Akhirnya, buku kedua mereka, "Mencari Kebenaran: Panduan Memverifikasi Hadits", diterbitkan dan diluncurkan di kafe yang sama. Mereka mengundang semua peserta seminar sebelumnya dan banyak orang baru untuk merayakan pencapaian ini.
 Malam peluncuran buku dipenuhi dengan tawa, diskusi, dan tentu saja, aroma kopi yang menggoda. Rahma merasa bahwa semua usaha dan kerja keras mereka terbayar dengan kebahagiaan yang terlihat di wajah setiap orang yang hadir.
 Setelah peluncuran, mereka terus mengadakan diskusi dan seminar secara berkala. Ara'a Cafe menjadi tempat yang dikenal sebagai pusat pembelajaran dan diskusi tentang agama, menarik perhatian banyak orang dari berbagai kalangan.
 Rahma, Roni, Aziz, dan Rani menyadari bahwa perjalanan mereka tidak hanya tentang kopi dan hadits, tetapi juga tentang membangun komunitas yang peduli dan saling mendukung. Mereka berkomitmen untuk terus belajar dan berbagi, menjadikan setiap pertemuan sebagai kesempatan untuk memperdalam pengetahuan dan mempererat persahabatan.
 Dengan semangat yang tak pernah padam, mereka melanjutkan perjalanan ini, berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi diri mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka. Ara'a Cafe bukan hanya sekadar tempat, tetapi telah menjadi simbol dari perjalanan mereka dalam mencari kebenaran dan membangun persahabatan yang abadi. Mereka terus berinovasi dengan mengadakan berbagai acara, seperti workshop tentang cara menyeduh kopi yang baik dan diskusi tentang etika dalam menyebarkan informasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H