Mohon tunggu...
Dewi Leyly
Dewi Leyly Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - ASN

Life is a journey of hopes.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Diary Peri Gigi: Temani Aku

4 Agustus 2024   20:07 Diperbarui: 4 Agustus 2024   20:09 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku membatin, "Tadi yang dielus-elus kiri, sepertinya lambungnya sakit. Sekarang kok ganti kanan ? Apa lambung di sebelah kanan juga ya?" Aih, kok ingatan anatomiku jadi bias ya...

"Masih sakit perutnya ya Pak ?" tanyaku.

" Iya lah. Bayangkan saja selama ini saya cuma minum air, nggak makan gara gara sakit gigi ini," jawabnya

Selesai pemeriksaan area mulut dan gigi, ternyata giginya atas goyang 2 gigi. Gusinya memerah. Sepertinya habis bengkak beberapa waktu yang lalu dan saat ini proses penyembuhan. Goyangnya gigi sudah lumayan. Yang satu gigi sudah goyang sekitar 80%, satunya mungkin sekitar 50%.

Aku memberikan alternatif tindakan perawatan yang bisa dilakukan. Pengobatan dahulu untuk meredakan radang di gusinya. Tapi pasien memaksa ingin mencabut giginya.

Kali ini dia semakin berani, tak hanya mengelus-elus perutnya, dia juga sedikit memelorotkan celana luarnya, hingga celana dalamnya yang berwarna biru tua kelihatan.

"Ya ampun, meresahkan sekali..." batinku.

Aku mencoba fokus, menjelaskan kepada pasien tentang  tata cara tindakan yang akan dilakukan padanya. Tapi bagaimana bisa, sudut mataku masih menangkap tingkah absurdnya itu.

Aku membatin, "Jangan-jangan dia punya kelainan sexual ? Bagaimana kalau dia macam-macam sama aku ? Aku kan sendirian."

"Hiks hiks hiks... Mbak Key, coba kalau ada dirimu, aku tidak akan separno ini," batinku.

Selesai memberi penjelasan kepada pasien, segera kusiapkan alat dan bahan pencabutan gigi. Dan yeay, peri gigi siap beraksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun