Entah disambar angin apa Bulan pagi ini uring-uringan. Shalat Subuh sudah. Berdoa selepas shalat juga sudah.
"Hhhmmm ... Gimana ya ??? Apa yang nanti aku harus bilang ke Ibu ?" gumamnya sambil mengambil handuk.
Bersiap mandi karena jam tua di ruang makan sudah menunjukkan pukul 05.30 WIB. Sedang Bulan harus berangkat mengejar KRL sebelum jarum jam pendek melewati angka 6. Tak lebih dari 5 menit selesai acara mandi.Â
Ibu melambai dari arah kursi makan saat Bulan keluar kamar mandi. Ruangan berbentuk bujur sangkar itu diisi seperangkat meja panjang dan kursi kayu jati. Lemari tiga pintu berisi perabot dan meja berisi hiasan keramik. Lampu kristal model tahun 50-an tergantung manis di tengah ruangan. Jendela besar berada di sisi Utara, menghadap ke taman dan kolam ikan. Terlihat warna-warni bunga anggrek kesayangan Ibu dan Nenek menjuntai indah. Puluhan anggrek menghiasi taman itu sejak Bulan belum lahir.
Sekali lagi Ibu melambai. Bulan bergegas berganti pakaian, tak lebih dari 5 menit. Walau anaknya sudah berusia 20 tahun, tetap saja rasanya Bulan masih seperti anak SD yang harus diingatkan untuk sarapan. Sejak kecil Bulan tidak suka sarapan. Lebih sering membawa bekal sarapannya ke sekolah dan akan disantap saat jam istirahat pertama, sekitar pukul 09.00 WIB.
Bulan keluar kamar, menuju ruang makan. Menyalami tangan Nenek yang sedari tadi sudah duduk manis di kursi kesayangannya. Nenek membalas mengecup punggung tangan cucu satu-satunya. Senyum terkembang, menampakkan gigi geligi yang putih bersih dan lengkap. Tangannya mengibas tanda meminta Bulan duduk di kursi sebelahnya.Â
"Maaf Nek ... Aku harus berangkat pagi, jadi tidak ikut sarapan ya ...", Bulan mencium pipi neneknya yang selalu wangi sabun dan bedak bayi.Â
Sekali lagi Nenek tersenyum sambil menepuk halus pipi Bulan. Kepalanya mengangguk bersamaan itu rambut kelabu yang dipotong model bob terayun indah.Â
Ibu segera memberikan kantong berisi kotak bekal kepada Bulan. Lalu mengantar anaknya semata wayang menuju teras dan melambaikan tangan sekejap sebelum Bulan menaiki angkutan kota yang melintas di depan rumahnya.
Rumah tiga perempuan berusia 20, 40, dan 60 tahun itu berada di pinggir jalan yang dilintasi oleh angkutan kota berwarna merah. Bulan harus turun diujung jalan dan berganti dengan angkot berwarna biru muda menuju stasiun KRL terdekat yang akan mengantarnya ke kampus. Di dalam kereta, Bulan masih merasa tidak tenang. Ada janji siang ini dengan dosen pembimbing tugas akhir. Juga janji dengan Hari.Â
Kemarin Hari memintanya menjawab pertanyaan sulit.Â