Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dulu Kala Ketika Borobudur adalah Ekosistem Musik Terbesar Dunia

16 Mei 2021   12:33 Diperbarui: 16 Mei 2021   12:37 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan keseharian kaum bumiputra bermain gamelan pada masa lampau karya I. Israels| Tropenmuseum

Peradaban Tinggi Leluhur Bangsa

Antropolog dari Universitas Negeri Makassar, Dimas Ario Sumilih turut angkat bicara mengenai ragam alat musik yang terpahat di dinding Borobudur. Menurutnya, kehadiran pahatan ragam alat musik pada relief candi Borobudur tak ubah cara lelulur bangsa menunjukkan keagungan, kemasyhuran, dan peradaban tinggi pada zamannya. Untuk itu, tak salah jika gaung Borobudur sebagai pusat musik dunia dijadikan bagian penting dalam kampanye pariwisata, Wonderful Indonesia.

"Alat-alat musik yang dipahatkan di sana menunjukkan bahwa masa itu peradaban sudah berjaya tidak hanya menegakkan etika, namun menuntut pada level estetika. Alat-alat musik yang terdapat pada pahatan relief di Candi Borobudur menunjukkan keragaman dan kekayaan instrumen musik yang dikenal, dipakai, dan dinikmati oleh masyarakat dalam tata kehidupannya," cerita Dimas Ario Sumilih saat dihubungi penulis, 10 Mei.

Lukisan keseharian kaum bumiputra bermain gamelan pada masa lampau karya I. Israels| Tropenmuseum
Lukisan keseharian kaum bumiputra bermain gamelan pada masa lampau karya I. Israels| Tropenmuseum
Antropolog kelahiran Yogyakarta itu menambahkan ketika suatu bangsa mulai menyeimbangkan antara level etika dan estetika. Maka hal itu dapat diidentikkan dengan suatu kemajuan dan kesejahteraan. Dalam artian, pada masa itu --abad ke-9---leluhur bangsa telah mampu berpikir melampau zamannya.

 Pandangan itu serupa dengan yang diungkap oleh salah satu penggagas Sound of Borobudur, Trie Utami: Ketika sebuah bangsa sudah bisa memainkan alat musik, artinya bangsa itu sudah cerdas.

"Penjelasan sakralitas musik terkait Buddha di Indonesia tidak hanya terdapat pada ritus sejarah seperti halnya penggambaran pada relief-relief candi, akan tetapi menjadi akrab dan menjadi tradisi hingga saat ini. Eksistensi gamelan salah satu bukti nyata tradisi umat Buddha di Bali yang bernilai religius karena dipercaya dapat menghubungkan dengan dunia tak kasat mata," tutup Nandhy Prasetyo dalam buku Spiritualitas Dalam Musik (2020).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun