Mohon tunggu...
dBee Inspiration
dBee Inspiration Mohon Tunggu... -

Salam Edukasi Baik (menebar manfaat demi meraih ridho Allah swt.)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

30 Hari Bercerita di Januari 2018

4 April 2018   17:02 Diperbarui: 4 April 2018   17:19 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

HARI KE-23

Pohon tua.
Suatu ketika, sebatang pohon rindang menjadi tempat hidup beberapa burung. Mereka bergantung hidup membuat sarang, lubang, dan mengerami telur di dalam pohon. Pohon senang karena mendapat teman. Manusia bersyukur atas keberadaan pohon tersebut. Mereka kerap singgah duduk berteduh dan membuka bekal makanan. Waktu terus berjalan. Sang pohon sakit-sakitan. Daun mulai kekuningan, ranting berjatuhan. Tubuhnya kurus dan pucat. Tak ada kegagahan. Burung enggan bersarang di sana. Manusia tidak ingin mendekati dan singgah berteduh. Sang pohon sedih. "Ya Allah, mengapa begitu berat ujian yang Kau berikan padaku? Aku ingin teman, tak ada lagi yang mendekatiku. Mengapa Kau ambil semua kemuliaan yang pernah aku miliki?" begitu ratap sang pohon, hingga terdengar ke seluruh hutan. "Mengapa tak Kau tumbangkan saja tubuhku, agar aku tak perlu merasakan siksaan ini?" Sang pohon terus menangis, membasahi tubuhnya yang kering. Musim telah berganti, keadaan tidak berubah. Sang pohon tetap kesepian. Batangnya semakin kering. Ratap dan tangis terdengar setiap malam. "Cittt... cericirit... cittt" "Ah suara apa itu?" Ternyata, seekor anak burung menetas. Sang pohon terhenyak dalam lamunannya. "Cittt... cericirit... cittt", Satu... Dua... Tiga... dan, empat anak burung lahir ke dunia. "Ah, doaku di jawab-Nya," begitu seru sang pohon. Keesokan hari, burung beterbangan ke arah pohon. Mereka, membuat sarang-sarang baru. Ternyata batang kayu yang kering, mengundang burung jenis tertentu tertarik bersarang di sana. Burung merasa lebih hangat berada di dalam batang yang kering, ketimbang sebelumnya. Jumlahnya lebih banyak. Sang pohon kembali bergembira. Ketika melihat ke bawah, hatinya kembali membuncah. Ada sebatang tunas baru yang muncul di dekat akarnya. Sang Tunas tampak tersenyum. Air mata sang pohon tua pun mengalir, membuahkan bibit baru yang akan melanjutkan pengabdiannya pada alam. Hikmah. Saat Allah memberikan cobaan, sesungguhnya Allah sedang MENUNDA. Allah tidak memilih menumbangkan. Tapi Allah sedang menguji kesabaran. #230118byndep#30hbc1823#kisahrenungan#pohontua

________________________________________

HARI KE-24

Hoaks.
Oke, hari ini topiknya tentang hoaks. Tapi maaf, saya tidak berminat. Untuk apa membahas kebohongan? Hidup lurus-lurus dan jujur-jujur saja lah. Kadang orang yg suka kita, tidak butuh itu. Dan orang yg benci kita, tidak percaya itu. Jauh-jauh deh dengan hoaks karena hanya menambah dosa. Duh, kalau ngomong dosa jadi ingin lebaran. Loh kenapa? Mau bilang minal aidzin walfaidzin. (hadeuh, nggak perlu nunggu lebaran). Mohon maaf lahir batin ya, saya hanya manusia biasa yang tak luput dari dosa. Semoga Allah memaafkan kita semua. Amin. So... maaf melanggar tema hari ini saya hanya ingin berbagi info tentang "hoaks" tapi isinya tidak "hoaks". Jadi, ini hoaks yang real. Artinya hoaks yang beritanya benar, jujur, dan tidak bohong. Nah, bingung bingung deh tuh. HOAKS. Penggunaan kata "hoax" kini sudah dapat digunakan dalam bahasa Indonesia. Ejaan "hoaks" dengan "ks" di belakang sebagai bentuk kata serapan dari bahasa asing "hoax". Kata tersebut belakangan ini kerap ramai digunakan, terutama di ranah media sosial. Kata "hoaks" sudah terdaftar di dalam KBBI edisi V. Padanan istilah asing "hoax" ke bahasa Indonesia hanya mengganti huruf 'x' menjadi 'ks', dengan mempertahankan ejaan berdasarkan bunyi pengucapannya. Kata hoaks dalam KBBI dikategorikan sebagai ajektiva dan nomina. Sebagai ajektiva, kata hoaks berarti tidak benar; bohong. Dalam penulisannya sebagai frasa, "hoaks" ini menggunakan kata yang diterangkan terlebih dahulu, misalnya menjadi "berita hoaks". Namun, hoaks juga bisa berdiri sendiri sebagai nomina dengan arti "berita bohong". Semoga bermanfaat. Salam dari cuaca mendung hari ini, ditemani 3 kelompok pencari jati diri, susu sereal cokelat, dan camilan pempek (kurang nasi nih) hehe. #240118byndep#30hbc1824#30hbc1824hoaks#kompascom#hoax#hoaks

________________________________________

HARI KE-25

Semangka.
Al kisah.... Pada suatu hari Syeikh al-Imam Syaqiq al-Balkhi membeli buah semangka untuk istrinya. Ketika disantap ternyata semangka terasa hambar, sang isteri pun marah. Syeikh al-Imam Syaqiq menanggapi dengan tenang. Setelah selesai mendengar amarah. Beliau bertanya dengan halus: "Kepada siapa engkau marah wahai istriku? Kepada pedagang buah? Atau kepada pembelinya? Atau kepada petani yang menanamnya? Atau kepada yang menciptakan Buah Semangka itu?", Tanya Syeikh al-Imam Syaqiq. Istri beliau terdiam. Sembari tersenyum, Syeikh Syaqiq melanjutkan perkataannya: "Seorang pedagang tidak menjual sesuatu kecuali yang terbaik. Seorang pembeli pasti membeli sesuatu yang terbaik pula. Begitu pun seorang petani, tentu saja ia akan merawat tanamannya agar menghasilkan yang terbaik. Maka sasaran kemarahanmu berikutnya yang tersisa, tidak lain hanya kepada yang Menciptakan Semangka itu." Pertanyaan Syeikh al-Imam Syaqiq menembus hati sanubari istrinya. Terlihat butiran air mata menetes perlahan di kedua pelupuk matanya. Syeikh al-Imam Syaqiq al-Balkhi melanjutkan ucapannya. "Bertakwalah wahai istriku. Terimalah apa yang telah menjadi Ketetapan-Nya. Agar Allah memberikan keberkahan pada kita". Mendengar nasehat suaminya, Sang istri pun sadar, menunduk dan menangis mengakui kesalahannya. Ia ridha dengan apa yang telah Allah tetapkan. Hikmah: Setiap keluhan yang terucap, sama saja tidak ridha atas ketetapan Allah, sehingga barokah Allah jauh. Karena Barokah bukan sekadar serba cukup dan mencukupi saja. Akan tetapi, barokah ialah bertambahnya ketaatan kita kepada Allah, dengan segala keadaan yang ada, baik yang kita suka atau sebaliknya. Jadi, Keberkahan itu adalah bertambahnya ketaatanmu kepada Allah. Baarakallahu fiikum. #250118byndep#30hbc1825#30haribercerita@30haribercerita#buning#semangka#semangatkarenaallah#syeikhalimamsyaqiqalbalkhi

________________________________________

HARI KE-26

Day 26, masa kecil.
Sejenak dibawa bernostalgia sekitar 20 tahun lalu. Dunia tanpa gadget, bermain bersama teman mengaji, teman sekolah, atau tetangga. Jika sore tiba, pasti berkumpul di lapangan. Aduh... kangen banget dengan permainan-permainan jadul ini. Semua dilakukan bersama-sama dengan teman sekitar. Main petak umpet, bola bekel, gasing, congklak, lompat tali karet, benteng, gobak sodor, engklek, layangan, ular naga, boneka kertas bongkar pasang, tazos, ular tangga, yoyo kayu, kucing dan tikus, SOS, ketapel, pancasila dasar, balon tiup (pelembungan), peletokan, kelereng (gundu), biji karet, kasti, gatrik, karambol, atau main kapal otok-otok. Ah.... kangen, ditambah dengan main hujan-hujanan, kotor-kotoran, masuk gorong-gorong, nyari "undur-undur" di rumah kosong, sampai masuk sawah orang demi papadangan. Masih ingat dulu, girang banget sampai jerit-jerit kayak dapat uang kaget. Padahal cuma dibeliin kaset Hadad Alwi dan Sulis yang lagi hits waktu itu sampai lirik dan nadanya hapal semua album (sekarang lupa). Asesoris, makanan, minuman, cemilan, sampai sepatu Pro ATT yang nyala di pinggir bawah juga punya. Tas gambar sailormoon, koleksi komik, gimbot (tulisannya gimana ya?), tamagochi, sampai jam model terbaru pun punya, yang warna-warni ada lampunya. Huh, dan masih banyak lagi, coba kalian cek #G90an atau @generasi90an untuk bernostalgia. Zaman telah berubah. Anak-anak lebih asyik bermain gadget daripada permainan di luar rumah, sehingga cenderung individualis. Permainan lama mulai ditinggalkan. Padahal manfaatnya sangat besar, yaitu melibatkan aktivitas fisik dan bersosialisasi. Sebenarnya permainan tradisional di Indonesia begitu seru, beragam dan melibatkan aktivitas motorik pada anak agar selalu aktif, lincah, berinteraksi, dan menjalin pertemanan satu sama lain. Bagi yang pernah memainkan dan merasakan hal tersebut, selamat, berarti masa kecil kalian bahagia. Jika belum? Ayo, mulai bermainlah. *) Saya sudah memberlakukan tanpa gadget, pada waktu-waktu yg telah disepakati untuk memaksimalkan perhatian. #260118byndep#30hbc1826#30hbc1826masakecil#30haribercerita@30haribercerita#masakecil#g90an

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun