Mohon tunggu...
Capt Maha Dewa Agni Jatayu
Capt Maha Dewa Agni Jatayu Mohon Tunggu... Pilot - Profesional Pilot

Sky Is A Fast Place But There Is No Room For Error - Kompasianer Since 2015

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Air Disaster Of Sriwijaya Air SJ-182 Chronology

15 Januari 2021   19:45 Diperbarui: 9 Januari 2022   07:05 1582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada Hari ini Jum,at, Tanggal 15, Bulan Januari, Tahun 2021, Jam 16.30 Sore, Kota Kuala Lumpur, Negara Malaysia.Sudah lama & hampir sekitar 2 tahun (Terakhir, 07 Desember 2018) saya tidak menulis masalah penerbangan atau yang lainnya dalam Blog Kompasiana.Hal ini di sebabkan oleh kesibukan saya yang sangat padat.Sehingga tidak memungkinkan saya untuk melakukannya.Kalau pun ada, itu hanya sekedar komentar kepada artikel yang saya anggap menarik di sela waktu luang saya.Sekalian bertegur sapa dengan para sahabat lama atau teman baru di Blog Kompasiana.

SELAYANG PANDANG

Kembali ingatan saya terbuka lebar pada kejadian 2 tahun yang lalu, akan musibah yang menimpa pesawat Lion Air JT 610 - Boeing 737 MAX 8 - PK : LQP.Yang mana membuat publik di Republik Indonesia dari Sabang hingga Merauke tersentak kaget & sekaligus berduka akannya.Sebuah musibah yang membuat setiap insan ikut terlarut dalam duka, akibat jatuhnya korban jiwa yang sangat banyak.

Sehingga pada akhirnya pembekuan operasi penerbangan setiapmaskapai penerbangan dunia yang menggunakan pesawat Boeing 737 MAX 8

Dari pihak Boeing sendiri langsung menghentikan produksi & pengiriman atau jadwal ulang pesawat tersebut kepada para pemesannya.Semua pihak yang terkait dalam dunia penerbangan bersatu padu untuk bisa menuntaskan & mencari penyebab kecelakaan udara yang sangat tragis tersebut di atas.Suatu pekerjaan berat yang pada akhirnya bisa di tuntaskan juga pada akhirnya.

Oleh karena temuan itu, pihak Boeing yang merupakan produsen pesawat Boeing 737 MAX 8.Di putuskan atau di nyatakan bersalah serta di haruskan untuk mengganti semua kerugian khususnya kepada ahli waris korban dari jatuhnya pesawat Lion Air JT 610.

SEJARAH BERDIRINYA PERUSAHAAN PENERBANGAN SRIWIJAYA AIR

Sebelum itu perkenankanlah saya untuk mengenalkan sejarah berdirinya Sriwijaya Air pada para pembaca kompasiana.Perlu di ketahui PT.Sriwijaya Air di dirikan adalah sebagai perusahaan Swasta Murni.Yang mana pendiriannya sendiri di lakukan oleh Chandra Lie, Hendri Lie, Johannes B & Andy Halim yang merupakan pengembangan dari Usaha Penjualan Tiket Rajawali Citra Megah Perkasa Travel.

Dengan di bantu oleh tenaga ahli di bidangnya yakni : Supardi, Capt.Kusnadi, Capt.Adil W, Capt.Harwick I, Gabriella, Suwarsono & Joko Widodo.Dengan bermodalkan 1 buah pesawat Boeing 737 - 200 Classics Series.

Adapun untuk logo dari Sriwijaya Air sendiri di ambil dari Bahasa China " RU - YI " yang mempunyai maksud " Bahwa Yang Kita Inginkan Atau Usaha harus Yakin Tercapai " Serta pesawatnya sendiri di dominasi Warna Putih yang melambangkan " Ke Ikhlasan& Kebersihan Hati Segenap Insan Sriwijaya Air Dalam Melayani Para Pengguna Jasanya " Warna Biru melambangkan " Pelayanan Terbang Sriwijaya Ke Seluruh Penjuru Nusantara " Warna Merah melambangkan " Sriwijaya Air Harus Berani & Bijaksana Dalam Menyelesaikan  Masalah Atau Mengambil Keputusan " Sedangkan Tulisan Warna Hitam SRIWIJAYA AIR melambangkan " Keinginan Menjadi Perusahaan Penerbangan Yang Besar Layaknya Kerajaan Sriwijaya " Lekukan Gambar Hati di atap pesawat melambangkan " Seluruh Insan Di Sriwijaya Air Yang Memiliki Rasa Cinta Terhadap Perusahaan & Seluruh Pendukungnya "

Penerbangan Sriwijaya Air sendiri di lakukan pada tanggal yang memiliki arti sejarah yang tinggi bagi Rakyat & Negara Republik Indonesia yatu pada tanggal 10 November 2003.Dengan rute Jakarta - Pangkal Pinang (RR) - Jakarta - Palembang (RR) - Jakarta - Jambi (RR) - Jakarta - Pontianak (RR)

1 tahun  kemudian tepatnya pada tahun 2004, Sriwijaya Air menambah armadanya dengan 4 buah pesawat dengan tipe Boeing 737 - 200 Classics Series.hingga pada puncaknya pada tahun 2006, armadanya menjadi 15 buah pesawat dengan 28 rute tujuan ke seluruh kota besar yang ada di Republik Indonesia.Serta melakukan terbang Internasional Perdana ke Kota Davao - Filiphina pada tanggal 30 November 2006.

Dalam perawatan pesawatnya pihak Sriwijaya Air bekerja sama dengan pihak PT.Aero Nusantara Indonesia sebagai salah 1 provider yang terpercaya.Dengan kualifikasi & bertarap internasional.Yang mempunyai maksud serta tujuan  sebagai perwujudan dari bagian keselamatan & keamanan serta standar penerbangan yang di persyaratkanoleh otoritas penerbangan nasional & internasional.

AIR DISASTER OF SRIWIJAYA AIR SJ 182 CHRONOLOGY

Kembali hari ini musibah sejenis di atas menimpa pesawat Sriwijaya Air Sj 182 - Boeing 737 - 500 Classic Series - PK : CLC - Pada Hari Sabtu, Tanggal 09, Bulan Januari, Tahun 2021, Jam 14.40.27 WIB, Lokasi Perairan Pulau Laki & Lancang - Kepulauan Seribu - Tujuan Pontianak - Provinsi Kalimantan Barat - Negara Republik Indonesia.

Dalam musibah kali ini sepitas lalu ada kemiripan  dengan kejadian pesawat Lion Air JT 610 (05 November 2018) Yaitu pada Phase Critical Eleven - Take Off Position dari Bandara Soekarno Hatta - Tangerang.

Sedangkan lokasi jatuhnya sendiri juga sama yaitu di wilayah perairan.Namun penyebab sendiri pasti akan berbeda antara 1 kejadian dengan yang lainnya.Berdasarkan data yang saya himpun dalam penulisan artikel ini.dari Automatic Dependent Surveillace - Broadcast (ADS - B) pesawat take off pada jam 07.35 UTC atau jika di konversikan secara umum di jam 14.35 WIB.Kemudian pesawat yang di piloti oleh (Alm) Capt.Afwan - Pilot In Command & Co.pilot.Diego -  Ini kemudian pada jam 14.39 WIB (Bergerak Normal Sesuai Instruksi ATC - 075*) Berbelok ke arah kanan & dalam posisi claim up position di ketinggian 10.175 Ft pada waktu melintasi garis pantai.Namun pada jam 14.40 WIB (07.40 UTC) pesawat berbelok sangat tajam ke arah kanan.Seiring dengan itu kecepatan serta ketinggiannya menurun dalam hitungan detik.Yang mana rincian adalah sebagai berikut :

* Detik 08 - 287 Knots - 10.725 Ft

* Detik 14 - 224 Knots - 8.950 Ft

* Detik 16 - 192 Knots - 8.125 Ft

* Detik 20 - 155 Knots - 5.400 Ft

Kemudian pesawat mencapai kecepatan (Sangat) tertingginya pada jam 14.40.27 WIB - Loss Contack - 07.40.27 UTC - Yaitu pada kecepatan 358 Knots.Namun anehnya dalam kecepatan maksimal tersebut pesawat terbang sangat rendah sekali di ketinggian 250 Ft - Se Level.Atau jika di perhitungkan maka hanya dalam jangka 19 detik pesawat mengalami penurunan yang sangat tajam dari ketinggian 10.725 Ft menuju 250 Ft.

Pada jam & detik ini juga pergerakan pesawat tidak sesuai dengan instruksi yang seharusnya menuju 075*.Tetapi malah menuju arah Barat laut.Sebelumnya pesawat naas ini telah mendapat clearence untuk naik ke ketinggian 29.000 Ft sesuai dengan mengikuti Standar Instrument Departure.

Jika pesawat lain akan memacu kecepatan mesinnya secara penuh untuk naik ke ketinggian yang telah di tetapkan.Akan tetapi dalam kasus ini pesawat malah bergerak turun atau terbang merendah.Sempat terbersit pertanyaan dalam pikiran saya.

Apakah  dalam kondisi ini pesawat telah kehilangan daya dorongnya (Mesin pesawat) atau kah tidak ? namun apa pun itu, yang jelas dalam waktu yang sangat cepat & krusial di dalam Cockpit Crew tidak memberikan Distress Call atau hal yang lain pada pihak ATC berkenaan dengan pesawat yang di terbangkannya.Sehingga perkiraan awal adalah, ada sesuatu yang sangat cepat & tiba - tiba terjadi.

Sehingga pihak Cockpit Crew tidak bisa lagi melakukan langkah Recovery penyelamatan pada pesawat yang di kemudikannya.

Sebagai seorang pilot (Boeing 737 Series & Boeing 767) saya mempunyai asumsi tersendiri akan kejadian di atas.namun hal ini tidak akan pernah saya keluarkan baik secara lisan atau tulisan pada pihak yang tidak berhak atau berkepentingan dalam musibah ini.Jika pun harus saya melakukannya hanya kepada instansi yang terkait saja.

Dalam musibah ini sebanyak 50 orang penumpang dengan rincian 40 orang Dewasa, 7 orang Anak - Anak & 3 orang bayi - Serta 12 orang Air Crew dengan rincian 2 Cockpit Crew (A) 4 cabin Crew (A) serta 6 orang Air crew (E) Telah di pastikan meninggal.Note A > Aktif & E > Extra

EVAKUASI PENCARIAN & PENYELAMATAN

Hingga saat ini pihak BASARNAS, BAKAMLA, TNI & POLRI, KNKT, serta instansi pemerintah & swasta terus aktif melakukan  pencarian reruntuhan pesawat & korban di berbagai lokasi yang di duga kuat menyimpan bagian kecil atau besarnya. Yang mana setiap temuan akan di kumpulkan sebanyak mungkin di lokasi pelabuhan JITC jakarta.Di balik semua itu penemuan FDR atau Flight Data Recorder telah membuat para semua pihak yang terlibat dalam misi SAr ini semakin bersemangat untuk bisa menemukan CVR atau Cockpit Voice Recorder yang di perkirakan lokasinya tidaklah jauh dari temuan yang pertama (Silahkan Baca Tulisan Artikel Saya - Mengenal Lebih dekat Tentang FDR & CVR - 2 Tahun Yang Lalu Di Kompasiana)

Perlu di ketahui juga bahwa lokasi kejadian, bukanlah lokasi yang di bilang tidak bersahabat yaitu perairan.Sehingga di perlukan penanganan evakuasi yang tepat guna.Sehingga apa yang di lakukan oleh pihak penolong tidaklah semudah membalikan telapak tangan.Kondisi alam sangatlah menentukan & berperan penting di dalamnya.Berdasarkan hasil survei, wilayah laut tersebut dangkal namun memiliki lumpur yang tebal serta ber arus laut kuat. Sehingga sangat di perlukan koordinasi yang tepat untuk bisa beroperasi di daerah tersebut.Sehingga hasil yang di dapatkan bisa maksimal seperti harap semua pihak.

RUMOR ASUMSI LIAR YANG BEREDAR DI MASYARAKAT

Berbagai asumsi atau penyebab di lontarkan oleh masyarakat dalam musibah ini.Ada yang menyatakan, karena cuaca buruk, pesawat tua, kurang rawatan, ekonomi perusahaan penerbangan, hingga virus Corona.Saya akan coba menjawab berdasarkan fakta yang real & ada di lapangan saat ini.

* Cuaca Buruk > Memang pada hari itu telah terjadi penundaan penerbangan SJ 182 dengan tujuan Pontianak sekitar 1 jam oleh pihak Sriwijaya Air.Namun setelah di rasa cuaca membaik dengan syarat atau kondisi keamanan telah terpenuhi.Maka di berangkatkanlah pesawat tersebut.

Ada pun ada penerbangan lain seperti Sriwijaya Air SJ 184 juga melakukan take off & mencapai ketinggian jelajahnya dengan aman beserta penerbangan dari pesawat dari maskapai yang lainnya.Sehingga cuaca bisa di katakan tidak menjadi masalah* (Untuk Saat ini)

* Pesawat Tua > Pesawat Boeing 737 - 500 Classic Series ini di operasikan pertama kali pada Tanggal 13, Bulan Mei, tahun 1994 - Namun perlu di ketahui yang namanya pesawat terbang supaya Life Time nya terus muda harus melakukan Maintenance secara ketat & berkala yang terbagi atas 4 bagian utama yaitu :

 1 > A Check : Maintenance yang di lakukan setiap 1 bulan atau setelah pesawat mencapai jam terbang antara 300 hingga 650 jam terbang

2 > B Check : Maintenance yang di laksanakan setiap 5 bulan mencakup pembersihan, pelumasan, penggantian ban & baterai, serta inspeksi struktur bagian dalam pesawat

3 > C Check : Maintenance yang di laksanakan setiap 15 hingga 21 bulan atau setelah pesawat mencapai antara 4000 hingga 6400 jam terbang

4 > D Check : Maintenance yang di laksanakan setiap 6 tahun atau setelah pesawat mencapai antara 24.000 hingga 28.000 jam terbang

5 > Daily Chech : maintenance pesawat setiap hari pada waktu sebelum & sesudah pesawat melakukan suatu penerbangan

Nottes : Untuk Boeng 737 - 500 Series untuk C Check nya adalah setiap 4000 jam terbang - Jadi tidak ada ceritanya pesawat tua karena sebenarnya pesawatnya dalam kondisi bagus atau baru terus.

* Pesawat Kurang Rawatan > Telah Terjawab dengan yang di atas

* Ekonomi Perusahaan Penerbangan > Dari pengamatan & Auditor Aviasi pihak Perusahaan Penerbangan Sriwijaya Air dalam kondisi sehat atau tidak mempunyai permasalahan keuangan yang akan berakibat atau mengganggu operasional dari perusaaah tersebut

* Virus Corona > Seluruh Air Crew sebelum & sesudah melakukan penerbangan akan di check kesehatannya oleh pihak kesehatan perusahaan atau bandara.Sehingga sangat kecil kemungkinannya terkena wabah Covid 19.Pihak Air Crew yang sakit tidak akan pernah di ijinkan atau di larang untuk bertugas dengan alasan apa pun juga

SEKILAS INFO MENGENAI TAKE OFF & LANDING PESAWAT TERBANG

Perlu di ketahui bahwa kecelakaan pesawat terbang sering terjadi pada waktu Take Off atau Landing (80 %) serta sangat jarang pada waktu terbang jelajah (Cruise) Ada istilah yang di gunakan dalam bahasa Aviasi untuk hal tersebut yaitu " Critical Eleven " lalu apa itu Critikal eleven itu sebenarnya ?

