Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Cinta Bulan untuk Hari

3 April 2021   09:56 Diperbarui: 3 April 2021   18:05 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya ... Menyakitkan. Tapi harus disampaikan dengan jujur. Menyedihkan ... Namun tak apa, daripada membuat orang lain tidak bahagia. Lebih baik tahu dan siap dengan akibat terburuknya sekalipun.

Hari dan Bulan berkenalan dalam sebuah acara seminar ilmiah sebagai panelis. Sebagai sesama mahasiswa berprestasi di kampus sering bersama. Namun ada rahasia kecil di antara mereka. Hanya Bulan yang tahu tentang rahasia Hari. Sedangkan Hari tak pernah bercerita kepada siapapun, termasuk kepada Papa dan Mamanya. 

Sesekali Hari mampir ke rumah Bulan, dikenalkan kepada Ibu dan Nenek. Pada suatu malam, Ibu memberikan sepucuk surat untuk Bulan. Mengapa surat ? Karena Ibu dan Nenek adalah penyandang tuna wicara dan tuna rungu. Namun, Ibu dan Nenek pandai menulis dan melukis. Bahkan Ibu dan Nenek tilawah Al Quran sehari 1 juz. Tanpa suara, sebulan Ibu dan Nenek khatam 30 juz. Itu kuasa Allah Yang Maha Pemurah. Cara Allah menjaga kitab suci bisa dengan beragam hal termasuk Ibu dan Nenek terpilih untuk menjadi pencinta dan penjaga Al Quran. 

Bulan belajar bahasa isyarat sejak kecil agar bisa berkomunikasi dengan Ibu dan Nenek. Mereka hidup bertiga hampir duapuluh tahun, karena Ayah Bulan meninggal sebelum Bulan lahir. Dia mengalami kecelakaan saat berjalan kaki hendak menyebrang menuju tempat kerja.

Isi surat Ibu intinya meminta Bulan untuk serius menjalin hubungan dengan Hari. Tidak boleh pacaran. Jika memang sudah ingin menikah, ya berkenalan -ta'aruf, lalu meminang, dan melangsungkan pernikahan. Ibu meminta keluarga Hari untuk datang meminang. Bulan bingung bukan kepayang. Sebab Hari pernah menceritakan hal yang pasti tak bisa diterima oleh Ibu. 

Sejauh perkenalan dan kedekatan dengan Hari, ada rasa suka di hati Bulan. Mungkin itu awal yang disebut cinta. Namun entahlah ... Hari juga memperlakukan Bulan dengan sopan. Bahkan memegang tangan saja tak pernah. Suatu waktu di ruang seminar yang telah kosong. Hari menceritakan dirinya yang tertarik pada sesama lelaki. Tapi tak pernah berani untuk mengungkapkan, tak juga ikut kelompok gay, tak pernah berhubungan dengan gay juga tak pernah berani terlalu dekat dengan laki-laki karena ketakutannya terjerumus. Tidak pernah mengalami kekerasan seksual dari lelaki. Tapi mengapa tidak tertarik secara seksual kepada perempuan ? Bisakah disembuhkan, jika ini memang sesuatu yang menyimpang ? Hari bercerita sambil sesekali menyeka airmata yang tak terasa mengalir. Aaahhh ... Lelaki juga boleh menangis bukan ?

Jadi Hari dekat dengan Bulan bukan karena ada rasa cinta. Hari mendekat karena ada rasa akan diterima apa adanya oleh Bulan. Entah dari mana datang rasa itu ? Apakah mencintai tanpa syarat itu memang nyata adanya ? Apakah cinta walaupun itu dimiliki Bulan ? 

...

Bulan menjawab ya, adalah untuk pertanyaan "Maukah kamu menikah denganku ?" dari Hari. Walau tahu akan berat dengan perjuangan bersama Hari menjalani pernikahan itu. Bulan siap. Bulan akan mengatakan kepada Ibu, bahwa Hari akan menikahinya. Orangtuanya akan meminang bulan depan setelah sidang tugas akhir. Dan akad nikah akan dilangsungkan sepekan setelah jadwal wisuda. Tapi Bulan tak akan menceritakan rahasia kecil yang diketahuinya tentang Hari.

Bulan terpilih menjadi perempuan yang mencintai tanpa syarat. Cinta walaupun itu dimilikinya. Walaupun keadaan pasangan tak sempurna. Karena diri ini pun tak sempurna. Bahagia dan sedih itu pilihan. Bulan dan Hari menikah, berjuang bersama menyelesaikan masalah terbesar dalam pernikahan mereka. Sekarang mereka dibantu seorang psikolog. Beragam terapi dijalani Hari yang selalu didampingi Bulan dengan setia. Mereka yakin akan adalah setitik cahaya terang dalam gelap sekalipun. Hari dan Bulan akan membuktikannya ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun