Pada tahun 1956 juga dirilis film musikal Hollywood yang juga tayang di Indonesia, Rock Around the Clock dan Rock, Rock, Rock!
Melihat pengaruh musik manca yang masif maka pada tahun 1955 hadir perusahaan rekaman milik negara bernama Lokananta. Selanjutnya pada 17 Agustus 1959 Presiden Soekarno menunjukkan keprihatinan akan lebih condongnya warga Indonesia akan musik mancanegara dengan pidato kenegaraan Penemuan Kembali Revolusi Kita.Â
... "Kenapa di kalangan engkau banyak yang rock n' roll -rock n' rollan, dansi-dansian ala cha-cha-cha, musik-musikan ala ngak-ngik-ngek gila-gilaan dan lain-lain sebagainya?"
Isi pidato ini sangat penting karena menjadi landasan pembentukan Manifesto Politik USDEK, Manifesto kebudayaan yang berpengaruh ke perkembangan musik populer saat itu. Sejak itu muncul istilah musik dibimbing oleh negara.Â
Yang pertama diatur adalah nama musisi atau band, tidak boleh yang kebarat-baratan. Jack Lemmers menjadi Jack Lesmana dan The Rhythm menjadi Puspa Nada, misalnya.Â
Berikutnya RRI bertugas menjaga moral dengan hanya memutar musik yang sehat, berkepribadian, dan membangun. Lagu-lagu yang berpengaruh buruk juga dilarang, seperti musik yang menimbulkan perasaan liar tak terkendali, lagu seperti orang menangis atau berteriak, musik yang terlalu menyimpang dari aslinya, dan lagu anak yang bertentangan dengan alam kehidupan anak.Â
Para musisi tak kekurangan akal. Beberapa di antaranya mengubah lagu-lagu tradisional dengan musik populer saat itu seperti Padang Bulan dan Lagu Gumarang.Â
Pesan-pesan masyarakat juga mulai disusupkan ke syair lagu. Oleh karena pada tahun 60-an mulai terjadi krisis pangan, maka kemudian dianjurkan hidup sederhana seperti lagu Tahu Tempe yang dibawakan Oslan Husein.Â
Ada juga lagu-lagu bertema makanan khas Indonesia yang direkam Irama Records dengan irama rumba. Lagu makanan bisa dinikmati dari album Alwi & Oslan, seperti Bakmi Pangsit, Sate Ayam, Kue Pancong, dan Bandrek Bajigur.Â
Karena pengaruh yang kuat dari pemerintah, maka lagu dan musisi pun menjadi bagian misi kebudayaan. Kumpulan lagu daerah menjadi suvenir Asian Games tahun 1962 juga ada Misi Kesenian Trikora. Irama lenso yang ceria kemudian dijadikan tandingan musik barat.Â