Ada 2 bagian utama Yaitu :

* Take Off Position > Pada 3 menit pertama suatu penerbangan.Pilot akan melakukan kontrol  kecepatan & posisi stabil dari pesawat yang di terbangkannya setelah lepas landas.Dalam posisi ini kecepatan pesawat akan di tekan secara penuh " Full Speed " hingga terbang pada ketinggian tertentu yang telah di tetapkan oleh pihak ATC

* Landing Position > Pada 8 menit terakhir dari suatu penerbangan.Pilot akan melakukan kontrol & posisi stabil dari pesawat yang di terbangkannya menuju landasan  yang menjadi tujuannya.Dalam posisi ini kecepatan pesawat akan di kurangi " Reduce Speed " serta mengkonfigurasikan nya dengan peralatan lainnya dalam membantu pendaratan.Serta turun pada ke ketinggian tertentu yang telah di tetapkan oleh pihak ATC

Critical Eleven ini adalah suatu phase yang sangat penting dalam penerbangan suatu pesawat terbang.Sehingga di perlukan ketelitian & keseriusan yang sangat tinggi  bagi para Cockpit Crew untuk melaksanakannya.Oleh karena itu tidak di perkenankan bagi siapa pun untuk mengganggunya (jika Darurat Di Perbolehkan) termasuk dalam hal ini dari pihak Cabin Crew atau Air Crew yang ikut dalam suatu penerbangan.Komunikasi secara intensif hanya  boleh di lakukan oleh pihak Cockpit Crew  dengan pihak Air Traffic Control bandara keberangkatan atau tujuan

SEKILAS INFORMASI KESELAMATAN PENERBANGAN

Dalam dunia penerbangan selalu mencari yang namanya  " Kesempurnaa "  namun sekali lagi sangat sulit untuk mencapai kalimat yang bertuah tersebut.Sangat banyak inovasi yang di lakukan oleh para pelaku yang bergelut di bidang yang kaya akan inovasi, karya cipta, teknologi serta padat modal ini.Salah 1 nya adalah " Bagaimana Supaya Pesawat & Seisinya Bisa Selamat Apa Bila Mengalami Masalah " Sangat banyak  temuan yang di uji cobakan pada pesawat yang ada di dunia saat ini.misalnya saja menyediakan pelampung & rakit karet penyelamat untuk para penumpang & Air crew yang akan sangat berguna apabila pesawat mengalami pendaratan darurat di perairan.Yang sampai saat ini menjadi salah 1 alat standar keselamatan yang harus tersedia di dalam sebuah pesawat terbang.

SEKILAS INFO PROSEDUR MENERBANGKAN SEBUAH PESAWAT TERBANG

Sebenarnya pesawat adalah sebuah moda transportasi yang sangat aman di gunakan.Karena sebuah pesawat yang akan melakukan suatu penerbangan akan melalui berbagai macam pemeriksaan keselamatan & keamanan yang ketat serta berlapis.Sehingga bisa di katakan dari semua tingkatan transportasi yang ada di dunia saat ini.Maka posisi pesawat adalah terletak pada bagian atas.

Salah 1 contoh saja di pesawat ada yang namanya dokumen Minimum Equipment List (MEL) yang di buat oleh pihak perusahaan penerbangan dengan seijin serta persetujuan dari pihak Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sebagai regulator.Perlu juga di ketahui bahwa MEL ini berisikan :

1 > Daftar Peralatan Minim Pesawat terbang

2 > Acuan untuk memastikan apakah pesawat dapat beroperasi atau tidak (Go Or No Go) ketika terdapat bagian dari pesawat mengalami suatu gangguan 

3 > Dll

Dengan adanya MEL ini pilot akan bisa mengambil keputusan untuk bisa memberangkatkan atau membatalkan suatu penerbangan.Di samping itu perlu juga di ketahui bahwa MEL di buat berdasarkan dari dokumen Master Minimum Equipment List (MMEL) dari pihak produsen pesawat.Sehingga persyaratan MEL tidak boleh rendah dari MMEL

KONSEP CABIN BERPARASUT PENYELAMAT PESAWAT TERBANG

Seorang inovator berasal dari negara Rusia yang bernama Vladimir Taterenko menciptakan cabin penumpang yang bisa di bongkar pasang & di lengkapi dengan parasut.Metode yang di lakukan adalah dengan cabin penumpang yang di rancang khusus dengan pesawat pembawanya.Yang mana pada cabin tersebut bisa di lepas & pisahkan dari pesawat induk.Pada waktu pesawat hendak melakukan penerbangan maka cabin akan di pasang sesuai dengan konfigurasi yang di inginkan.Apakah itu membawa penumpang, barang, atau barang & penumpang sekaligus.Sehingga dengan 1 pesawat maka akan di dapatkan efisiensi 2 pesawat sekaligus yaitu : Pesawat Cargo atau Penumpang.Sistem ini sangat mirip dengan Heavy Lift Helicopter Sikorsky CH 54 Tarhe (1962) dari Amerika yang mampu membawa peti kemas yang berisikan peralatan atau penumpang (Tentara) dengan maksimal daya angkutnya sebesar 21 Ton.Yang mana apabila tidak di pasangi peti kemas atau cabin, maka sangat mirip seperti helicopter rusak dengan hanya bagian cockpit di depannya.

Namun sayangnya inovasi dari Vladimir Taterenko yang terbagi atas 1 & 2 ini.hanyalah masih berupa Blue Print Concept saja & belum berbentuk seperti prototipe nyata sebuah pesawat terbang.Ide yang di munculkan adalah : Dengan memperlengkapi cabin dengan sistem parasut penyelamat yang di tempatkan pada setiap ujung (4 Sudut) dari cabin.Maka apabila pesawat mengalami suatu masalah dalam penerbangannya (Take Off - Cruise - Landing) Cabin akan bisa di lepaskan dari pesawat induknya.Sehingga penumpang, Air Crew & barang bisa selamat dari kecelakaan pesawat terbang.

Sistem parasutnya sendiri di perlengkapi beberapa mesin jet pembalik arah  yang berguna untuk menahan jatuhnya cabin secara keras pada permukaan tanah atau perairan.Ide konsep ini coba di tawarkan kepada para produsen pesawat terbang dunia.namun hingga saat ini belum ada yang mau mengadopsinya.

Namun jika melihat pada perusahaan General Dynamic yang menciptakan pesawat tempur pembom F 111 Aardvark.Maka akan di temukan capsule penyelamat yang berupa cockpit pesawat tempur yang akan terlepas apa bila pesawat mengalami keadaaan darurat dalam penerbangannya.Capsule penyelamat ini di perlengkapi parasut yang akan mengembang  & fungsi serta layaknya seperti yang di usulkan oleh  Vladimir Taterenko.

cirrusaircraft.com
cirrusaircraft.com

PARASUT PESAWAT TERBANG YANG TELAH DI GUNAKAN PADA SAAT INI

Bukan tidak mungkin sebuah pesawat di perlengkapi dengan parasut.Karena parasut di ciptakan dengan tujuan untuk wahana keselamatan atau menyelamatkan penggunanya di berbagai bidang.Salah 1 nya yang menjadikan parasut sebagai bagian keselamatan dari pesawat produksinya.Adalah  produsen pesawat terbang Cirrus & Cessna yang mewujudkannya dalam bentuk pesawat Cirrus SR 20 & Cessna 150.Sebuah pesawat single engine dengan kempuan daya angkut 5 orang - 2 Pilot & 3 Penumpang.Pesawat yang mempunyai sistem yang di namakan " Cirrus Airframe Parachute System " Yang mempunyai pungsi utamanya adalah untuk menyelamatkan pesawat & seisinya.Apabila mengalami masalah dalam penerbangannya.

Posisi parasut ini di rancang sedemikian rupa oleh pihak Cirrus berada tepat pada bagian Centre Of Gravity dari pesawat Cirrus SR 20 & 22 sehingga balance.Apabila pesawat dalamkeadaan darurat pilot harus segera mengaktifkan tuas penarik yang berada di gabian langit - langit cockpit pesawat.Sehingga dengan demikian parasut akan keluar mengembang dari tempat penyimpanannya.Begitu parasut raksasa itu mengembang, maka kecepatan penurunannya adalah sekitar 518 Meter Per menit.

Akibatnya jatuh pesawat akan tertahan & otomatis menyelamatkan pesawat  serta seisinya.Namun kelemahannya adalah parasut tidak bisa di kendalikan oleh pihak pilot.Akan tetapi dengan adanya sistem keselamatan ini saja maka adalah hal yang sangat luar biasa dalam dunia penerbangan.Tentunya lagi akan menjadi barometer bagi para produsen pesaawat dunia untuk bisa melengkapi pesawatnya dengan keselamatan sejenis di masa sekarang atau di masa yang akan datang.Pesawat Cirrus SR 20 & 22 ini bukanlah konsep semata.Akan tetapi telah di jual serta produksi sebanyak hampir 6215 buah.

Perlu di ketahui bahwa parasut penyelamat pesawat yang di gunakan oleh pihak produsen pesawat Cirrus & Cessna adalah buatan dari Ballistic Recovery System (BRS) yang berlokasi di kota Miami - Florida - Amerika serta di dirikan oleh Boris Popov.Serta parasut ciptaannya ini telah di sertifikasi & mengantongi ijin dari Federal Aviation Administration pada tahun 1993.Hingga saat ini populasi parasut ini di produksi sebanyak hampir 67.945 buah & di pasang hampir sekitar 10 % pada pesawat sekelas Cirrus & Cessna  di dunia.

Berdasarkan dari parasut penyelamat pesawat dari BRS ini seorang peneliti & pemerhati dunia penerbangan dari Brunei University British, yang bernama Guy Gratton menyatakan " Dari Sisi Tekhnology Sangatlah Memungkinkan Melengkapi Pesawat Komersial Dengan Parasut " Pertanyaannya adalah : Bagaimana jika di pasang pada pesawat Booeing 747 - 400 dengan 500 orang penumpang & barangnya apakah bisa ?

Boris Popov mengatakan untuk menyelamatkan pesawat & seisinya di perlukan 21 buah parasut dengan ukuran masing - masing seluas lapangan bola ukuran standar.Dengan kalkulasi perhitungannya butuh luasan sekitar 0.1 Meter Per Segi untuk membawa bobot 500 gram untuk turun dengan selamat hingga ke tanah.Dengan syarat utama hanya bagian cabin saja.Sedangkan bagian mesin & sayap pesawat tidak termasuk di dalamnya.Atau dalam artian harus di buang secara mekanis (Mirip Ide dari Vladimir Taterenko)

Jadi untuk apa di perdebatkan sesuatu yang mulai menjadi bagian keselamatan sebuah pesawat terbang & seisinya.Jika teknology telah mulai bergerak menuju ke sana pada akhirnya juga.Toh cepat atau lambat kita akan menyaksikan hal di atas pada waktunya nanti.

