Senin, 24 Nopember
Seperti biasa suasana sekolah sangat ramai. Hari itu upacara bendera ditiadakan karena sekalian akan dilaksanakan tanggal 25 Nopember bertepatan dengan hari guru. Diantara ratusan siswa, tampak Widia beserta teman-teman kelas lima, tidak seriang siswa kelas
lainnya. Mereka pasti bersedih karena Bu Yunita guru kelasnya masih tidak bisa hadir.
"Wid, katanya kamu dapat kerumah Ibu Yunita. Bagaimana keadaan Ibu?" Jafar bertanya terkesan sangat serius.
Â
"Ya, bener, gimana keadaan ibu guru Wid?" Viona menimpali bertanya.
Widia berusaha menutupi keadaan Ibu Yunita. "Bu guru baik-baik teman-teman. Cuman beliau perlu istirahat."Jawaban pendek Widia, tentu menimbulkan kecurigaan.
"Teman-teman, besok aku kerumah Bu Yunita lagi. Kalau ada yang nitip sesuatu silahkan dibawa besok ya. Tapi jangan yang berat-berat."
Selasa, 25 Nopember
Sepulang sekolah, Widia bergegas mempersiapkan barang dan ada juga uang titipan dari teman-temannya. Kebetulan hari ini siswa dipulangkan lebih awal karena peringatan hari guru. Widia ingat akan janjinya, membawakan buah pepaya buat Ibu Yunita. Setelah semua siap, Widia berjalan kaki menuju rumah Bu Yunita.
Kurang lebih empat puluh menit, Widia sudah sampai di rumah kos Bu Yunita. Ada rasa curiga yang menggelayuti perasaan Widia. Dia tidak melihat satu orangpun kerabat Bu Yunita kelihatan. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Terlihat di kamar kos nomer dua ada seorang ibu. Ia memberanikan diri bertanya.