Peradaban Tinggi Leluhur Bangsa
Antropolog dari Universitas Negeri Makassar, Dimas Ario Sumilih turut angkat bicara mengenai ragam alat musik yang terpahat di dinding Borobudur. Menurutnya, kehadiran pahatan ragam alat musik pada relief candi Borobudur tak ubah cara lelulur bangsa menunjukkan keagungan, kemasyhuran, dan peradaban tinggi pada zamannya. Untuk itu, tak salah jika gaung Borobudur sebagai pusat musik dunia dijadikan bagian penting dalam kampanye pariwisata, Wonderful Indonesia.
"Alat-alat musik yang dipahatkan di sana menunjukkan bahwa masa itu peradaban sudah berjaya tidak hanya menegakkan etika, namun menuntut pada level estetika. Alat-alat musik yang terdapat pada pahatan relief di Candi Borobudur menunjukkan keragaman dan kekayaan instrumen musik yang dikenal, dipakai, dan dinikmati oleh masyarakat dalam tata kehidupannya," cerita Dimas Ario Sumilih saat dihubungi penulis, 10 Mei.
 Pandangan itu serupa dengan yang diungkap oleh salah satu penggagas Sound of Borobudur, Trie Utami: Ketika sebuah bangsa sudah bisa memainkan alat musik, artinya bangsa itu sudah cerdas.
"Penjelasan sakralitas musik terkait Buddha di Indonesia tidak hanya terdapat pada ritus sejarah seperti halnya penggambaran pada relief-relief candi, akan tetapi menjadi akrab dan menjadi tradisi hingga saat ini. Eksistensi gamelan salah satu bukti nyata tradisi umat Buddha di Bali yang bernilai religius karena dipercaya dapat menghubungkan dengan dunia tak kasat mata," tutup Nandhy Prasetyo dalam buku Spiritualitas Dalam Musik (2020).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H