Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kamar Nomer 8 di Hotel Horison

11 Juli 2023   21:16 Diperbarui: 11 Juli 2023   21:24 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kak Tito. Sini dulu! Ririn pura-pura berhias. Oh cantiknya gadisku, pikir Tito, ketika dia melihat pujaannya di cermin. Tito seolah berlari dan langsung mendekap Ririn

"Kak Tito. Aduuh...Lepas. aku panas." Tapi Tito menguatkan pelukannya. Secepat kilat ciuman jatuh di pipi Ririn.

"To, kamu mulai nakal. Situ mandi dulu. Bau ah." Ririn memegang pinggang Tito. Tito melepas pelukannya, menuju kamar mandi. Ririn seolah diam membisu. Kecupan pertama dari Tito, membuat hati Ririn berbunga. Inikah bagian dari cinta? Perasaan Ririn makin mengumbara. Adakah Tito akan memberikan sesuatu yang sulit ku lupakan?. Akankah Tito memiliki diriku sampai batas yang tidak pantas? Apakah aku berserah begitu saja buat kekasihku yang pertama? "Ah, lebih baik pasrah saja", pikirnya.

Tito keluar dari kamar mandi. Ririn menjemput dengan memegang tangan Tito.

"Kok masih bau, pasti tidak pakai sabun ya?, Ririn memancing. Secepat kilat Tito mendorong Ririn. Mereka berdua merebah di kasur.

"Aku cukup mencari harum di tubuhmu."

"To, ah, kamu jangan begini. Tito." Ririn berusaha melepas cengkraman Tito.

"Hanya untuk kali ini Ririn."

"Tito nanti ada waktunya. Kita belum apa-apa."

Tito tersadar dan melepas pelukannya. Mereka berdua merapikan pakaian yang sempat sembrawut.

"To, aku mohon pamit ya. Besok aku harus balik ke Bandung untuk meneruskan kuliah. Libur semester pasti aku menemuimu lagi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun