Mohon tunggu...
DEVY INTANPUJIAWATI
DEVY INTANPUJIAWATI Mohon Tunggu... Dosen - Guru, Tutor, Dosen, dan Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini

Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analilis Buku Children's Thinking Cognitive Development and Individual Differences

11 Desember 2022   12:39 Diperbarui: 11 Desember 2022   13:01 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam tulisannya di bagian awal abad kedua puluh, Vygotsky ser sebagainya dua tema utama yang membentuk foundationn teori sosial budaya dari pembangunan. Pertama. perkembangan kognitif terjadi dalam interaksi sosial. Vygotsky dikonsep interaksi sosial bukan sebagai kekuatan eksternal yang memicu perubahan dalam diri individu tetapi sebagai bagian integral dari mekanisme perubahan perkembangan itu sendiri. Kedua, yang merupakan alat untuk bertindak atas environtment, dan alat-alat psikologis, yang merupakan alat untuk berpikir. Vygotsky melihat bahasa sebagai alat psikologis yang paling penting.

Teori sosial budaya modern telah dibangun di atas tema-tema ini dalam beberapa cara. Salah satu fokus penting teori modern tentang peluang anak-anak miliki untuk belajar dan untuk berpartisipasi dalam kegiatan. Peluang ini tergantung pada kedua norma-norma budaya dan praktek-praktek sosial. Fokus utama kedua adalah pada sifat dari kemampuan kognitif yang diperlukan untuk pembelajaran sosial dan budaya. Ini termasuk kemampuan untuk membangun intersubjektivitas dan kemampuan untuk memahami lain sebagai seperti diri sendiri dalam hal memiliki tujuan, niat, dan keadaan mental.

MEMORY DEVELOPMENT 

Memory adalah serangkaian pengalaman yang telah dialami oleh seseorang. Baik itu pengalaman yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Pengalaman ini begitu membekas sehingga masih diingat oleh orang tersebut. Dan apabila memori tersebut merupakan pengalaman yang buruk maka dia akan berusaha untuk tidak mengungkapkan kembali.

Memori dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu :1. Penggunaan simbol-simbol untuk kemudian disimpulkan ingatan seseorang tidak terbatas, kenangan adalah campuran dari apa yang pernah di lihat, dialami kemudian mereka menyimpulkannya. 2. Menyimpan pengalaman dan kenangan seseorang akan tersimpan di dalam pikirannya, namun dengan berjalannya waktu kenangan tersebut akan perlahan-lahan hilang. 3. Mengeluarkan kembali/menceritakan kembali pengalaman dan kenangan  seseorang akan mudah terungkap dengan berbagai pertanyaan yang mengingatkan mereka kembali.

Ada 4 kesimpulan dari memori seseorang/anak :1. Anak-anak yang mendapatkan pengalaman, kemudian menyimpannya dan pada saatnya diulang kembali. 2. Keterangan anak-anak lebih terpercaya. 3. Anak lebih terkena pada pertanyaan yang menyesatkan. 4. Pada anak yang mempunyai pengalaman pribadi akan lebih rentan terhadap pertanyaan  yang menyesatkan. Yang dikembangkan dalam ranah memory adalah : Anak-anak yang usianya lebih tua memiliki daya ingat yang lebih baik, Anak-anak yang usianya lebih tua memungkinkan memorinya lebih banyak dipakai, lebih efisien dan fleksibel, Anak-anak yang lebih tua memahami bagaimana memori itu bekerja, dan menggunakannya dengan lebih efektif, serta memori sebelumnya merupakan pengalaman awal seseorang.

Tahapan -- tahapan memory : explicit dan implicit memory, implicit memory, association, recognitif, imitation and recall, insight, generalization, and  integration  of experiences (membentuk pengetahuan yang dalam, menyamakan dan menyatukan pengalaman), inhibition, processing capacity, processing speed, evaluation / kesimpulan , basic processes and the puzzle of infantile amnesia, serta strategies.

Metakognisi dapat dibagi menjadi dua jenis pengetahuan: (1) eksplisit, yaitu sadar atau pengetahuan faktual, dan (2) implisit yaitu, tidak sadar atau pengetahuan prosedural (Brown, Bransford, Ferrara & Campione, 1983). Sebagai contoh pengetahuan metakognitif eksplisit, yaitu anak-anak prasekolah yang menyadari bahwa lebih mudah untuk mengingat beberapa item daripada banyak. Namun, banyak pengetahuan metakognitif tidak sadar; perilaku pengaruh pengetahuan tanpa kita menyadarinya. Pengetahuan metakognitif seperti implisit jelas ketika pembaca yang baik memperlambat membaca mereka ketika buku menjadi sulit, bahkan tanpa menyadari bahwa mereka melakukannya. Pada bagian ini, kita memeriksa pengembangan baik pengetahuan metakognitif eksplisit dan implisit dan bagaimana mereka mempengaruhi kemampuan anak untuk mengingat.

PROSES-INFORMASI PADA ANAK DALAM MENCIPTAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) 

Pada hakikatnya pendekatan proses-informasi (dalam memecahkan suatu masalah atau problematika) yaitu suatu pendekatan yang digunakan oleh suatu individu untuk menganalisis bagaimana individu tersebut memanipulasi informasi, memonitor, dan menciptakan strategi-strategi untuk menangani sebuah permasalahan. Dalam suatu pemrosesan informasi yang efektif  tidak bisa lepas dari sebuah perhatian, memori, dan berpikir. Dalam pendekatan proses-informasi ini, perkembangan kognitif anak merupakan hasil kemampuan mereka untuk menyelesaikan keterbatasan-keterbatasan pemrosesan melalui penggunaan operasi-operasi dasar yang kian meningkat, perluasan kapasitas pemrosesan informasi, dan pencapaian strategi-strategi serta pengetahuan baru.

Ada tiga cara pandang pemecahan masalah (mekanisme penting dalam perubahan) yakni meliputi, task analysis (analisis tugas) adalah pengujian masalah secara hati-hati yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi proses yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah (Siegler dan Alibali, 2005:343). Dalam situasi dimana seseorang memecahkan masalah secara efisien, task analysis (analisis tugas) bisa menunjukkan apa yang mereka akan lakukan, member saran tempat dimana mereka dapat menemukan kesulitan, serta sumber kesulitannya dimana;  encoding (menyandi atau memberi sandi) adalah suatu proses informasi mencapai memori. Proses ini melibatkan cara mengidentifikasi informasi secara kritis dalam sebuah situasi dan menggunakannya untuk membangun sebuah gambaran internal dari suatu situasi (Siegler dan Alibali, 2005:344). Perubahan-perubahan dalam keahlian kognitif anak bergantung pada meningkatnya keahlian menyandikan informasi yang relevan, sekaligus mengabaikan informasi yang tidak relevan; mental models (model mental) menurut Crowder (1996) untuk memecahkan masalah, orang atau individu sering membangun mental model dan apa yang mereka perlu lakukan untuk memecahkan masalah tersebut. Bahkan anak muda membentuk mental model, bagaimana suatu sistem yang kompleks bekerja. Sedangkan Halford (1993) mengidentifikasikan beberapa ciri utama dari mental model yang bagus, yang terpenting dari semuanya yaitu mental model secara akurat menggambarkan atau merepresentasikan struktur masalah, sehingga hubungan antara semua komponen mental model semestinya sejajar dengan hubungan yang sangat penting dalam masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun