Komunikasi antarpribadi adalah bentuk komunikasi yang terjadi antara dua individu atau lebih, biasanya dalam konteks hubungan yang lebih intim dan personal. Komunikasi antarpribadi adalah proses pertukaran informasi, ide, atau emosi antara dua atau lebih individu secara langsung, biasanya dalam hubungan pribadi, seperti teman, keluarga, atau rekan kerja. Menurut DeVito (2021), komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang dilakukan secara verbal dan non-verbal spontan, personal, dan emosional, seperti empati, kepercayaan, dan keintiman adalah faktor penting dalam komunikasi antar pribadi.
Komunikasi antarpribadi menurut DeVito (2021) adalah komunikasi yang bersifat spontan, pribadi, dan emosional, dalam hubungan komunikasi faktor empati dan kepercayaan. Dalam konteksnya di organisasi, komunikasi antar pribadi dapat memodifikasi dan mempertahankan hubungan, meningkatkan kolaborasi dan suasana kerja yang lebih harmonis dan efektif. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai komunikasi antar pribadi dalam organisasi:
Salah satu elemen penting dalam komunikasi antarpribadi adalah empati. Empati memungkinkan individu untuk memahami perasaan dan perspektif orang lain, yang sangat berpengaruh dalam menciptakan hubungan yang sehat dan produktif dalam organisasi. Dalam lingkungan kerja, empati dapat membantu mengurangi konflik, meningkatkan kolaborasi, dan membangun kepercayaan antar rekan kerja. Menurut Goleman (2006), empati merupakan komponen kunci dalam kecerdasan emosional yang mempengaruhi cara individu berkomunikasi dan bekerja dalam tim. Dengan empati, komunikasi antarpribadi dapat lebih efektif karena individu dapat merespons dengan cara yang lebih tepat dan sensitif terhadap kebutuhan orang lain. Selain Empati ada Kepercayaan adalah dasar dari komunikasi antarpribadi yang efektif. Dalam konteks organisasi, kepercayaan antar individu membantu menciptakan lingkungan kerja yang terbuka dan jujur. Ketika individu saling percaya, mereka lebih cenderung berbagi informasi, memberikan umpan balik konstruktif, serta bekerja sama dengan lebih baik. Brower & Abolafia (2004) lebih lanjut menjelaskan bahwa kepercayaan dalam organisasi merupakan fasilitator yang efektif untuk komunikasi yang terbuka dan lebih personal. Keintiman dalam komunikasi antarpribadi juga penting untuk membangun hubungan yang mendalam, memungkinkan kolaborasi yang lebih produktif, serta memperkuat ikatan emosional antara anggota organisasi.
Dalam konteks organization, komunikasi antarpribadi tidak hanya terjadi dalam hubungan informal antara kolega, tetapi juga sangat penting dalam dinamika profesional seperti komunikasi antar atasan dan bawahan atau dalam konteks evaluasi kinerja. Komunikasi yang baik antara pimpinan dengan bawahan dapat memperjelas harapan, memberikan umpan balik yang konstruktif, serta memotivasi anggota tim untuk mencapai tujuan yang lebih baik. Menurut Hackman & Johnson (2013), komunikasi antarpribadi yang efektif di dalam organisasi berfungsi untuk memperjelas peran, memecahkan masalah, serta mempercepat pengambilan keputusan. Hal ini juga dapat membantu mempererat hubungan antar anggota tim, yang pada gilirannya meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Contoh Komunikasi Antarpribadi:
Diskusi antara karyawan dan atasan tentang target kerja.
Percakapan pribadi antara teman yang saling mendukung.
Ciri utama komunikasi antarpribadi adalah
Penjelasan mengenai ciri utama komunikasi antarpribadi dalam organisasi berikut adalah sifatnya personal sebagai berikut:Â
a. Sifatnya Personal
Salah satu ciri utama dari komunikasi antarpribadi adalah sifatnya yang sangat personal. Komunikasi antarpribadi bukan sekadar pertukaran informasi atau data, tetapi juga melibatkan hubungan emosional yang lebih dalam dan interaksi langsung antara individu. Hal ini memungkinkan kebebasan berekspresi dan keterbukaan yang lebih baik di antara para individu. Dalam sebuah organisasi, hubungan personal ini dapat menciptakan kedekatan di antara orang-orang, yang memperkuat ikatan dan kolaborasi mereka. Komunikasi antarpribadi berfungsi untuk menguatkan hubungan emosional antara individu melalui penggunaan komunikasi verbal dan non-verbal yang lebih intim, menurut DeVito pada tahun 2021. Dalam hal ini, faktor emosional seperti empati, perhatian, dan saling pengertian sangat diperlukan dalam proses komunikasi ini. Hubungan yang terbuka dan personal mampu menciptakan iklim kerja lebih mendukung dan pada gilirannya dapat meningkatkan semangat kerja dan produktivitas.