Dari semua proses hidup selama 17 tahun ini, Misy menemukan jawaban dari segala pertanyaan yang selalu memutar di otaknya. Misy menjadi sadar kalau dewasa itu bukan sekedar usia yang semakin bertambah, tetapi dewasa itu cerminan diri sendiri dalam pola berpikir dan bersikap. Banyak orang yang secara usia dapat dikatakan "dewasa", tetapi dari sikap dan cara dia berpikir tidak mencerminkan bahwa dia adalah seseorang yang dewasa.
Tempaan dari banyaknya pengalaman pahit dan manis telah menguatkan tekad dan pikiran Misy untuk membentuk sikapnya pada saat ini.
Dikala dewasa Misy pun menjadi tahu banyak hal. Always be kind to yourself and to one another, karena kita hidup tidak sendirian. Mungkin jika kalian mengalami hal yang sama, kalian bisa menahannya itu dengan sendirian. Tapi yakinlah jika kita melewati hal itu secara bersamaan, akan menjadi lebih mudah. Jangan jadikan hal bodoh yang pernah dilakukan orang lain kepada kita, juga kita lakukan ke orang lain. Itu sama saja kita tidak jauh berbeda dengannya.
Akhirnya perjuangan Misy lewati penyakitya itu sudah berhasil. Leeren dan Baresta sangat senang melihat putri satu-satunya itu menjadi sosok yang bahagia. Misy memilih bahagia daripada terpuruk dalam penyakit gangguan mental. Gangguan mental yang dialami Misy telah membuatnya menjadi sosok yang benar-benar dewasa dikala dewasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H