Mohon tunggu...
DESY PRAMITA
DESY PRAMITA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Saya merupakan seorang pelajar di UINSU, memiliki hobi membaca, menonton, dan saya suka dengan tantangan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Menerapkan Berpikir Komputasi dan Studi Literatur pada Siswa

29 Juni 2022   17:48 Diperbarui: 29 Juni 2022   18:01 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penyusunan ini sambut oleh masyarakat umum di semua tingkatan, khususnya di tingkat sekolah K-12 (SD-SMA), yang sepenuhnya penuh perhatian dan persuasif dalam pergantian peristiwa dan karakter anggota yang bermanfaat. Karya J. M. Wing didistribusikan dalam Diary of Correspondence ACM pada tahun 2006. Pandangan komputasional dapat dicirikan sebagai siklus penalaran untuk menangani masalah dengan membedakan, membedah, dan melakukan pengaturan yang kuat, ideal, dan produktif. Sederhananya, dapat kita maksudkan adalah kapasitas untuk mengatasi suatu isu atau isu untuk mendapatkan jawaban dengan sukses dan ideal. 

Keterampilan berhitung dapat mendorong siswa untuk belajar secara efektif dan mandiri. Dalam penalaran komputasional, siswa diarahkan untuk membuat masalah menjadi masalah yang lebih sederhana. Kemudian, siswa melacak contoh dan menggunakannya untuk melacak jawaban atas kekhawatiran mereka. Pengaturan itu sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik untuk mengatasi masalah di masa depan (Barchas-lichtenstein et al., 2020). Pada akhirnya, berpikir komputasi dapat membuat pengaturan yang berisi teknik umum dan dapat digunakan dalam pemecahan masalah baru.

Penalaran komputasi seperti yang ditunjukkan oleh Masyarakat Global untuk Instruksi Inovasi dan Afiliasi Instruktur Rekayasa Perangkat Lunak adalah "kapasitas untuk mengatasi masalah yang memenuhi kualitas yang menyertainya, khususnya: memecahkan masalah ke dalam struktur yang dapat diselesaikan dengan bantuan PC, membedah dan mengoordinasikan informasi secara konsisten, menggambarkan informasi secara konseptual menggunakan model atau pertunjukan, melacak pengaturan hanya melalui kemajuan algoritme, membedakan, memeriksa, dan melaksanakan pengaturan yang paling mahir dan sesuai, dan merangkum proses berpikir kritis menjadi lebih Keteladanan yang luas Keteladanan ini bila dimiliki seseorang dapat meningkatkan rasa percaya diri dalam menangani masalah yang kompleks, tabah dalam menangani masalah yang menyusahkan, peka dalam mengelola ketidakpastian, dapat menangani masalah dengan masalah yang terbuka, dan siap bekerja sama dengan orang lain dalam mencapai tujuan.

Sesuai pandangan Samir (2015), penalaran komputasional adalah pendekatan untuk menaklukkan masalah yang penerapannya mencakup metode yang digunakan oleh pemrogram komputer dalam merekam program. 

Berpikir komputasi tidak bermaksud untuk mengambil pola pikir yang sama seperti PC, melainkan untuk berpikir bagaimana komputasi di mana seseorang didorong untuk mengumpulkan masalah sebagai masalah komputasi dan mengumpulkan pengaturan komputasi yang tepat (sebagai perhitungan) atau masuk akal mengapa pengaturan yang masuk akal tidak ditemukan.

Sementara itu Ioannidou merangkum teknik berpikir komputasi dalam 4 teknik yaitu :

  1. Dekomposisi (Decomposition): keahlian untuk memecah tugas (masalah) kompleks menjadi bagian-bagian kecil yang lebih rinci. Misalkan memecah 'kopi susu' berdasarkan komponen penyusunnya : kopi, gula, susu dan air panas.
  2. Pengenalan pola (Pattern Recognition): keahlian untuk mengetahui kesamaan atau perbedaan umum yang kiranya akan membantu dalam merancang prediksi.
  3. Generalisasi pola dan abstraksi (Abstraksi): keahlian memilah informasi yang tidak dibutuhkan dan mengundang generalisasi dari informasi yang diinginkan sehingga seseorang bisa menggunakan informasi tersebut untuk menyelesaikan masalah yang sama.
  4. Perancangan algoritma (Algorithm): suatu keahlian untuk merakiit langkah-langkah penyelesaian masalah. 

Sedangkan indikator berpikir komputasi menurut (CSTA, 2011) adalah:

  • Dapat membuat pemecahan masalah menggunakan komputer atau perangkat lain.
  • Mampu melakukan pengorganisasian dan menganalisis suatu data.
  • Mampu melakukan representasi suatu data melalui abstraksi dengan suatu model atau peragaan.
  • Mampu melakukan kecepatan solusi melalui pola berpikir algoritma.
  • Mampu melakukan identifikasi, analisa dan implementasi solusi dengan berbagai kombinasi langkah/cara dan sumber daya yang efisien dan efektif.
  • Mampu melakukan generalisasi solusi untuk beragam masalah yang berbeda.

Suatu metode pemecahan masalah yang sangat besar cakupannya merupakan definisi dari berpikir komputasi. Hal ini mengharuskan seseorang khususnya siswa dan siswi sebagai penerus bangsa dan juga sebaga harapan bangsa untuk berpikir secara komputasi. Luasnya pengaruh kemampuan berpikir komputasi dalam banyak penelitian dan kajian telah dilakukan oleh banyak ilmuan. Keahlian berpikir komputasi dapat mengembangkan pendidikan kritis dan reflektif, mengubah metode berpikir seseorang lebih merinci, meningkatkan keahlian bernalar, keahlian menyelesaikan suatu masalah, kemajuan belajar. 

Namun demikian, dari berbagai banyak kajian mengenai computational thinking, cuman sedikit yang membahas penilaian kemampuan berpikir komputasi yang efektif dan efisien. 

Oleh sebab itu, dibutuhkan sebuah metode penilaian komprehensif dan fundamental supaya pengukuran keahlian berpikir komputasi dengan efektif dan efisien supaya nantinya bisat digunakan sebagai tujuan penilaian di beragam disiplin ilmu yang mengulas secara khusus keahlian berpikir komputasi dengan efektif dan efisien supaya kedepannya dapat dipakai sebagai acuan penilaian di beragam disiplin ilmu yang mengulas dengan khusus keahlian berpikir komputasi khususnya apabila dikaitkan dengan kemampuan seseorang dalam penyelesaian masalah.

  • Penerapan Berpikir Komputasi Pada Siswa 

Penalaran komputasional atau biasa disebut CT adalah keahlian penting yang harus digerakkan oleh semua orang di abad ke-21 saat ini. Hal ini ditampilkan untuk menghadapi masa perkembangan modern 4.0, bahkan di berbagai negara mereka telah menyiapkan diri untuk mengundang pembaruan, khususnya masa rekonstruksi 5.0 dimana setiap kebutuhan manusia dapat dilengkapi akibat menggunakan mesin tanpa menggunakan tenaga manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun