Jika jaman dulu masyarakat menilai kasus perselingkuhan identik dengan hubungan seksual bukan dengan pasangan sah.Saat ini, justru kasus perselingkuhan tidak melulu tentang hubungan sex semata.
Perselingkuhan yang saat ini marak terjadi adalah selingkuh yang berawal dari media digital alias dunia maya. Perselingkuhan ini bisa terjadi lewat berbagai aplikasi media sosial.
Sudah bukan hal yang aneh, jika yang awalnya hanya berniat chat basa-basi, bercanda tetapi malah berlanjut menjadi obrolan seputar curahan hati. Berawal dari hal yang terkesan sepele, tetapi bisa menjadi titik awal dimulainya perselingkuhan.
Berawal dari selingkuh hati, perasaan atau emosi, perselingkuhan ini bisa semakin menjurus ke arah perselingkuhan fisik.
Seperti kata pepatah, jika bermain api, berarti harus siap untuk terbakar. Jangan bermain api jika tidak ingin terbakar dan jangan pernah bermain api jika memang takut panas.
Ada banyak faktor yang bisa menjadi pemicu terjadinya perselingkuhan. Rasa jenuh atau bosan adalah salah satu dari sekian banyak alasan yang paling sering terjadi, khususnya bagi pasangan yang sudah melalui hidup bersama dengan pasangan yang cukup lama. Rasa bosan ini tidak dapat dihindari, sehingga hal tersebut menjadi pemicu dalam perselingkuhan.
Selain rasa jenuh dan bosan, ada beberapa faktor lain yang dapat memicu terjadinya perselingkuhan.
Sekelompok ilmuwan punya penjelasan untuk pertanyaan di atas. Jawaban yang mereka tawarkan mengacu pada sudut pandang ilmiah serta beragam penelitian lintas-disiplin.
Berikut, beberapa faktor penyebab orang melakukan perselingkuhan, seperti dikutip dari Brightside.me (28/3/2018):
KURANG PANDAI MENGUNGKAPKAN PERASAAN
Ketidakmampuan melakukan percakapan dari hati ke hati dengan pasangan dan kurangnya dukungan antara satu sama lain, mendorong seseorang untuk melakukan perselingkuhan.