Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Suatu Ketika di Pantai Slopeng

11 September 2019   23:08 Diperbarui: 13 September 2019   04:36 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Salopeng yang sedang sepi bikin perasaan damai (dokpri)

Pulau Madura tak kalah dengan pulau tetangganya dalam urusan pariwisata. Terutama, pantai. Sepanjang perjalanan kembali dari Sumenep menuju Suramadu, aku dihibur oleh panorama sejumlah pantai yang masih alami dan juga indah.

Pulau ini tak sekedar memberikan cerita tentang karaban sapi dan garam. Ia juga kaya akan wisata pantai. Garis pantainya begitu panjang, terbagi atas pantai publik yang gratis dan juga pantai komersil.

Minggu pagi. Aku dihadapkan dilema untuk menyeberang menuju Gili Labak yang disebut-sebut ibarat Maldives-nya Indonesia atau sekedar menyusuri pantai di Sumenep sembari menuju ke kampung halaman, di Malang.

Oleh karena ada tujuan utama ke Keraton Sumenep, maka aku pun menunda menuju Gili Labak dan memilih menuju Pantai Slopeng. Pantai ini terkenal di kalangan warga Sumenep dan telah memiliki berbagai fasilitas.

Jalanan menuju Pantai Slopeng relatif sepi. Tidak banyak kendaraan yang searah.

Sinar matahari telah tinggi dan begitu terik. Cuaca di luar terasa panas dan kering. Rasanya memang agak kurang pas ke pantai saat siang hari.

Sekitar empatpuluhlima menit kemudian aku telah mencium aroma laut. Perpaduan aroma amis dan segar.

Hari Minggu siang pengunjung Pantai Slopeng tidak banyak. Mungkin sudah banyak yang pulang atau menunggu sore tiba agar hawa lebih bersahabat

Setelah membayar biaya tiket dan parkir, kami mulai menjelajah. Minggu siang di pantai, mata rasanya silau oleh cahaya matahari yang begitu terang.

Siang-siang masih ada yang asyik bermain air (dokpri)
Siang-siang masih ada yang asyik bermain air (dokpri)
Pasir pantai berwarna kuning kecokelatan begitu halus sekaligus hangat ketika mengenai jemari kaki. Aku melihat sekeliling pantai. Wah garis pantainya begitu panjang, asyik untuk dijelajahi dengan berjalan kaki atau dengan menyewa kuda.

Pantai Slopeng lumayan bersih, hanya di beberapa sudut terlihat kotoran kuda. Kulihat ada gazebo, toilet, penjual kelapa muda, dan juga mainan anak seperti ayunan. Beberapa anak dan orang dewasa setempat menawarkan jasa penyewaan kuda.

Aku kemudian memilih duduk-duduk di bawah pohon. Pepohonan cukup banyak di sini untuk menaungi pengunjung agar panas matahari tak menyengat. Ada pohon kelapa, siwalan, dan cemara. 

Pandanganku mengarah ke pantai di bawahku. Beberapa pengunjung tanpa memedulikan panas matahari, asyik bermain air. Mereka membiarkan riak-riak air menggelitik kaki mereka.

Mainan anak-anak juga tersedia (dokpri)
Mainan anak-anak juga tersedia (dokpri)
Aku masih asyik duduk di bawah pohon rindang dan menikmati suasana siang hari di pantai. Angin sepoi-sepoi mengusir hawa terik. Mataku diayun-ayunkan membuatnya terasa berat. Ah rasanya damai dan sepertinya menyenangkan untuk memejamkan mata sejenak di sini.

Beberapa anak setempat kemudian memacu kudanya menyusuri pantai. Meski masih anak-anak mereka nampak terampil mengendalikan kuda. Mereka nampak anggun dan tangkas menunggang kuda.

Anak-anak setempat begitu terampil berkuda (dokpri)
Anak-anak setempat begitu terampil berkuda (dokpri)
Pantai Slopeng yang sedang ramai berhasil memberikan suasana damai. Pantainya memang bukan pantai terindah yang pernah kutemui, namun sekedar duduk-duduk di sini memandangi perahu nelayan, riak gelombang air laut dan garis pantai yang panjang membuatku merasakan makna liburan. Hanya sekedar menepi dan bersantai.

Ke arah perjalanan pulang, aku pun disambut Pantai Jodoh, Pantai Cuma Kamu, dan sejumlah pantai lainnya yang sebagian masih alami.

Masih banyak pantai di Sumenep ke arah pulang (dokpri)
Masih banyak pantai di Sumenep ke arah pulang (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun