Mohon tunggu...
Dewi Novitasari
Dewi Novitasari Mohon Tunggu... Guru - Guru SD IT Nurul Ilmi Kota Jambi

Guru pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Ular Tangga Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

21 November 2023   08:25 Diperbarui: 21 November 2023   08:29 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PERBAIKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VI PADA MATERI PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ULAR TANGGA PECAHAN  UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SDIT NURUL ILMI JAMBI

Abstrak

Latar belakang penelitian ini disebabkan oleh rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa tentang konsep pecahan pada siswa kelas VI SDIT Nurul Ilmi Kota Jambi. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap merencanakan, melaksanakan dan mengamati, dan refleksi. Subjek Penelitian adalah siswa kelas VI B sebanyak 15 orang. Media yang digunakan adalah ular tangga yang telah dimodifikasi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan tes. Teknik analisis data menggunakan skor dan pengelompokan. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I dan siklus II, terjadi peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa tentang konsep Pecahan pada siswa kelas VI SDIT Nurul Ilmi Jambi Tahun Ajaran 2021/2022.

Kata kunci: Matematika, pecahan, ular tangga pecahan

 

Abstract

The background of this study is caused by the low student learning outcomes in Mathematics. This study aims to improve student activeness and learning outcomes about the concept of fractions in grade VI students of SDIT Nurul Ilmi Jambi City. The form of this research is classroom action research using 2 cycles. Each cycle consists of planning, implementing and observing stages, and reflection. The research subjects were VI B class students (morning group) totaling 15 people. The media used was a modified snakes and ladders. Data collection was done by observation and test. Data analysis techniques using scores and grouping. Based on the results of class action research in cycle I and cycle II, there was an increase in student activeness and learning outcomes about the concept of Fractions in grade VI students of SDIT Nurul Ilmi Jambi 2021/2022 academic year.

Keywords: Math, fractions, fraction snakes and ladders

PENDAHULUAN

Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan manusia dan juga mendasari perkembangan teknologi modern, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Matematika dengan hakikatnya sebagai suatu kegiatan manusia melalui proses yang aktif, dinamis, dan generatif, serta sebagai pengetahuan yang terstruktur, mengembangkan sikap berpikir kritis, objektif, dan terbuka menjadi sangat penting untuk dimiliki peserta didik dalam menghadapi perkembangan iptek yang terus berkembang. Dengan demikian diperlukan penguasaan matematika yang kuat, hal ini untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. (Pujiadi, 2016).

Salah satu karakteristik pembelajaran matematika adalah objek yang dipelajari bersifat abstrak. Sebagian besar yang dipelajari dalam matematika adalah angka atau bilangan yang secara nyata tidak ada atau merupakan hasil pemikiran otak manusia. Bagi peserta didik jenjang Sekolah Dasar yang proses berpikirnya dalam tahapan berpikir konkret, konsep yang abstrak sangat sulit dipahami. Oleh karena itu, perlu ada strategi dan media yang tepat untuk mengatasi persoalan tersebut.

Kondisi pembelajaran yang terjadi di kelas menurut pengamatan penulis sebagai guru kelas, terutama pada materi matematika adalah siswa kurang aktif dan mengalami kejenuhan dalam mengikuti pembelajaran. Dalam proses pembelajaran selama ini, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran secara klasikal, dan banyak menggunakan metode ceramah. Kurangnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika ditandai dengan rendahnya tingkat ketuntasan belajar.

Hasil ulangan Formatif II pada semester I siswa kelas VI B SDIT Nurul Ilmi untuk mata pelajaran Matematika, pada tahun ajaran 2021/2022 menunjukkan rata-rata 50 dan hanya tiga siswa yang tuntas. Hasil belajar siswa merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dari perolehan nilai siswa pada ulangan tersebut, dapat dikatakan bahwa pembelajaran belum berhasil.

Kondisi ini memotivasi penulis untuk mencari apa sebenarnya permasalahan yang sedang terjadi di kelas. Guru merasa perlu untuk mencari solusi agar siswa aktif mengikuti pembelajaran dan mendapatkan hasil belajar yang memuaskan.

Hasil identifikasi masalah yang penulis lakukan sebagai guru kelas adalah sebagai berikut:

  • Siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar
  • Metode yang digunakan guru didominasi oleh metode ceramah
  • Guru tidak menggunakan media yang menarik
  • Hasil belajar kurang memuaskan guru dan siswa

Dari permasalahan yang ada di kelas, penulis mencoba melakukan analisis permasalahan untuk menentukan perumusan masalah. Materi matematika yang diujikan pada ulangan Formatif II adalah operasi hitung campuran yang melibatkan bilangan pecahan. Setelah melakukan analisis terhadap hasil ulangan siswa, ternyata siswa tidak memiliki pemahaman yang baik terhadap konsep pecahan, sehingga berpengaruh pada materi lain yang ada kaitannya dengan pecahan.

Penulis juga mencoba menganalisis penyebab kurangnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran Matematika adalah guru tidak menggunakan metode media yang menarik dalam kegiatan belajar. Pada akhirnya berdampak pada kurangnya keaktifan siswa dalam belajar.

Menurut Arsyad dalam Azhar (2011) media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Sedangkan Hernawan (2018) mengatakan bahwa belajar adalah aktivitas. Bila pikiran dan perasaan siswa tidak terlibat aktif dalam situasi pembelajaran, pada hakikatnya siswa tersebut tidak belajar. Penggunaan metode dan media yang bervariasi dapat merangsang siswa lebih aktif belajar. Untuk itu penulis berusaha untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut dengan mengembangkan media belajar yang menarik bagi siswa.

Selama ini guru kurang memperhatikan karakteristik siswa SD yang secara umum memiliki empat karakteristik utama, yaitu: senang bermain, selalu ingin bergerak, menyukai aktivitas belajar berkelompok, dan ingin melakukan atau merasakan sesuatu sendiri. Untuk 

memperbaiki pembelajaran di kelas, guru akan berupaya menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa SD, yaitu dengan menggunakan media ular tangga yang telah dimodifikasi sebagai alternatif pemecahan masalah. Media tersebut penulis namakan Ular Tangga Pecahan. Media ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan motivasi siswa terhadap materi pelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang penulis uraikan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: apakah penggunaan media ular tangga pecahan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran pecahan di kelas VI SDIT Nurul Ilmi Kota Jambi?

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi pecahan melalui penggunaan media ular tangga pecahan. Sedangkan manfaat yang penulis harapkan dari pelaksanaan penelitian ini adalah diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan semangat belajar siswa, bagi guru diharapkan penelitian ini dapat membantu guru memperbaiki pembelajaran, membantu guru berkembang secara profesional dan mengasah kreativitas guru untuk membuat media murni ciptaan sendiri ataupun memodifikasi macam-macam permainan yang sudah dikenal anak. Bagi sekolah diharapkan hasil penelitian ini menjadi sumbangan pemikiran yang baik dan memberi dampak positif bagi sekolah, serta dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan mutu pendidikan di sekolah.

METODE

 

Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI B SDIT Nurul Ilmi Kota Jambi sebanyak 15 orang, terdiri dari anak laki-laki 10 orang dan perempuan 5 orang. Mata pelajaran yang diteliti adalah Matematika dengan materi pokok Pecahan. Penelitian ini dilakukan pada semester 1 tahun pelajaran 2021/2022.

Karakteristik siswa berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis terhadap perilaku siswa kelas VI B selama melaksanakan proses pembelajaran, dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama, dari kemampuan akademik relatif homogen karena siswa kelas VI B merupakan siswa terpilih untuk program Tahfiz dan Wisuda Quran. Hanya satu atau dua siswa yang memiliki kemampuan akademik yang relatif lebih rendah dibanding teman sekelasnya. Namun, kemampuan akademik secara umum, dan khususnya pada mata pelajaran Matematika masih relatif rendah. Kedua, siswa berada di sekolah hampir sehari penuh (full day). Ketiga sebagian besar orang tua siswa juga mempunyai kesibukan di luar rumah sampai seharian penuh. Hal ini mendorong guru untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Tempat penelitian dilaksanakan di SDIT Nurul Ilmi Kota Jambi yang berlokasi di Jln. Yulius Usman RT 18 Kelurahan Pematang Sulur, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi. Penelitian dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan. Pertemuan I pada hari Selasa tanggal 15 November 2021, pertemuan II pada hari Selasa tanggal 16 November 2021, dan pertemuan III pada hari Rabu tanggal 17 November 2021.

