Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Helai Rambut di Kanvas (1)

19 Juli 2023   19:11 Diperbarui: 19 Juli 2023   19:15 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sampai jumpa Mas Dedi". Lely melampaikan tangannya dan mobilpun melaju.

Dedi melambaikan tangannya juga. Dia memandangi mobil perlahan terus menjauh. Rokok di jemari lupa dia hirup. Tangannya terasa panas. "Uh, ternyata aku terbawa halusinasi. Tumben kali aku terbius gadis model. Tampilannya yang ekspresif pas banget dengan pribadiku yang sedikit liar", pikir Dedi.

Cerita soal Dedi, dia memang salah satu pelukis eksentrik dikalangan pelukis di Ubud. Dedi, pelukis asal Jogja sudah beberapa tahun tinggal di Ubud. Tampilannya terkesan urakan. Mulai dari rambut gimbalnya dibiarkan panjang. Bercirikan baju seringan warna hitam dan celana pendek, sengaja dibalut cat warna-warni. Di bengkel kerja nya orang akan terheran-heran bukan saja karena cat warna yang berserakan, tapi putung rokok yang dia taruh di botol-botol besar bekas minuman yang unik. Ada puluhan botol berisi putung rokok ditaruh di rak.

Kali ini pun Dedi menghirup rokok nya dalam-dalam. Dia fokus menuntaskan lukisan lely. Pastinya dia tidak ingin mengecewakan Lely. Disaat sedang menghaluskan senyum Lely, hp di saku celana berdering.

"Hai, sedang apa mas Dedi?" Suara sedikit agak manja terdengar.

"Sedang ngopi", jawab Dedi santai. Dia memancing biar Lely penasaran.

"Jawabnya memang harus singkat ya?" "Karena aku melukismu"

"Bener Ded?"

"Tak percaya, lihat kesini !". Dedi menghirup rokoknya dalam-dalam. Suara Lely tak didengar lagi.

"Tapi, aku sama ibu di pantai Kuta. Menikmati sunrise". Jawab Lely sedikit manja.

"Ya, sudah. Nikmati aja. Aku disini sedang menikmati tubuhmu".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun