"Bun, kita mampir ke warung dulu ,boleh? Nabila mau beli es krim," ucapnya sebelum naik ke atas motor.
Aku mengiyakan.
Setelah di warung, gadis kecilku langsung menuju frezeer es krim. Dan tanpa disangka Nabila langsung mengambil 10 es berbagai rasa.
"Kakak, kok beli esnya banyak sekali. Enggak takut batuk?" tanyaku dengan lembut.
"Ini bukan untuk Nabila kok. Es-es ini akan Nabila kasih kepada anak-anak yang bapaknya lagi perang itu."
Aku terkesiap mendengar ucapan anakku.
"Tapi, Nak es itu tak bisa dikirim ke Palestina. Keburu mencair. Palestina kan jauh."
"Nabila enggak mau tau. Pokoknya Nabila mau memberi es ini buat teman-teman. Mereka pasti haus, Bun," ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca.
Akhirnya aku hanya pasrah mengikuti keinginannya. Sebagai ibu tentu saja tidak ingin mematahkan keinginan anaknya untuk berbagi terhadap sesama.
Setelah membayar semua yang Nabila beli, aku pun mulai berjalan menuju rumah. Namun, sebelum sampai ke rumah, kami melewati posko pengumpulan dana untuk warga Palestina.
"Bun, berhenti dulu!"Â