Mohon tunggu...
desy rahmawati
desy rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

hobi saya adalah travelling

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hadis Palsu Kopi di Ara'a Cafe Trawas

3 Desember 2024   15:55 Diperbarui: 3 Desember 2024   16:09 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  Setelah berpamitan, Rahma menatap keluar jendela, melihat bintang-bintang yang bersinar di langit malam. Ia merasa bahagia dan bersyukur atas persahabatan yang terjalin. Aroma kopi yang masih tersisa di udara seolah mengingatkannya akan momen-momen indah yang baru saja mereka lalui.

  Keesokan harinya, Rahma membuka kafe dengan semangat baru. Ia mempersiapkan berbagai jenis kopi dan menyiapkan tempat untuk diskusi yang akan datang. Ia berharap bahwa kegiatan ini tidak hanya akan memperdalam pengetahuan mereka tentang hadits, tetapi juga mempererat tali persahabatan di antara mereka.

  Hari demi hari berlalu, dan pertemuan diskusi pun dimulai. Mereka berkumpul di Ara'a Cafe setiap minggu, membahas berbagai hadits, termasuk yang berkaitan dengan kopi. Aziz menjadi narasumber yang sangat membantu, menjelaskan konteks dan keaslian hadits-hadits yang mereka bahas.

  Roni, yang awalnya skeptis, kini menjadi lebih terbuka dan aktif dalam diskusi. Ia mulai memahami pentingnya memverifikasi informasi dan tidak sembarangan menyebarkan hadits. Rani, dengan bakat menulisnya, mencatat setiap diskusi dan merencanakan untuk membuat artikel tentang pengalaman mereka.

  Suatu malam, saat mereka sedang berdiskusi, Rani mengusulkan, "Bagaimana kalau kita membuat sebuah buku kecil tentang hadits-hadits yang sering diperdebatkan? Kita bisa mengumpulkan informasi dan pandangan dari setiap pertemuan."

  Semua setuju dengan ide tersebut. Mereka mulai merencanakan isi buku, membagi tugas, dan menetapkan deadline. Rahma merasa bangga melihat teman-temannya begitu antusias dan berkomitmen untuk belajar bersama.

   Setelah beberapa bulan, buku kecil itu akhirnya selesai. Mereka memberi judul "Aroma Kopi dan Hadits: Menelusuri Kebenaran". Buku itu berisi ringkasan diskusi mereka, penjelasan tentang hadits-hadits  yang sering diperdebatkan, dan panduan untuk memverifikasi informasi.

  Mereka merayakan peluncuran buku di Ara'a Cafe, mengundang teman-teman dan keluarga. Rahma merasa terharu melihat semua orang berkumpul untuk merayakan pencapaian mereka. "Ini semua berkat kerja keras kita bersama," katanya saat memberikan sambutan.

  Aziz menambahkan, "Semoga buku ini bisa bermanfaat bagi banyak orang dan mengingatkan kita semua untuk selalu mencari kebenaran."

  Roni dan Rani juga berbagi pengalaman mereka selama proses penulisan. "Kami belajar banyak tentang pentingnya memverifikasi informasi dan tidak mudah percaya pada apa yang beredar," kata Roni.

  Malam itu, mereka menikmati kopi sambil berbagi cerita dan tawa. Rahma merasa bahwa aroma kopi yang mengisi kafe bukan hanya sekadar wangi, tetapi juga simbol dari persahabatan dan pengetahuan yang telah mereka bangun bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun