Kini, Ken kembali, dan rasa itu kembali timbul. Â Keduanya bertukar cerita tentang keluarga, pekerjaan, dan kehidupannya kini. Â Mengejar waktu yang terhilang selama ini.
"So, Chintaka still with you, and several times to Indonesia? Â Why don't you try to be honest? Â I am not sure that he is the one. Â You sound not happy telling me about him. Â Now, answer me, if I came to Indonesia, since I have your address, what would be your reaction?" Â Sayangnya pertanyaan itu berlalu tanpa jawaban.
"I have no girl like I told in Melbourne. Â Remember, I will keep your name in my heart and my mind nicely even when I am back to Hongkong. Â Call my mom to proof it, she knows you. Â A year I struggle, trying to move on. Â Keeping my promise built my dream career and business that I ever told you." Â Ken terus bercerita, hancurkan pertahanan Reiko.
Dirinya sendiri tidak tahu apa yang dijalaninya dengan Chintaka. Â Perjalanan waktu, dan LDR membuktikan dia tidak pernah mencintai laki-laki ini. Â Tetapi Ken, cowok Hongkong itu adalah kebodohannya. Â "Haruskah aku mengulangi kebodohan yang sama, membiarkan Ken kembali pergi?" Â Sendiri Reiko merenung menatap cermin di kamarnya.
Seperti mesin waktu, Reiko mengingat hari-harinya bersama Ken. Â Cowok itu memang memberikan hatinya untuk Reiko. Â Teringat ketika Ken dengan cuek ikutan masuk kelas Akunting, dan mengatakan dirinya mahasiwa baru. Â Padahal tujuannya hanya ingin membantu Reiko menyelesaikan tugas.
"Take me to your Indonesian church," suatu ketika Ken membalas ketika Reiko mengatakan perbedaan keyakinan mereka.
Seperti Dejavu, Ken kembali memenuhi hari-hari Reiko. Â Sekalipun kini keduanya dipisahkan antar negara. Â Sedangkan Chintaka akhirnya menjadi lembaran buku yang sudah selesai dibaca Reiko. Â Sadar, selama ini hubungan mereka adalah palsu.
"I know you never love me, only you don't want to hurt me. Â Though I win your heart when I came to your country twice. Â But I feel empty, you never really looking at me. Â Thank you for the great time we have. Â Yes, once I made huge mistake and so sorry for that. Â I am so sorry for the hurt. Â Yes, I am not good enough to you. Â Take care yourself dear." Â Kalimat perpisahan Chintaka ketika kali terakhir transit di Indonesia dalam perjalanan dinasnya.
Tidak ada airmata Reiko ketika itu. Â Terselip lega, dan kasihan. Â Iya, kasihan mungkin itu alasan hubungannya selama ini. Â Sedangkan hatinya ternyata untuk Ken.
Berjalannya waktu, keduanya saling mendukung karir dan hal-hal manis seperti mengingatkan makan siang misalnya. Â Mehong sih, sebab harus internasional call. Â Hahah...
Bahkan Reiko mulai memberanikan dirinya menelpon ke rumah Ken. Â "Good afternoon, can I speak to Ken. Â I am Reiko from Indonesia."