Pada Hari ini Jum,at, Tanggal 15, Bulan Januari, Tahun 2021, Jam 16.30 Sore, Kota Kuala Lumpur, Negara Malaysia.Sudah lama & hampir sekitar 2 tahun (Terakhir, 07 Desember 2018) saya tidak menulis masalah penerbangan atau yang lainnya dalam Blog Kompasiana.Hal ini di sebabkan oleh kesibukan saya yang sangat padat.Sehingga tidak memungkinkan saya untuk melakukannya.Kalau pun ada, itu hanya sekedar komentar kepada artikel yang saya anggap menarik di sela waktu luang saya.Sekalian bertegur sapa dengan para sahabat lama atau teman baru di Blog Kompasiana.
SELAYANG PANDANG
Kembali ingatan saya terbuka lebar pada kejadian 2 tahun yang lalu, akan musibah yang menimpa pesawat Lion Air JT 610 - Boeing 737 MAX 8 - PK : LQP.Yang mana membuat publik di Republik Indonesia dari Sabang hingga Merauke tersentak kaget & sekaligus berduka akannya.Sebuah musibah yang membuat setiap insan ikut terlarut dalam duka, akibat jatuhnya korban jiwa yang sangat banyak.
Sehingga pada akhirnya pembekuan operasi penerbangan setiapmaskapai penerbangan dunia yang menggunakan pesawat Boeing 737 MAX 8
Dari pihak Boeing sendiri langsung menghentikan produksi & pengiriman atau jadwal ulang pesawat tersebut kepada para pemesannya.Semua pihak yang terkait dalam dunia penerbangan bersatu padu untuk bisa menuntaskan & mencari penyebab kecelakaan udara yang sangat tragis tersebut di atas.Suatu pekerjaan berat yang pada akhirnya bisa di tuntaskan juga pada akhirnya.
Oleh karena temuan itu, pihak Boeing yang merupakan produsen pesawat Boeing 737 MAX 8.Di putuskan atau di nyatakan bersalah serta di haruskan untuk mengganti semua kerugian khususnya kepada ahli waris korban dari jatuhnya pesawat Lion Air JT 610.
SEJARAH BERDIRINYA PERUSAHAAN PENERBANGAN SRIWIJAYA AIR
Sebelum itu perkenankanlah saya untuk mengenalkan sejarah berdirinya Sriwijaya Air pada para pembaca kompasiana.Perlu di ketahui PT.Sriwijaya Air di dirikan adalah sebagai perusahaan Swasta Murni.Yang mana pendiriannya sendiri di lakukan oleh Chandra Lie, Hendri Lie, Johannes B & Andy Halim yang merupakan pengembangan dari Usaha Penjualan Tiket Rajawali Citra Megah Perkasa Travel.
Dengan di bantu oleh tenaga ahli di bidangnya yakni : Supardi, Capt.Kusnadi, Capt.Adil W, Capt.Harwick I, Gabriella, Suwarsono & Joko Widodo.Dengan bermodalkan 1 buah pesawat Boeing 737 - 200 Classics Series.
Adapun untuk logo dari Sriwijaya Air sendiri di ambil dari Bahasa China " RU - YI " yang mempunyai maksud " Bahwa Yang Kita Inginkan Atau Usaha harus Yakin Tercapai " Serta pesawatnya sendiri di dominasi Warna Putih yang melambangkan " Ke Ikhlasan& Kebersihan Hati Segenap Insan Sriwijaya Air Dalam Melayani Para Pengguna Jasanya " Warna Biru melambangkan " Pelayanan Terbang Sriwijaya Ke Seluruh Penjuru Nusantara " Warna Merah melambangkan " Sriwijaya Air Harus Berani & Bijaksana Dalam Menyelesaikan  Masalah Atau Mengambil Keputusan " Sedangkan Tulisan Warna Hitam SRIWIJAYA AIR melambangkan " Keinginan Menjadi Perusahaan Penerbangan Yang Besar Layaknya Kerajaan Sriwijaya " Lekukan Gambar Hati di atap pesawat melambangkan " Seluruh Insan Di Sriwijaya Air Yang Memiliki Rasa Cinta Terhadap Perusahaan & Seluruh Pendukungnya "
Penerbangan Sriwijaya Air sendiri di lakukan pada tanggal yang memiliki arti sejarah yang tinggi bagi Rakyat & Negara Republik Indonesia yatu pada tanggal 10 November 2003.Dengan rute Jakarta - Pangkal Pinang (RR) - Jakarta - Palembang (RR) - Jakarta - Jambi (RR) - Jakarta - Pontianak (RR)