SAHABATKU ADALAH SENIORKU

(Alm) Capt.Afwan (Pilot In Command) adalah seorang yang sangat bersahaja.Serta seorang ahli ibadah yang melaksakan ajaran agama Islam tapa syarat apa pun juga.Hal ini adalah merupakan bagian dari kesehariannya dalam melaksanakan tugas sebagai seorang Penerbang Senior di Sriwijaya Air.Ciri khas yang paling lekat pada dirinya adalah : Sering menggunakan peci putih & jika di pandang sangat serasi dengan rambut serta jenggotnya yang mulai memutih.

Beliau adalah mantan penerbang dari Indonesia Air Force (TNI - AU) ia mampu menerbangkan pesawat Cassa C 212 Series & Hercules C 130 Series.Perlu juga di ketahui beliau merupakan Penerbang Ikatan dinas Pendek (IDP) Angkatan IV tahun 1987.Serta mengabdi di Indonesian Air Force kurang lebih 11 tahun.

Hal yang paling berkesan pada beliau adalah: Beliau sangat mengayomi para orang yang di kenalnya & merupakan pribadi yang ramah sekaligus tegas.Serta tulus iklas dalam setiap kesempatan yang di milikinya.Ia sering memberikan tausiah kepada para sahabat, teman & keluarga besar atau orang yang di kenalnya.Tangannya selalu di atas, untuk selalu bisa memberikan bantuan pada setiap orang yang memerlukan bantuannya.Ia akan menolongnya tanpa pamrih.

Sekarang beliau telah tiada bersama yang lainnya.Tidur panjang di alam penantian & berselimut dengan kedamaian abadi.Semoga dosa kalian semua di ampuni oleh Allah SWT.Serta di berikan tempat yang layak sesuai dengan amal ibadah masing - masing.Selamat jalan Capt.Afwan, Air Crew & penumpang Sriwijaya Air SJ 182.Kenangan akan kalian tidak akan pernah hilang dari ingatan kami semua hingga akhir menutup mata.Amiin Yaa Rabbal Alamiin.

Untuk Para keluarga korban semuanya semoga di berikan ketabahan & kekuatan atas musibah yang terjadi saat ini.Tetaplah melangkah dengan tegar.Karena waktu akan menghapus semua  duka nestapa yang kita alami saat ini.Insya Allah.Amiin Ya Rabbal Alamiin.

PENUTUP TULISAN ARTIKEL

Himbauan kepada semua pihak " JANGAN MENGELUARKAN PERNYATAAN TANPA BUKTI YANG KUAT SECARA LISAN & TULISAN "  mengenai musibah di atas.Biarkanlah pihak yang berwenang dalam hal ini National Transportation Safety Board atau Komite Nasional Keselamatan Transportasi Republik Indonesia yang menanganinya.Karena tugas utamanya adalah :

* Melakukan Investigasi yang meliputi analisis & evaluasi penyebab terjadinya kecelakaan transportasi

* Melakukan Kerja Sama untuk investigasi & penelitian penyebab utama kecelakaan transportasi dengan organisasi lain.Yang berkaitan dengan penyebab kecelakaan transportasi di suatu negara anggota International Aviation organization (Chicago convension - Chapter 26 - 1944)

* Memberikan Rekomendasi  untuk penyusun & perumusan kebijaksanaan keselamatan transportasi serta upaya pencegahan kecelakaan transportasi

Karena investigasi bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dengan penyebab yang sama & bukan untuk mencari siapa yang bersalah.Akan tetapi lebih menekankan pada azas yang salah dalam suatu kecelakaan transportasi (Anex 13 ICAO)

Sehingga " APABILA ANDA BUKAN " Termasuk dari lembaga berwenang di atas.Maka jangan pernah mengeluarkan asumsi yang salah atau tanpa bukti.Sehingga bisa berakibat hukum pada anda nantinya.Terima Kasih. 

Salam Hormat & Turut Berbela Sungkawa

Capt.Maha Dewa Agni Jatayu     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun