"Apa Nona Halimah sedang mencari seseorang?" tanya  seorang perempuan berumur empatpuluh lima tahun yang menemani perjalanan majikannya itu dari Tanjung Priok menuju Medan.
Halimah menggeleng.
"Sebaiknya kita menunggu di sana, Nona. Siapa tahu mobil telah menunggu kita."
Halimah menuruti ucapan perempuan itu dan berjalan ke tempat yang akan mereka tuju. Seperti tadi, ia tetap mengedarkan pandangan ke kanan kiri seakan-akan mencari seseorang.
Tanpa Halimah sadari, sejak tadi Arnold Lasut berdiri di belakangnya. Terhalang oleh hilir mudik orang yang lewat di hadapannya. Arnold Lasut sengaja menyembunyikan sebagian tubuhnya dibalik sebuah truk pengangkut barang. Tangannya memegang saputangan Halimah. Ia menatapnya cukup lama sembari mengingat perkataan seorang sahabatnya di Batavia.
"Jika kamu suka seorang, beri saja saputangan sebagai tanda cintamu. Lalu saat kalian putus, kalian berdua bisa saling bertukar saputangan sebagai kenang-kenangan akan kisah cinta kalian tak tak sampai," ucap sahabatnya kala itu.
Arnold tersenyum kecil mengingatnya. Saputangan yang digenggamnya segera dimasukkan ke saku celana. Kini, ia hanya berharap Tuhan berbaik hati untuk mempertemukan kembali dengan perempuan pemilik saputangan tersebut. Bertemu tanpa sengaja, tentunya. Arnold Lasut mengenakan topi bambunya dan berjalan menjauhi Karimata.
Keterangan :
Batavia Nieuwsblad adalah surat kabar yang didirikan P. A. Daum pada 1885 dan bertahan samapai 1957. Salah satu surat kabar terbesar dan maju pada masanya. Kantornya berada di Batavia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H