BIMANTARA
sejudul aksara
tentang seseorang yang hatinya seluas samudera
seseorang yang selalu mengatakan bahwa aku harus selalu baik baik saja
Meski yang kulihat dirinya seperti
harsa yang terlihat pura
Seseorang itu adalah ayahku
Laki laki tangguh yang selalu melindungiku dari berbagai jarak yang ku tempuh
Laki laki tangguh yang selalu memalingkan wajah ketika putrinya pergi ketempat jauh
seseorang itu adalah ayahku
Laki laki hebat dengan segala ambisinya yang kuat
Laki laki hebat dengan segala topeng bahagianya yang melekat
namun saat ayahku terlelap
Topeng itu kulihat tersingkap
Semuanya terungkap
dengkuran lelah
Doa yang terpanjat pasrah
bahkan tidurnya yang terlihat lemah
Ayah,,
Bagaimana bisa harsa itu terlihat nyata?
Bagaimana bisa kau mampu menyembunyikan nestapa?
Jika puramu itu karnaku
Maka maafkan aku merusak samuderamu
membuatnya tidak setenang dulu,
Katakan pada samudramu bahwa aku rindu
Rindu pada airnya yang biru
Ayah,
Mengapa senyum manismu itu menipu?
Padahal aku ingin mengadu lelah,
Tapi ternyata tubuhmu melebihi payah
aku membutuhkan senyummu ayah
Bukan senyum yang pura
Melainkan senyum dari hatimu yang nyata
Pada ayahku
Bolehkah sekali lagi aku menyatakan rindu
Pada wajahnya yang tak ada sendu?
bolehkah sekali lagi aku menyatakan maaf
sebab diriku yang membuat senyumnya menjadi pura yang berparaf paraf?
Waktunya siang malam
Seperti tak payah
Seakan putri kecilnya mengharuskan segudang emas yang indah
Ayahh
Tolong rehatlah sejenak
Agar duniamu tak begitu terlihat rusak
Tuhan
ayahku terbaring di dipan kesakitan
Bolehkah aku mengeluh bahwa ini terlalu berat sekarang?
dunia seakan menusukku dengan kuat
Mendaratkan banyak panah yang begitu dasyat
namun pada Mu aku tidak berani mendebat
Tuhan
Sembuhkan ayahku
Dengan obat yang tidak menimbulkan rasa sakit lagi
Sembuhkan ayahku
Dengan kesembuhan terbaikmu yang tanpa menimbulkan nestapa lagi
Â
Malam ini sejuk udara hampiri daku
Menusuk kalbu membuatku pilu
Sebuah hari yang selama ini tidak pernah aku tunggu
Sendirian dalam sepi di depan ruang tunggu
Apakah rasa sakit ini jalanku?
Sekali lagi
Tuhan
Tolong sembuhkan BINTARAKU
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H