Mohon tunggu...
Vika Chorianti
Vika Chorianti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pecinta buku, musik dan movie

Wedding Organizer yang sangat mencintai dunia tulis menulis dan membaca buku ;)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

A Tribute to Olga Syahputra; In Memoriam With.

25 April 2015   23:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:40 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14304084841419163088

Lain lagi dengan teman saya Pras. Dia begitu membara saat saya utarakan keinginan saya untuk menulis tentang olga. Dia katakan mengapa aku harus repot2menulis orang seperti dia. Saat aku tanya kepadanya orang seperti apa olga itu, dia dengan fasih menjawab, "Olga itu adalah orang yang tidak memiliki saringan di mulutnya. Sehingga apapun yang dikeluarkannya tidak pake di ayak terlebih dahulu. Aku ingat pertama kali kemunculannya di salah satu acara di SCTV, saat itu dia tampil gemulai a.k.a bencong dengan gaya ngesotnya. Belum lagi managernya yang matre itu. udah keliatan banget kan?"

**********************************

I Think Olga is...

Well berbagai opini memang boleh saja bersliweran karena itulah hidup. Saya juga memiliki opini tentangnya dan saya rasa sah-sah saja untuk menyampaikannya kan?

Saya melihatnya berbeda dari semua opini diatas. Saya merasa apa yang dialaminya karena kecapekan. Iya kecapekan. Dia terlalu banyak kerja. Berapa banyak stasiun televisi yang berlomba lomba untuk menampilkan wajahnya dalam acara apapun itu? Setiap hari kita disuguhi tontonan wajahnya dari pagi hingga malam hari. Bahkan dalam salah satu tayangan OVJ di Trans 7 yang menampilkan dia sebagai bintang tamunya, Nunung bertanya kepadanya "Olga, kamu itu tidurnya hari apa sih?" See? seorang Nunung yang memiliki jadwal yang padat saja bertanya Olga tidur hari apa dan bukan jam berapa.

Saya melihat mungkin dia tidak mau mensia-siakan kesempatan yang datang kepadanya. Hal ini bisa dimaklumi melihat latar belakang kondisi ekonomi keluarganya di masa lalu. Sehingga dia mengambil semua pekerjaan itu dan melakoninya tanpa henti setiap hari. Manusia biasa tentu tidak akan sanggup untuk menjalani jadwalnya yang ketat.

Tapi mungkin seperti yang teman saya bilang bahwa dia adalah manusia pilihan. Meski demikian tetap menurut saya dia terlalu berlebihan. Dia memforsir tubuhnya. Dia mendzolimi badannya. Dan Tuhan sudah mengatakan bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Apapun itu.

Dilain pihak, saya melihat Olga juga adalah korban industrialisasi media. Eksploitasi manusia terhadap manusia lainnya. Dalam bahasa ekstrimnya saya mengatakan sebagai perbudakan manusia yang dilakukan secara sadar. Teman saya praz mungkin ada benarnya, manajernya saya rasa memiliki andil dalam sakitnya Olga karena saya yakin dia yang pertama kali membicarakan kontrak dengan pihak yang ingin menggunakan jasa Olga. Bisa jadi sang manager memaksakan Olga untuk terus menerima pekerjaan diluar batas kemampuan dirinya. Waallahua'lam.

Hal ini memang bisa dimaklumi karena sebagai pelawak papan atas, honornya sekali tampil tentu saja sudah tidak jutaan rupiah namun puluhan juta. Bayangkan berapa nilai kontraknya jika dia digunakan selama 1 tahun lebih, setiap hari? Sebuah berita di televisi menyatakan bahwa Olga mampu membukukan pendapatan hingga di angka 250 M selama 1 tahun dari berbagai acara televisi.

Tentu saja dengan nominal tersebut, membuatnya mampu membayar tagihan Rumah Sakit di Singapura selama berbulan2dia terbaring. Kabar dari media sekali lagi mengatakan bahwa biaya perawatannya di RS "hanya" menelan biaya sekitar 30M. Tentu masih sisa banyak kan? Jangan lupakan juga, artis sekaliber Olga tentu juga memiliki asuransi dengan nilai polis yang tidak sedikit. Bayangkan berapa banyak pihak asuransi harus menggelontorkan uang untuk biaya rumah sakit Olga dan klaim kematiannya?

Peristiwa kematian karena eksploitasi pekerjaan ini sesungguhnya bukan yang pertama terjadi di Indonesia. Sebelumnya, artis Ida Kusuma juga meninggal di lokasi syuting karena kecapekan. Di usia yang tidak lagi muda, beliau memaksakan diri untuk ikut dalam produksi sinetron stripping yang dikejar stok tayang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun