Mohon tunggu...
Vika Chorianti
Vika Chorianti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pecinta buku, musik dan movie

Wedding Organizer yang sangat mencintai dunia tulis menulis dan membaca buku ;)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

A Tribute to Olga Syahputra; In Memoriam With.

25 April 2015   23:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:40 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14304084841419163088

(source : makassar.tribunnews.com)

Saya ingat malam itu, jumat 27 maret 2015. Saya sedang mengadakan pertemuan penting dengan beberapa teman. Pertemuan itu diadakan di sebuah cafe di daerah Jl. Diponegoro. Lagi asyik2nya ngobrol, iseng saya buka gadget untuk melihat status temen2yang ada di kontak bbm. Semua rata2memasang foto olga dengan tulisan RIP Olga.

Saya berpikir, apakah ini kabar hoax atau berita sesungguhnya, karena bukan kali pertama dia dikabarkan meninggal oleh pengacara sensasional, Farhat Abbas. Karena di cafe itu tidak ada televisi dan saya pulang malam, saya tunda rasa penasaran saya hingga dirumah.

Keesokan paginya, seluruh infotainment pagi membenarkan berita yang saya dengar. Melalui infotainmet itu saya jadi tahu kalau olga meninggal di RS Mount Elizabeth Singapura, tempat selama ini dia dirawat selama kurang lebih 8 bulan. Masyarakat berduyun-duyun untuk ikut mengantarkan jenazah ke peristirahatannya yang terakhir.

Selama kurun waktu meninggal hingga sekarang, masih banyak yang membicarakan kematian olga. Termasuk juga kawan-kawan saya. Mereka memiliki opini yang bermacam-macam tentang sosoknya. Ada yang menyukainya, ada yang mengecamnya. Hal ini menggerakkan saya untuk ingin menulis tentangnya.

Sebagai catatan, disini saya bukan fans berat olga yang tergabung dalam olga lover. Saya memposisikan diri sebagai seseorang yang mengamati kematian orang lain (yang kebetulan artis di Indonesia) dengan merangkum beberapa pendapat dari teman2, baik tentang dirinya, kiprahnya di dunia hiburan hingga kematiannya.

**********************************

Olga Syahputra Profiles

Terlahir dengan nama Yoga Syahputra di Jakarta, 8 Februari 1983, dari pasangan Nur Rahman dan Nurshida. Merupakan sulung dari 7 bersaudara dan berasal dari keluarga yang pas-pasan. Dari kecil ia sudah menunjukkan ketertarikannya kepada dunia seni. Hal ini dibuktikannya dengan masuk ke sanggar Ananda yang dikelola oleh Aditya Gumay, sosok bertangan dingin yang sukses membidani lahirnya lenong bocah dan mengorbitkan banyak artis muda seperti diantaranya Oki Lukman.

Dan meski memiliki keterbatasan di bidang ekonomi, Olga tetap tak patah semangat untuk belajar seni di sanggar tersebut. Hal ini menggerakkan hati Aditya Gumay untuk memperbolehkan Olga tetap tergabung dalam sanggar Ananda meski tidak membayar iuran tiap bulannya. Karena kegemarannya untuk meminta tanda tangan artis dan sangat mengidolakan Rita Sugiarto, akhirnya Olga sempat menjadi asisten pibadi penyanyi dangdut senior tersebut.

Setelah melalui beberapa acara dan figuran film, tahun 2005 kiprahnya mulai dikenal publik melalui acara Extravaganza ABG. Namanya benar-benar melambung di awal 2007 setelah bergabung bersama dua rekannya Indra Bekti dan Indy Barends di acara Ceriwis Trans TV. Setelah tidak lagi menjadi presenter acara Ceriwis, Olga membawakan acara Online di Trans TV bersama Jeng Kellin dan Ayu Dewi.

Tahun 2008, kariernya semakin melambung dan tak terbendung. Berbagai acara dari berbagai stasiun tv, dari acara pagi hingga acara malam hari berlomba-lomba menampilkan dirinya. Acara pagi, Dasyat di RCTI, hingga acara Pesbukers di AnTV di malam hari. Olga tidak hanya menjadi host sebuah acara namun juga merambah ke dunia tarik suara dan bermain film.

Olga benar-benar tengah berada di puncak karirnya ketika dia mulai sering merasakan sakit di daerah kepala bagian belakang. Segala macam pengobatan alternatif di cobanya. Sempat dirawat di RS Pondok Indah Jakarta, dinyatakan sehat untuk beberapa waktu, bahkan sempat kembali eksis.

Namun tidak berlangsung lama, penyakit yang tak kunjung sembuh itu membuatnya harus dirawat kembali. Tidak tanggung2, Olga memilih RS Mount Elizabeth di Singapura sebagai upayanya untuk berobat. Dokter mendiagnosanya terkena penyakit Meningitis atau penyumbatan darah di otak. Dia terbaring tak berdaya selama hampir 8 bulan sebelum akhirnya menghembuskan nafasnya yang terakhir pekan lalu.

**********************************

People Loves People Hates

Pasca kematian Olga, banyak opini yang mengiringi pemakamannya. Ada yang suka ada yang tidak suka. Hal ini memang sesuai dengan sikap almarhum yang memang sering mengundang kontroversi semasa hidupnya. Dengan gayanya yang gemulai, Olga dikenal sebagai sosok yang suka ceplas-ceplos dalam berbicara atau saat membawakan lawakannya.

Tersandung beberapa kali kasus, karena dilaporkan oleh beberapa orang atas tuduhan pencemaran nama baik, tak kunjung menyurutkan karir Olga. Tercatat ada sekitar lima kasus yang mengemuka sehubungan dengan candaannya yang dianggap menyakitkan, antara lain :

Celetuk
Dalam salah satu tayangan Dahsyat, Luna Maya menyampaikan berita duka cita atas gempa yang terjadi di Chili. Olga menanggapi ucapan rekannya tersebut dengan berseru, "Ha? Chili? Sambel kali!". Juga, Olga pernah menghina Kaskus seperti ini: "Kaskus? WC kali!!!". Namun ucapan spontan tersebut ternyata tidak memicu kritik atau debat panjang walaupun tidak berpengaruh besar terhadap kariernya presenternya.

Penyebutan alat kelamin
Olga Syahputra mendapat teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) ketika sedang membawakan acara Dahsyat (RCTI) pada hari jumat, tanggal 1 Mei 2009. Olga yang latah, keceplosan mengucapkan kata alat kelamin pria usai menyaksikan aksi Limbad, salah seorang mentalis yang belakangan namanya meroket melalui tayangan The Master.

Candaan terhadap Five Minutes
Dalam acara Dahsyat pada tanggal 30 Juni 2010, Olga membuat marah personel band Five Minutes karena gurauannya dinilai berlebihan. Saat itu Olga tampak merendahkan nama Five Minutes sehingga Five Minutes merasa dipermalukan. Setelah itu, Olga dan Five Minutes mengadakan pertemuan dan Olga meminta maaf atas candanya yang menyinggung itu.

Candaan kasar dan gaya kewanitaannya
Selain itu juga, candaan Olga yang mengumbar kata-kata kasar dan gaya kebanciannya juga menimbulkan kontroversi dan mendapat sorotan tajam dari Komisi Penyiaran Indonesia.

Tanggapan terhadap korban pemerkosaan
Candaan Olga pada acara "Dekade" di Trans TV juga membuatnya diadukan ke KPI. Olga yang berperan sebagai hantu menjawab, "sepele, dikentot supir angkot" ketika ditanya penyebab kematiannya, padahal hal tersebut tidak ada di dalam naskah. Hal ini mengakibatkan Olga dilaporkan ke Komisi Penyiaran Indonesia oleh berbagai pihak.

Penghinaan terhadap Dokter Febby
Candaan Olga pada acara Pesbukers di antv membuat dirinya harus terjerat ke jalur hukum, saat acara Pesbukers pada tanggal 23 Mei 2013, Olga Syahputra diduga telah melakukan penghinaan dan pelecehan terhadap Dokter Febby saat ditayangkan secara langsung di antv. Dokter Febby yang merasa tersinggung dengan candaan Olga itu mengadukan Olga Syahputra ke polisi.

Meski demikian, Olga Syahputra selaku manusia juga memiliki dua sisi kehidupan. Olga juga memiliki kebaikan yang dilakukannya kepada orang lain. Yang paling jelas terlihat, tentu saja upayanya untuk mengorbitkan sejumlah nama, yang awalnya tidak banyak dikenal publik, hingga kini menjadi artis yang terkenal. Sebut saja nama adiknya, Billy Syahputra, Chand Kelvin, Tarra Budiman, Edric Tjandra.

Ada pula sejumlah orang biasa yang mengaku sering mendapat santunan dari Olga. Dari berita televisi saya ingat, ada salah satu orang tua di Jakarta yang anaknya menderita meningitis mendapat santunan dari olga secara berkala sebesar 2 juta setiap bulan selama kurun waktu 2 tahun ini.

Banyak pihak juga merasa mendapat rezeki sehubungan dengan meninggalnya olga syahputra. Diantaranya adalah pedagang souvenir dadakan yang menjual pernak-pernik foto olga di lokasi dia dimakamkan. Mereka meraup untung yang lumayan dari menjual merchandise seperti gantungan kunci, mug foto, hingga kaos yang dijajakan kepada para peziarah yang datang ke pusaranya.

**********************************

People Around Me Says...

Salah seorang teman saya mengatakan, bahwa sesungguhnya Olga adalah manusia pilihan. Manusia yang sengaja dipilih oleh Allah SWT untuk menunaikan tugasnya sebagai penghibur di muka bumi ini. Dan selayaknya penghibur, kehidupannya seringkali tragis dan bertolak belakang dengan apa yang ditunjukkannya kepada dunia.

Dia dipilih karena dianggap sanggup untuk menampung dan menahan beban orang lain, berapapun banyaknya itu. Hal ini ditunjukkan salah satunya adalah sosoknya yang menjadi penopang keluarga besarnya. Tulang punggung dari orang tua dan ke 7 adiknya. Ketika dia sudah berada pada titik puncak kekuatannya, Tuhan memanggilnya untuk ditempatkan di tempat yang mulia di sisiNya

Teman saya yang lain berpendapat, penyakit yang dideritanya sesungguhnya bukan penyakit meningitis. Itu adalah penyakit santet yang dikirimkan oleh rivalnya atau orang yang tidak suka akan keberhasilannya di dunia hiburan. Berbagai pengobatan alternatif yang dijalaninya dan tidak memberi hasil seperti yang diharapkan sesungguhnya menunjukkan bahwa orang yang mengguna-gunainya, memiliki ilmu yang sangat tinggi. Bisa jadi itu adalah hasil dari sekumpulan orang "pintar" yang mengirimkan tulah itu kepadanya.

Ada juga teman saya yang menyoroti kehidupan pribadinya. Terutama yang berkaitan dengan kisah asmaranya yang kandas di tengah jalan dengan jesica iskandar. Teman saya itu meramalkan, bahwa mungkin saat ini, jesica iskandar tengah menyesal berat. Karena dia menolak cinta sejati seorang pria gemulai dan lebih memilih cowok bangsawan Jerman. Jesica Iskandar memilih meninggalkan laki2yang mencintainya dengan tulus dan memilih laki2yang ternyata tidak hanya meninggalkannya, namun juga tidak mengakui pernikahannya dan buah hatinya.

Lain lagi dengan teman saya Pras. Dia begitu membara saat saya utarakan keinginan saya untuk menulis tentang olga. Dia katakan mengapa aku harus repot2menulis orang seperti dia. Saat aku tanya kepadanya orang seperti apa olga itu, dia dengan fasih menjawab, "Olga itu adalah orang yang tidak memiliki saringan di mulutnya. Sehingga apapun yang dikeluarkannya tidak pake di ayak terlebih dahulu. Aku ingat pertama kali kemunculannya di salah satu acara di SCTV, saat itu dia tampil gemulai a.k.a bencong dengan gaya ngesotnya. Belum lagi managernya yang matre itu. udah keliatan banget kan?"

**********************************

I Think Olga is...

Well berbagai opini memang boleh saja bersliweran karena itulah hidup. Saya juga memiliki opini tentangnya dan saya rasa sah-sah saja untuk menyampaikannya kan?

Saya melihatnya berbeda dari semua opini diatas. Saya merasa apa yang dialaminya karena kecapekan. Iya kecapekan. Dia terlalu banyak kerja. Berapa banyak stasiun televisi yang berlomba lomba untuk menampilkan wajahnya dalam acara apapun itu? Setiap hari kita disuguhi tontonan wajahnya dari pagi hingga malam hari. Bahkan dalam salah satu tayangan OVJ di Trans 7 yang menampilkan dia sebagai bintang tamunya, Nunung bertanya kepadanya "Olga, kamu itu tidurnya hari apa sih?" See? seorang Nunung yang memiliki jadwal yang padat saja bertanya Olga tidur hari apa dan bukan jam berapa.

Saya melihat mungkin dia tidak mau mensia-siakan kesempatan yang datang kepadanya. Hal ini bisa dimaklumi melihat latar belakang kondisi ekonomi keluarganya di masa lalu. Sehingga dia mengambil semua pekerjaan itu dan melakoninya tanpa henti setiap hari. Manusia biasa tentu tidak akan sanggup untuk menjalani jadwalnya yang ketat.

Tapi mungkin seperti yang teman saya bilang bahwa dia adalah manusia pilihan. Meski demikian tetap menurut saya dia terlalu berlebihan. Dia memforsir tubuhnya. Dia mendzolimi badannya. Dan Tuhan sudah mengatakan bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Apapun itu.

Dilain pihak, saya melihat Olga juga adalah korban industrialisasi media. Eksploitasi manusia terhadap manusia lainnya. Dalam bahasa ekstrimnya saya mengatakan sebagai perbudakan manusia yang dilakukan secara sadar. Teman saya praz mungkin ada benarnya, manajernya saya rasa memiliki andil dalam sakitnya Olga karena saya yakin dia yang pertama kali membicarakan kontrak dengan pihak yang ingin menggunakan jasa Olga. Bisa jadi sang manager memaksakan Olga untuk terus menerima pekerjaan diluar batas kemampuan dirinya. Waallahua'lam.

Hal ini memang bisa dimaklumi karena sebagai pelawak papan atas, honornya sekali tampil tentu saja sudah tidak jutaan rupiah namun puluhan juta. Bayangkan berapa nilai kontraknya jika dia digunakan selama 1 tahun lebih, setiap hari? Sebuah berita di televisi menyatakan bahwa Olga mampu membukukan pendapatan hingga di angka 250 M selama 1 tahun dari berbagai acara televisi.

Tentu saja dengan nominal tersebut, membuatnya mampu membayar tagihan Rumah Sakit di Singapura selama berbulan2dia terbaring. Kabar dari media sekali lagi mengatakan bahwa biaya perawatannya di RS "hanya" menelan biaya sekitar 30M. Tentu masih sisa banyak kan? Jangan lupakan juga, artis sekaliber Olga tentu juga memiliki asuransi dengan nilai polis yang tidak sedikit. Bayangkan berapa banyak pihak asuransi harus menggelontorkan uang untuk biaya rumah sakit Olga dan klaim kematiannya?

Peristiwa kematian karena eksploitasi pekerjaan ini sesungguhnya bukan yang pertama terjadi di Indonesia. Sebelumnya, artis Ida Kusuma juga meninggal di lokasi syuting karena kecapekan. Di usia yang tidak lagi muda, beliau memaksakan diri untuk ikut dalam produksi sinetron stripping yang dikejar stok tayang.

Nilai uang yang fantastis memang kadang membuat manusia lupa dan mendorong seseorang untuk bertindak di luar batas kemampuannya. Namun salahkan juga pihak yang berusaha mengiming2i seseorang dengan nilai yang sangat tinggi namun juga meminta konsekuensi diluar batas kewajaran kemampuan manusia pada umumnya.

Semoga hal ini menjadi pembelajaran bagi kita semua. Hal yang sama juga bisa terjadi kepada artis2lainnya yang mengambil porsi berlebih. Seperti contohnya, sahabat dekat Olga, Raffi Ahmad. Dia bisa menjadi the next Olga -nasibnya maksud saya-, jika dia terus melakukan hal yang sama seperti Olga lakukan.

Nasib baik masih berpihak kepada Ruben Onsu. Berkarir dengan start yang sama, Bersahabat di masa awal kemunculan namun berpisah karena konflik yang di rahasiakan, pada masa puncak Olga, Ruben justru jauh tertinggal. Namun justru itu menurut saya yang menyelamatkan hidupnya. Dia bisa hidup normal dengan menikahi Sarwendah (mantan personel Cherrybelle) dan akan segera dikaruniai seorang bayi.

Ruben karirnya berjalan pelan tapi pasti. Tidak seperti Olga yang selayaknya meteor. Melesat keatas dengan cepat namun sesampainya di atas juga turun dan padam dengan sama cepatnya. Keputusan Ruben untuk tidak menerima job di malam hari dikarenakan ingin menunggui istrinya saya rasa adalah sebuah keputusan yang tepat. Karena itu artinya dia menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga.

Kembali kepada eksploitasi manusia, disini sesungguhnya pemerintah juga seharusnya ikut campur dengan mengeluarkan peraturan pembatasan pekerjaan jika telah melebihi limit tertentu. Tujuannya tentu saja bukan untuk membatasi rezeki seseorang, namun memberikan rem terhadap tindakan2yang telah mengarah kepada perbudakan manusia meskipun dilakukan dengan sadar dan dengan imbalan yang besar.

Setuju?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun