Sesaat setelah bel berbunyi, pintu pagar rumah terbuka. Alangkah terheran Rico. Apa ya ini Ratih? Cantik dan anggun.
"Ayo, Rico masuk. Ada bibi di dalam."
Rico mengangguk dan membuntuti Ratih menuju ruang tamu. Rico terheran-heran melihat taman yang luas dan tertata rapi.
Bibi hadir ditengah-tengah mereka. Siap dengan teh hangat.
"Silahkan Mas."
"Bibi, jangan jauh-jauh ya. Siapa tahu Ratih ada keperluan." Bibi Ratih mengangguk.
"Silahkan minum Rico. Ini pisang gorengnya."
"Ratih yang goreng?"
"Ndak. Bibi. Bibi tahu kesukaan Ratih."
"Tapi Ratih ndak bisa goreng khan?"
"Ye, mentang-mentang. Ratih jago masak lho."
"Syukurlah, pas."
"Maksudmu, Rico?"