Hatiku bertanya dalam, kenapa dia bilang gitu, lalu ia menambahkan bisikkan katanya, “Tapi aku akan baik bila disampingmu selamanya.” He..., he..., sakit juga nahan tawa, mau tertawa lepasmasih malu.

Langit malam mulai bersnar dengan segala cinta yang berbinar di hatiku dan dia. Jangankan mau menatapnya, Mau biacara aja masih canggung rasanya.

“Bicha, ada bilang ke ukhti..., eh ke kamu ga tentang OPQ?”. Dia masih manggil Ukhti ke aku.

“Hmm..., ada sih Cuma dia ngajak aja ke Bekasi, tanggal 5 sampe 13 November 2016, gitu aja. Memangnya akhi..., eh ... abang, tahu ada apa aja acaranya sampe lama gitu?”, aku juga masih canggung ngomongnya.

“Banyak De, aishhh....!. Aku manggilnya apa nih. Ade aja ya biar enak”, sambil menyembunyikan senyuman indahnya untukku.

“Boleh...”, jawabku lembut.

“Acara OPQ, Itu ada Festival Qur’an talkshow-talkshow keren, ada artis-artis keren, dan puncaknya tilawah akhbar di Gor Patriot De, oh ya satu lagi ada acara nikah masal. Mau ikutan nikah masal?”

“Lah, ko ikutan nikah masal?”, jawabku spontan.

“He...he..., kali aja kita mau nikah kedua kalinya, Aishh....!, maafkan abang ya sayang...., becanda !”

He..., he..., bisa juga dia becanda, akhirnya kebekuan rasa mencair menjdi alunan rindu yang ditutup dengan manisnya aroma cinta, dalam lantunan kalam Rabb semesta. Udahan yah pembaca malu nih. Bye..., bye..., sampe ketemu di OPQ.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun