Tiap-tiap peserta didik diminta untuk membacakan satu ayat Al-Qur’an tersebut lalu menerjemahkannya secara lafdziyah serta menyampaikan kaidah bahasanya.
Â
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan materi yang masih belum dipahami.
Â
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Metode PPTQ Safinda
- Faktor pendukung dan penghambat dalam mempelajari metode PPTQ Safinda sebagai berikut:
- Â
- Faktor Pendukung
- Â
- Lafadz yang dihafalkan oleh santri atau peserta didik tidak terlalu banyak yakena makna yang telah dipelajari tidak akan diulang kembali
- Â
- Guru atau pengajar menyampaikan materi secara bertahap
- Â
- Dimudahkan dengan cetakan warna yang berbeda pada setiap katanya, warna merah untuk kata-kata atau lafadz yang belum pernah dipelajari atau dihafalkan sedangkan warna hitam adalah lafadz yang telah dipelajari.
- Â
- Semakin banyak surat atau juz yang sudah dipelajari maka warna merah pada lafadz semakin sedikit sehingga yang kata atau lafadz yang dipelajari akan semakin sedikit
- Â
- Pengajaran dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh guru-guru yang kompeten
- Â
- Faktor Penghambat
- Â
- Jam terbang atau alokasi waktu yang sedikit
- Â
- Pendapat santri atau peserta didik yang mengatakan bahwa belajar menerjemahkan Al-Qur’an adalah membosankan
- Â
- Kreatifitas peserta didik dalam pembelajaran
Â
E. Kelebihan dan Kekurangan Metode PPTQ Safinda
- Terdapat tiga keistimewaan yang dimiliki oleh metode PPTQ Safinda yang dijadikan rujukan untuk menerjemahkan Al-Qur’an dengan cara menerjemahkan perkata serta kalimat yang berada di dalam Al-Qur’an yaitu :
- Â
- Metode PPTQ Safinda adalah metode ini sangat mudah dipraktikkan dan efesien untuk memahami isi kandungan di dalam Al-Qur’an
- Â
- Metode PPTQ Safinda ini memberikan akses yang cukup penting bagi masyarakat muslim yang belum atau tidak pernah mengikuti jenjang-jenjang  pendidikan yang diselenggarakan di  tingkat pesantren.
- Â
- Metode PPTQ Safinda ini merupakan salah satu peran serta usaha untuk pemasyarakat Al-Qur’an dan meng-Qur’ankan masyarakat.
Â
Adapun kekurangan yang dimiliki oleh metode PPTQ Safinda ini ialah pada proses penghafalan lafadz beserta arti ayat-ayat Al-Qur’an yang diterjemahkan terutama bagi santri atau peserta didik yang sudah berusia dewasa, orangtua atau berusia lanjut, meskipun pada metode ini telah menyediakan kamus lafadz Al-Qur’an dan lembar materi yang berisikan surat Al-Fatihah dan surat Al-Baqarah.
Â
F. Contoh Metode PPTQ Safinda
- Contoh dalam mengetahui atau memahami Al-Qur’an dan menerjemahkan Al-Qur’an menggunakan metode PPTQ Safinda ini telah disediakan media atau sumber pembelajaran yang telah disusun dengan sedemikian rupa sehinga peserta didik dapat dengan mudah untuk memahami dan menerjemahkan ayat-ayat Al-Qur’an. Pada media lembar materi ini kata atau tulisan pada setiap ayat Al-Qur’an sudah ditandai dengan warna merah, yang artinya kata tersebut baru dan perlu di hafal oleh santri atau peserta didik dan semakin banyak ayat-ayat atau kata-kata yang dihafalkan dan dipelajari oleh peserta didik maka semakin sedikit pula tanda warna merah tersebut. Dalam contoh kali ini yaitu Al-Qur’an surat Al-Fatihah ayat 1-7 dan Al-Baqarah ayat 1-5.