Penelitian dilaksanakan melalui dua siklus. Setiap siklus dilakukan perencanaan tindakan, pelaksanaan observasi, evaluasi dan refleksi. Adapun desain per siklus dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan ini dipersiapkan hal-hal yang diperlukan sebelum melaksanakan tindakan. Adapun yang perlu dipersiapkan adalah:

Mempersiapkan bahan yang akan diajarkan sesuai dengan silabus dan kurikulum 

Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Mempersiapkan media yang akan digunakan

Membuat pertanyaan evaluasi berdasarkan kartu pertanyaan pada media

Menyiapkan perangkat observasi dan angket

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan harus sesuai dengan perencanaan yang telah disiapkan yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan media ular tangga modifikasi. Adapun langkah-langkah tindakan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

  • Rencana Tindakan Siklus I
  • Guru mengucapkan salam pembuka.
  • Guru bersama dengan siswa bersama-sama membuka kegiatan belajar mengajar dengan mengucapkan basmalah.
  • Guru memotivasi siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, dan dilanjutkan dengan menjelaskan materi secara umum.
  • Guru memperkenalkan media kepada siswa.
  • Guru membagi siswa menjadi tiga kelompok dengan jumlah anggota lima orang per kelompok.
  • Siswa memulai permainan.
  • Guru melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa.
  • Setelah permainan selesai, guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa.
  • Guru memeriksa hasil pekerjaan siswa
  • Bersama dengan siswa, guru menyimpulkan pelajaran
  • Guru mengajak siswa menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan hamdalah.
  • Rencana Siklus II

Perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan refleksi dari hasil pembelajaran pada siklus I. Guru menerangkan materi pokok tentang pecahan. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok diberikan media permainan ular tangga pecahan untuk dimainkan. Setelah permainan selesai guru melakukan evaluasi dengan memberikan soal yang dikerjakan secara mandiri oleh siswa.

Observasi dan Evaluasi

  • Observasi

Observasi dilakukan selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung di kelas untuk mengamati dan mengetahui kondisi selama tindakan diberikan. Adapun yang menjadi aspek pengamatan/observasi adalah aktivitas siswa, dengan fokus pengamatan/ observasi sebagai berikut:

  • Menghasilkan dan mengembangkan pemikiran dari permainan ular tangga pecahan.
  • Menjawab pertanyaan dari kartu pertanyaan.
  • Tingkah laku siswa selama proses pembelajaran.
  • Mengingat dan menganalisis informasi dari permainan.
  • Penalaran siswa terhadap hal yang relevan dengan materi pelajaran.
  • Evaluasi
  • Evaluasi dilakukan untuk mengukur keberhasilan penelitian tindakan kelas sesuai dengan rumusan masalah yaitu: Apakah hasil belajar siswa pada materi Pecahan dapat ditingkatkan dengan media ular tangga pecahan? Maka aspek penilaian difokuskan pada evaluasi hasil belajar siswa, yaitu mengukur kemampuan siswa dengan instrumen terpakai yang relevan dengan penggunaan media kartu pertanyaan pada permainan ular tangga pecahan.

Refleksi

Refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan dilakukan sendiri oleh guru bila ditemui bahwa guru dalam penyajiannya belum dapat merangsang siswa untuk terlibat dan aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga pemahaman siswa terhadap materi masih sangat kurang.

Data yang dikumpulkan dalam siklus pertama dianalisis kemudian dideskripsikan dan hasilnya dijadikan sebagai bahan perencanaan untuk melaksanakan tindakan yang dimodifikasi dari siklus sebelumnya guna mencapai hasil yang lebih baik. Semua kelemahan di siklus I diatasi pada siklus berikutnya.

Teknik Analisis Data

Kegiatan pembelajaran yang akan diperbaiki melalui penelitian ini yaitu meningkatkan hasil belajar siswa dengan media ular tangga Pecahan pada siswa kelas VI B SDIT Nurul Ilmi Kota Jambi. Data yang dihimpun yaitu hasil belajar siswa setelah menerapkan media ular tangga pecahan dalam pembelajaran. Maka teknik analisis datanya dalam uraian secara naratif dapat digambarkan sebagai berikut.

Hasil belajar siswa diukur melalui seperangkat tes, yang diberikan setelah pembelajaran berlangsung. Nilai berkisar antara nilai minimal 0 dan nilai maksimal 100. Maka dari perhitungan secara klasikal nilai siswa tersebut di atas akan memunculkan persentase angka ketuntasan belajar siswa. Rubrik penilaian yang digunakan adalah 20 soal, setiap soal diberi nilai 5, maka jumlah soal yang diselesaikan dengan benar adalah nilai siswa.

Dari perhitungan secara klasikal nilai siswa tersebut di atas akan memunculkan persentase angka ketuntasan belajar siswa, yaitu perbandingan antara banyaknya siswa yang tuntas dengan jumlah siswa keseluruhan. Sehingga angka ketuntasan belajar siswa akan bergerak pada rentangan 0% - 100% (nol sampai seratus persen). Selanjutnya skor hasil belajar siswa dikelompokkan dalam kategori sebagai berikut:

  • Kategori sangat baik            : 94-100
  • Kategori baik                       : 87-93
  • Kategori cukup baik            : 80-86
  • Kategori kurang                   : 79

Kriteria Keberhasilan PTK

Berdasarkan PP No. 57 Tahun 2021 pasal 42 ayat 3: Evaluasi hasil belajar Peserta Didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada: a. standar penilaian Pendidikan; dan b. standar kompetensi lulusan. Kemudian berdasarkan Permendikbud No. 23 Tahun 2016 pasal 10 ayat 1: Mekanisme penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan: a. penetapan KKM yang harus dicapai oleh peserta didik melalui rapat dewan pendidik. b. penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan pada semua mata pelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Sehubungan dengan hal di atas, maka untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada materi Pecahan dengan media Ular Tangga Pecahan pada siswa kelas VI B SDIT Nurul Ilmi Kota Jambi, terlebih dahulu ditentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang akan dicapai pada akhir pembelajaran, adapun kriterianya adalah sebagai berikut:

  • Siswa dikatakan tuntas secara individu jika telah menguasai minimal 80% dari materi yang disajikan
  • Siswa dikatakan tuntas belajar secara klasikal bila 80% dari seluruh peserta tes sudah menguasai minimal 80% dari materi yang diujikan.

Indikator keberhasilan pada penelitian ini mengacu kepada ketuntasan belajar yang dapat dilihat secara perorangan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka PTK dinyatakan berhasil apabila sekurang-kurangnya 80% siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar secara perorangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

Sebelum penelitian dimulai, guru melakukan observasi awal untuk melihat kemampuan siswa dalam menguasai pembelajaran pecahan (karena materi yang diujikan pada formatif II adalah operasi hitung campuran yang melibatkan berbagai bentuk pecahan, bukan khusus pada materi pecahan). Hal ini untuk meyakinkan bahwa tindakan memang perlu yang diberikan dan juga sebagai deskripsi awal penelitian ini. Guru memberikan seperangkat tes berupa soal latihan yang harus dikerjakan oleh siswa. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa tidak ada yang mencapai KKM (80). Siswa juga terlihat sangat kesulitan dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan.

Setelah melakukan observasi awal, guru melakukan perbaikan pembelajaran melalui dua siklus. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Kelas VI B Prasiklus, Siklus I dan siklus II

NO

Nama Siswa

Prasiklus

Siklus I

Siklus II

1

Ahmad Zaidan Muhazzib

45

80

100

2

Arkan Nur Fauzi

70

100

100

3

Athaya Bintang Al Faruqi

65

95

100

4

Cakra Muhammad Firdaus

15

70

100

5

Fathiya Zafira

40

90

100

6

MHD. Izzat Al Kindi

25

35

60

7

Muhammad Fahmi Imaduddin

40

85

100

8

Muhammad Irsyad Saddad

50

85

90

9

Muhammad Ziyad Al Faqih

65

90

100

10

Nadia Ramadhani

20

75

90

11

Razan Dzaki Hatawino

55

95

100

12

Syarifah Raisya Amirah

45

95

100

13

Syauqi Desyara Dhiaulhaq

75

85

95

14

Zafirah Audra

60

80

95

15

Zikrina Neilna El Mona AP

30

58

90

Rata-Rata

46,7

81,2

94,7

Hasil penelitian tindakan kelas yang melalui dua siklus menunjukkan peningkatan pada setiap tahap siklusnya. Nilai Rerata siswa pada siklus I termasuk kategori "cukup baik". Dengan rencana perbaikan disiapkan dengan lebih matang, mempertimbangkan ketersediaan media dan karakteristik peserta didik usia SD, nilai Rerata siswa mencapai kategori "sangat baik" pada siklus II. Hasil belajar siswa dengan menggunakan seperangkat tes pada kegiatan belajar mengajar siklus I dan II dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Menggunakan Seperangkat Tes pada Siklus I dan II

No

Skor

Kategori

Siklus I

Siklus II

Jumlah Siswa

%

Jumlah Siswa

%

1

94 -- 100

Sangat Baik

4

26,7

11

73,3

2

87 -- 93

Baik

2

13,3

3

20,0

3

80 -- 86

Cukup Baik

5

33,3

0,00

4

79

Kurang

4

26,7

1

6,7

Rerata Nilai

81,2

94,7

Kategori Nilai

Cukup Baik

Sangat Baik

Progres hasil pengukuran KKM siswa siklus I dan II mengalami peningkatan yang dapat dilihat pada tabel 3. Pada siklus I, jumlah siswa yang berhasil secara individu (mencapai KKM) sebanyak 73,3%, namun ini belum memenuhi syarat keberhasilan PTK secara klasikal, yaitu siswa harus tuntas sebanyak 80% dari seluruh peserta. Dari hasil ini, guru melakukan refleksi untuk diperbaiki pada siklus II.

Tabel 3. Lembar Hasil Pengukuran KKM Siswa Siklus I dan II

Siklus

Rerata

Siswa yang Mendapat Nilai

> 80

Rerata

< 80

Rerata

I

81,2

11

73,3%

4

26,7%

II

94,7

14

93,3%

1

6,7%

Pada siklus II, guru membuat peraturan baru sebagai motivasi siswa dalam memainkan media ular tangga. Siswa pertama yang berhasil mencapai finish diberi reward. Guru melakukan hal ini karena menurut Erik H. Erikson, siswa perlu dihargai dan bila perlu diberi hadiah agar sifat ingin menghasilkan sesuatu (sense of industry) dapat dikembangkan. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa. Hasil tes pada siklus II diperoleh nilai rerata 94,7 dengan kategori "sangat baik" dan secara klasikal jumlah siswa yang tuntas sebanyak 14 orang dengan persentase 93,3%. Dengan hasil ini, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran telah berhasil.

Berdasarkan pemaparan di atas, untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi pecahan, dapat dilakukan dengan penggunaan media ular tangga pecahan. Media ular tangga ini merupakan salah satu media yang sesuai dengan karakteristik anak usia SD, sebagaimana Sumantri (2019) menyatakan bahwa siswa Sekolah Dasar secara umum memiliki empat karakteristik yang menonjol, yaitu: senang bermain, selalu ingin bergerak, menyukai aktivitas belajar berkelompok, dan ingin melakukan atau merasakan sesuatu sendiri.

Siswa sangat aktif dan antusias selama tindakan diberikan, suasana belajar sangat menyenangkan. Hal ini membuat pembelajaran menjadi efektif, seperti yang dikatakan oleh Hernawan (2018) menyatakan bahwa pembelajaran yang efektif terjadi apabila memperhatikan prinsip belajar. Prinsip belajar yang dimaksud antara lain: motivasi, perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran, aktivitas, balikan, dan memperhatikan perbedaan individual

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang "Perbaikan Pembelajaran Matematika Kelas VI pada Materi Pecahan dengan Menggunakan Media Ular Tangga Pecahan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SDIT Nurul Ilmi Kota Jambi" yang disajikan melalui data-data penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media ular tangga modifikasi dapat meningkatkan hasil siswa pada materi pecahan kelas VI SDIT Nurul Ilmi Jambi.

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan sebagai tindak lanjut dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  • Guru perlu memberi reward kepada siswa, karena adanya reward sangat memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
  • Media ular tangga modifikasi dapat digunakan untuk materi lain yang sulit diingat oleh siswa. Tetapi, guru harus menyesuaikan pertanyaan pada kartu dengan materi yang sedang dipelajari.

DAFTAR PUSTAKA

Azhar, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hernawan, A.H. & Anitah, S. 2018. Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Pujiadi. 2016. Guru Pembelajar: Modul Matematika SMA. Jakarta: Ditjen GTK Kemdikbud.

Sumantri, M. 2019. Perkembangan Peserta Didik. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Suryanto, A. & Djatmiko, T. 2017. Evaluasi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Wardani, I.G.A.K. 2019. Pemantapan Kemampuan Profesional. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun