Anjani memandang wajah Dwika. Wajah yang polos lagi ganteng. Bercampur haru dan sedih dia harus menyembunyikan kebimbangannya antara Jenar atau Dwika.
 "Dwik, kita masih punya waktu untuk bertemu. Kalau Tuhan berkehendak, pasti cinta akan kita arungi bersama. Percayalah padaku Dwik."
Perlahan Dwik melepas genggamannya. Anjani lama memandang. Langkahnya terasa berat meninggalkan Dwika. Sesampai di lapangan, Anjani bengong, suasana sudah sepi. Dia bergegas ngambil motor.
Hampir dua hari Anjani ada dalam bayang keraguan. Ternyata mencintai seseorang dengan hati yang tulus itu susah.
Terus bagaimana aku harus memilih? Jawabannya terbawa dalam lelap tidur Anjani.
Bali, 9-6-2023