Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Panggil Daku Guru (Cerpen Renungan Bagi yang Masih Mencintai Guru)

18 Maret 2024   20:06 Diperbarui: 18 Maret 2024   20:18 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar poto pixabay gratis

Bu Yunita diangkat menjadi guru P3K, setelah 5 tahun mengabdi.

"Mengheningkan cipta mulai...," suara Yunita tegas tapi terdengar sejuk. Semua peserta upacara menundukan kepala. Termasuk Bapak Kepala Sekolah. Jalannya upacara lancar sampai berakhir. Ini pengalaman pertama Yunita sebagai pembina upacara.

Anak-anak berlarian. Hampir semua masuk kelas. Hampir bersamaan, mereka keluar dan ditangannya memegang bingkisan. Ada banyak siswa yang memegang seikat bunga. Mereka lelihatan bahagia menemui guru mereka, sambil memberikan bingkisan.

"Ini buat ibu. Hanya setangkai bunga mawar," kata Widia siswa kelas lima. Wajahnya sedikit bersedih.

 

Sambil membungkuk Bu Yunita mengambil bunga itu dan berucap. "Terimakasih nak Widia. Ibu senang sekali bunga pemberianmu. Itu bunga kesukaan ibu."

"Tapi Widia merasa sedih tak bisa memberikan ibu apa-apa. Orang tuaku tak punya uang." Widia menunduk berucap.

Bu Yunita menatap dan membelai rambut Widia. "Nak Widia. Kamu jangan bersedih. Pemberian bunga ini sudah lebih dari cukup. Percayalah ibu bahagia atas pemberianmu."

Bu Yunita, berbalik memberikan Widia bingkisan kepada Widia. Selanjutnya mereka masuk kelas kerena jam belajar sudah dimulai. Namun hanya sesaat, anak-anak dipulangkan, agar para guru bisa menikmati ulang tahun guru di rumah.

*****

Dua harinya bertepatan dengan hari senin. Anak-anak sekolah seperti biasa. Mereka dengan tertib belajar.Tapi anak-anak kelas lima merasa bersedih karena ibu Yunita tidak sekolah. Yunita menjadi guru kelas sekaligus wali kelas di kelas lima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun