Mohon tunggu...
Devie khoirunnisa
Devie khoirunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1

Secinta itu sama bakso

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengungkap Penyebab Gamophobia di Era Modern (Ketakutan yang Menghantui Generasi Muda)

30 November 2024   10:18 Diperbarui: 30 November 2024   10:28 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pengertian Gamophobia 

Pernikahan bagi sebagian besar orang adalah momen yang ditunggu-tunggu, namun di era modern sekarang, semakin banyak generasi muda yang merasakan ketakutan untuk menikah, Nah hal ini dikenal dengan istilah gamophobia, yaitu ketakutan dan kecemasan yang berlebihan terhadap komitmen pernikahan. Dalam Islam dapat diartikan sebagai ketakutan atau keraguan yang muncul dari diri seseorang tentang hal pernikahan.

Pernikahan dalam Islam merupakan suatu ibadah yang mulia dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Islam menekankan bahwa pernikahan itu penting agar memperoleh ketenangan batin, menjaga kehormatan, dan mendapatkan keturunan yang baik. Oleh karena itu dalam Islam gamophobia tidak dianjurkan karena pernikahan merupakan bagian penting dari kehidupan orang muslim. 

Pernikahan ialah ikatan akad yang kuat antara laki-laki dan perempuan untuk berumah tangga sebagai pasangan suami istri.

 Pernikahan bukan hanya sekedar ikatan biologis, tetapi juga ikatan spiritual yang bertujuan membangun keluarga yang harmonis. Dalam Islam pernikahan bukanlah suatu yang ditakuti tetapi suatu ibadah yang mulia.

 Dari Abdullah bin Mas'ud RA, Rasulullah SAW bersabda:

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ، وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وجاءٌ

Artinya, "Wahai para pemuda, siapa saja di antara kalian yang sudah mampu menanggung nafkah, hendaknya dia menikah. Karena menikah lebih mampu menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Sementara siapa saja yang tidak mampu, maka hendaknya ia berpuasa. Karena puasa bisa menjadi tameng syahwat baginya". (HR Bukhari & Muslim)

•Larangan Membujang bagi yang Mampu Menikah

Pernikahan berfungsi menjaga dan memperbaiki keturunan manusia. Yakni dengan melahirkan dan mempunyai keturunan, menjaga kesinambungan garis keturunan, menciptakan keluarga yang harmonis.

Islam berpendirian bahwa tidak ada pelepasan hawa nafsu seksualitas tanpa batas dan tanpa ikatan. Oleh karena itu, diharamkan zina dan segala sesuatu yang membawanya pada perzinaan. Untuk itu dianjurkan untuk menikah dan melarang hidup membujang.

Islam memberikan aturan untuk hidup berpasang-pasangan, supaya menghindari hidup membujang, yaitu enggan menikah, tetapi Islam juga tidak ada maksud dengan mencela untuk tekun ibadah, menjauhkan diri dari kesenangan dunia dan menghindarkan diri dari kewajiban mengasuh anak. 

Membujang dalam keadaan kita mampu untuk menikah hukumnya haram. Membujang ialah perilaku yang dilarang dalam Islam jika tidak memiliki sebab – sebab yang membolehkannya dia membujang. Sebagaimana hadits

Rasulullah SAW :

عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَاصِ قَالَ رَدَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى عُثْمَانَ بْنِ مَطْعُونَ التَبَتَّلَ وَلَوْ أَذِنَ لَهُ لَاخْتَصَيْنَا

"Sa'ad bin Abu Waqqas berkata, "Sungguh Rasulullah SAW telah menolak Utsman bin Mazh'un untuk membujang, dan sekiranya Rasulullah mengizinkannya, tentu kami akan mengebiri. (HR. Mutaffaqun 'Alaih)"

Hadist diatas merupakan hadis yang terdapat dalam kitab Sahih al-Bukhari dan Sahih Muslim, yang merupakan dua kitab hadis yang paling sahih di kalangan umat Islam. Hadis ini termasuk dalam kategori mutaffaq 'alaih, yang berarti disepakati oleh kedua imam hadis besar, yaitu Imam al-Bukhari dan Imam Muslim. Oleh karena itu, hadis ini shahih dan dapat diterima sebagai sumber hukum atau petunjuk.

•Gejala Gamophobia

Terdapat beberapa tanda atau kondisi tertentu yang dapat muncul dan menunjukkan seseorang mengalami gamophobia, di antaranya:

1. Rasa takut yang terus-menerus dan sangat tidak normal terhadap pernikahan, seperti merasa khawatir bahkan panik saat mendiskusikan pernikahan.

2. Mengalami rasa takut yang terkait dengan pengalaman traumatis di masa lalu.

3. Menghindari hubungan yang serius, menolak atau menjauhi hubungan yang berkomitmen atau yang mengarah pada pernikahan.

4. Selalu merasa cemas dan memikirkan kemungkinan kegagalan, kesulitan, dan kehancuran setelah menikah, serta ketakutan akan perceraian dan membayangkan masalah yang akan dihadapinya dalam hidup pernikahannya.

Penyebab Gamophobia di era Modern saat ini diantaranya:

1. Pengaruh budaya dan media sosial

Saat ini, banyak film, acara televisi, dan platform media sosial menampilkan pernikahan sebagai sumber konflik dan ketegangan. Karakter dalam film sering kali berusaha mempertahankan pernikahan yang penuh masalah atau pertikaian. Ini menciptakan pandangan negatif mengenai pernikahan dan memunculkan anggapan bahwa pernikahan menyertakan beban emosional dan fisik.

2. Pengalaman dari lingkungan keluarga

Pengalaman masa kecil yang melibatkan pernikahan tidak harmonis dan perceraian di dalam keluarga dapat mempengaruhi sudut pandang seseorang terhadap pernikahan. Anak-anak yang tumbuh di lingkungan penuh konflik dan menyaksikan perceraian bisa mendapatkan trauma hingga dewasa. Mereka mungkin merasa takut untuk berkomitmen dan khawatir akan mengulangi pengalaman buruk yang dialami oleh orang tua mereka. Ketakutan ini bisa semakin meningkat jika mereka melihat orang terdekat mengalami kegagalan berat dalam pernikahan.

3. Kemandirian dan kebebasan

Di generasi modern sekarang ini, banyak individu merasa bahwa pernikahan dapat mengancam kebebasan pribadi. Dalam kesibukan mengejar karier dan berbagai ambisi, pernikahan sering dianggap sebagai penghalang. Ketakutan akan kehilangan kesempatan untuk mengejar tujuan pribadi dan kebebasan dalam membuat keputusan hidup secara mandiri turut menjadi alasan munculnya gamophobia.

4. Tuntutan sosial

Pernikahan seringkali terkait dengan tuntutan sosial yang tinggi. Ada banyak tekanan untuk memenuhi standar tertentu dalam suatu hubungan, seperti memiliki anak, menjaga keharmonisan keluarga, serta mencapai keberhasilan finansial sebagai pasangan. Ketakutan terhadap kegagalan dalam memenuhi ekspektasi dalam hubungan pernikahan dapat menyebabkan kecemasan, dan banyak orang merasa khawatir jika tidak dapat menjalankan peran yang diharapkan.

5. Ketidakpastian ekonomi

Dalam situasi ekonomi yang tidak menentu saat ini, banyak orang merasa bahwa pernikahan menambah beban finansial. Kesulitan menemukan pekerjaan yang stabil dan meningkatnya biaya hidup membuat banyak orang cemas jika mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam pernikahan. Banyak individu merasa bahwa pernikahan akan meningkatkan tekanan dan tanggung jawab ekonomi.

6. Pengalaman relasi yang buruk atau trauma

Pengalaman atau hubungan yang tidak baik di masa lalu dapat menimbulkan trauma mendalam dan menghalangi mereka untuk membuka diri terhadap pernikahan. Kekerasan rumah tangga, pengkhianatan, atau hubungan yang penuh konflik menimbulkan ketakutan terhadap pernikahan. Trauma membuat seseorang merasa cemas dan enggan terlibat dalam hubungan yang berisiko mengalami kegagalan atau penderitaan emosional. Akibatnya, banyak orang lebih memilih untuk menjauhi komitmen atau pernikahan.

Langkah-langkah atau cara untuk mengatasi gamophobia diantaranya:

1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, pernikahan bukanlah beban, tetapi amanah dan ibadah. Memperkuat hubungan dengan Allah melalui shalat, berdoa, dan berdzikir dapat memberikan ketenangan batin dan mengurangi rasa takut pada pernikahan.

وَاَنْكِحُوا الْاَيَامٰى مِنْكُمْ وَالصّٰلِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَاِمَاۤىِٕكُمْۗ اِنْ يَّكُوْنُوْا فُقَرَاۤءَ يُغْنِهِمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

"Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui"

2. Memahami makna pernikahan 

Memahami bahwa pernikahan akan mendatangkan kebahagiaan dan keberkahan juga membantu meredakan kecemasan.

3. Berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah SWT.

Penting sekali berdoa untuk meminta pertolongan kepada Allah saat memiliki ketakutan terhadap pernikahan agar mendapatkan petunjuk.

4. Mempersiapkan diri 

Memahami hak dan kewajiban dalam pernikahan dan mempersiapkan mental dan emosional. Islam menganjurkan mempersiapkan diri dengan matang, baik dari segi spiritual, emosional maupun finansial sebelum menikah.

5. Mengatasi trauma masa lalu

Mengatasi gamophobia dapat dilakukan dengan cara konsultasi kepada psikologis. Islam menghargai kesehatan mental dan emosional dan mendorong umatnya agar mencari solusi agar masalah tersebut dapat terselesaikan.

Dampak negatif dari Gamophobia yaitu:

1. perhatian menjadi terganggu, memiliki konsentrasi rendah, mudah lupa, sering membuat kesalahan dalam penilaian, berpikir terhambat, kreativitas menurun, produktivitas berkurang, merasa bingung, sangat berhati-hati, kesadaran diri meningkat, takut kehilangan kontrol ketika menikah, khawatir akan kejadian yang sama terulang, dan mengalami mimpi buruk.

2. seseorang mungkin akan nampak gelisah, merasa tegang secara fisik, mengalami tremor, berbicara dengan cepat, menghindari masalah, bernapas berlebihan, dan sangat peka terhadap pernikahan yang ditakutinya.

3. mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, gugup, ketakutan, waspada, memiliki kekhawatiran, cemas, mati rasa, merasa bersalah, dan malu.

Kesimpulan 

Gamophobia adalah ketakutan atau kecemasan yang berlebihan dalam pernikahan, dan saat ini banyak sekali dialami oleh generasi muda. Ketakutan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti trauma masa lalu, pengaruh budaya dan media sosial dan ketidakpastian ekonomi. Dalam Islam pernikahan dipandang sebagai ibadah yang mulia dan penting untuk memperbaiki keturunan. Islam mendorong umatnya untuk menikah dan melarang hidup membujang tanpa alasan. Gamophobia berdampak negatif terhadap kesehatan mental dan emosional, seperti kecemasan, gangguan konsentrasi dan ketegangan.  Untuk mengatasi gamophobia, penting untuk memperkuat iman, memahami makna pernikahan, memperbaiki diri dengan matang, serta mengatasi trauma masa lalu dengan dukungan psikologis. Dengan cara-cara itulah seseorang dapat mengurangi rasa takut dan menerima pernikahan sebagai bagian dari kehidupan yang berkah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun