"Ngungsi ke mana?" Tanya Chinta, istri saya.
"Ya, ke masjid." Jawab saya kurang meyakinkan.
Siang tadi saat lewat di depan masjid itu, saya tahu posisinya lebih tinggi dan tempat shalatnya pun lebih tinggi. Sangat tepat untuk mengungsi. Oleh karena itu, saya berikan jawaban ke masjid tersebut kepada Chinta. Meskipun sebenarnya, saya tidak tahu dengan pasti apakah memang masjid tersebut digunakan sebagai tempat pengungsian.
Setelah semua persiapan dirasa cukup maksimal, kami pun gelisah menunggu air. Melihat ke kamar mandi dan saluran air di tengah, kami lihat air mulai masuk dari saluran-saluran pembuangan, perlahan-lahan.
Malam itu saya tidak tidur, duduk di sofa sambil menonton film di telepon genggam. Istri sudah terlelap di sofa.
Hari Kedua, 2 Januari 2020
Untuk mengisi waktu, saya asyik menonton film menggunakan earphone, sehingga hanya terdengar suara dari film itu tanpa ada suara lain yang masuk.
Mendadak, saya ekor mata saya melihat gerakan aliran air yang sangat deras dari sebelah kiri ke tengah ruangan. Rupanya, air dari saluran di tengah sudah melewati batas keramik dan mengalir ke tengah ruangan yang kebetulan sedikit cekung karena amblas.
Buru-buru saya melepas earphone dari telinga. Saat itulah saya mendengar suara hujan deras di luar.
Pada saat yang sama, air menyerbu masuk dari berbagai arah. Di depan dari pintu, di tengah ruangan dari kamar mandi, dan di ujung dari saluran tengah di dekat tangga.