Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Harus Memilih

12 Juli 2023   20:10 Diperbarui: 12 Juli 2023   20:18 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sambil menikmati makan, Dwika menjawab. "Soalnya saya doyan ayam. Apalagi berisi tepung yang krenyes. Lagian ayam yang aku makan rasanya rada-rada manis. Semanis wajahmu."

"Uh, Dwika. Makan dulu."

"Aku sudah makan. Cuman menunggu jawaban cintamu Anjani."

"Emangnya kamu pernah berucap cinta padaku? "Sering Anjani. Cuman kamunya tidak perhatian."

Anjani mengingat-ngingat. Rasanya Dwika nggak pernah tuh berucap cinta padaku. Anjani penasaran. "Dwika, maaf aku lupa. Kapan kamu pernah ucapkan kata cinta padaku?

Sambil tersenyum Dwika berucap. "Baru san aku berkata cinta padamu Anjani. Lama aku memendam kata itu karena aku tahu kamu perempuan yang serius di kelas ini."

"Iih..., Dwika kamu bisa aja. Kirain kamu sudah lama bilang cinta."

"Anjani, lama atau baru. Yang pasti, aku lama menaruh hati padamu." Dwika memegang tangan Anjani. Anjani mencoba melepaskannya. Ia takut kalau teman- temannya melihat. Apalagi Srik. Anjani takut peristiwa ini seperti sinetron. Ceritanya terus bersambung.

Menoleh kebelakang, ternyata teman-teman Anjani sudah pada hilang. Anjani kemudian minta ijin sama Dwika untuk pulang.

"Dwik, aku pulang ya. Lain kali ceritanya sambung lagi." Anjani memelas sama Dwika.

"Anjani. Tidakah ada waktu sebentar saja untukku? Kamu tahu perasaanku?" Dwik menguatkan pegangan tangan di jeriji Anjani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun