4. Mempersiapkan diriÂ
Memahami hak dan kewajiban dalam pernikahan dan mempersiapkan mental dan emosional. Islam menganjurkan mempersiapkan diri dengan matang, baik dari segi spiritual, emosional maupun finansial sebelum menikah.
5. Mengatasi trauma masa lalu
Mengatasi gamophobia dapat dilakukan dengan cara konsultasi kepada psikologis. Islam menghargai kesehatan mental dan emosional dan mendorong umatnya agar mencari solusi agar masalah tersebut dapat terselesaikan.
Dampak negatif dari Gamophobia yaitu:
1. perhatian menjadi terganggu, memiliki konsentrasi rendah, mudah lupa, sering membuat kesalahan dalam penilaian, berpikir terhambat, kreativitas menurun, produktivitas berkurang, merasa bingung, sangat berhati-hati, kesadaran diri meningkat, takut kehilangan kontrol ketika menikah, khawatir akan kejadian yang sama terulang, dan mengalami mimpi buruk.
2. seseorang mungkin akan nampak gelisah, merasa tegang secara fisik, mengalami tremor, berbicara dengan cepat, menghindari masalah, bernapas berlebihan, dan sangat peka terhadap pernikahan yang ditakutinya.
3. mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, gugup, ketakutan, waspada, memiliki kekhawatiran, cemas, mati rasa, merasa bersalah, dan malu.
KesimpulanÂ
Gamophobia adalah ketakutan atau kecemasan yang berlebihan dalam pernikahan, dan saat ini banyak sekali dialami oleh generasi muda. Ketakutan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti trauma masa lalu, pengaruh budaya dan media sosial dan ketidakpastian ekonomi. Dalam Islam pernikahan dipandang sebagai ibadah yang mulia dan penting untuk memperbaiki keturunan. Islam mendorong umatnya untuk menikah dan melarang hidup membujang tanpa alasan. Gamophobia berdampak negatif terhadap kesehatan mental dan emosional, seperti kecemasan, gangguan konsentrasi dan ketegangan. Â Untuk mengatasi gamophobia, penting untuk memperkuat iman, memahami makna pernikahan, memperbaiki diri dengan matang, serta mengatasi trauma masa lalu dengan dukungan psikologis. Dengan cara-cara itulah seseorang dapat mengurangi rasa takut dan menerima pernikahan sebagai bagian dari kehidupan yang berkah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H