Aku kemudian memilih duduk-duduk di bawah pohon. Pepohonan cukup banyak di sini untuk menaungi pengunjung agar panas matahari tak menyengat. Ada pohon kelapa, siwalan, dan cemara.Â
Pandanganku mengarah ke pantai di bawahku. Beberapa pengunjung tanpa memedulikan panas matahari, asyik bermain air. Mereka membiarkan riak-riak air menggelitik kaki mereka.
Beberapa anak setempat kemudian memacu kudanya menyusuri pantai. Meski masih anak-anak mereka nampak terampil mengendalikan kuda. Mereka nampak anggun dan tangkas menunggang kuda.
Ke arah perjalanan pulang, aku pun disambut Pantai Jodoh, Pantai Cuma Kamu, dan sejumlah pantai lainnya yang sebagian masih alami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H