...
Selesai urusan dengan dosen pembimbing. Bulan duduk di kursi taman kampus, membuka kotak makan. Menyantap bekalnya perlahan-lahan. Pikirannya masih galau. Bagaimana menjawab pertanyaan Hari ? Dan bagaimana menyampaikannya kepada Ibu ?
"Duuuhhh ... Kok ya lebih susah dari pertanyaan dosen tadi ", kesal hati Bulan mengingat akan janjinya kepada Hari.
Hatinya sudah mantap. Kemungkinan besar Bulan akan bilang "Ya" sebagai jawaban kepada Hari. Tapi gimana dengan Ibu ? Apakah perlu diceritakan bagaimana keadaan Hari sesungguhnya ?Â
"Aaahhhh ... Aku bingung ???!!!" masih muram wajah Bulan.
Selesai menghabiskan bekal sarapan, berisi sebuah pisang, potongan aneka sayuran diberi topping mayo, sedikit perasan air jeruk nipis  dan minyak zaitun, sebutir telur rebus. Cukup membuat kenyang.Â
Bulan menuju mushola kecil di tengah hijaunya taman kampus. Bangunan terbuka dengan material utama batu bata merah dan batu kali sangt eksotik dan menenangkan. Angin semilir menghantar wangi dedaunan dan sisa hujan semalam terhirup dari atas sajadah saat Bulan menengadahkan tangan. Memohon petunjuk. Dibuka buku kecil dzikir pagi dan petang, dibaca perlahan.Â
Sampailah pada doa yang sangat disukai Bulan.
"Wahai Rabb Yang Mahahidup, wahai Rabb yang Mahaberdiri sendiri (tidak butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala keadaan dan urusanku dan jangan Engkau serahkan kepadaku sekalipun sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dari-Mu)".
...
Biiippp ... bippp ... biiipppp ... Bergetar handphone di tas rajut yang tergeletak dekat sajadah.Â