Aku kemudian memilih duduk-duduk di bawah pohon. Pepohonan cukup banyak di sini untuk menaungi pengunjung agar panas matahari tak menyengat. Ada pohon kelapa, siwalan, dan cemara.Â
Pandanganku mengarah ke pantai di bawahku. Beberapa pengunjung tanpa memedulikan panas matahari, asyik bermain air. Mereka membiarkan riak-riak air menggelitik kaki mereka.
Mainan anak-anak juga tersedia (dokpri)
Aku masih asyik duduk di bawah pohon rindang dan menikmati suasana siang hari di pantai. Angin sepoi-sepoi mengusir hawa terik. Mataku diayun-ayunkan membuatnya terasa berat. Ah rasanya damai dan sepertinya menyenangkan untuk memejamkan mata sejenak di sini.
Beberapa anak setempat kemudian memacu kudanya menyusuri pantai. Meski masih anak-anak mereka nampak terampil mengendalikan kuda. Mereka nampak anggun dan tangkas menunggang kuda.
Anak-anak setempat begitu terampil berkuda (dokpri)
Pantai Slopeng yang sedang ramai berhasil memberikan suasana damai. Pantainya memang bukan pantai terindah yang pernah kutemui, namun sekedar duduk-duduk di sini memandangi perahu nelayan, riak gelombang air laut dan garis pantai yang panjang membuatku merasakan makna liburan. Hanya sekedar menepi dan bersantai.
Ke arah perjalanan pulang, aku pun disambut Pantai Jodoh, Pantai Cuma Kamu, dan sejumlah pantai lainnya yang sebagian masih alami.
Masih banyak pantai di Sumenep ke arah pulang (dokpri)
Lihat Trip Selengkapnya