Mohon tunggu...
Dessy Liestiyani
Dessy Liestiyani Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta, mantan kru televisi, penikmat musik dan film

menggemari literasi terutama yang terkait bidang pariwisata, perhotelan, catatan perjalanan, serta hiburan seperti musik, film, atau televisi.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

[Resensi Film] Mengenal Elvis Presley Melalui "Elvis" (2022)

6 Desember 2022   21:46 Diperbarui: 17 Juni 2024   21:47 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya merasa mulai bisa menikmati film ini justru ketika sang kolonel -- yang mungkin tetap dianggap sebagai the bad guy meskipun film ini terkemas dalam point of view beliau- seperti layaknya sinetron mulai terbuka rahasianya, dan beliau melancarkan strategi-strategi untuk tetap "menguasai" sang bintang. 

Di sini, emosi saya mulai teraduk-aduk; melihat getirnya hidup sang bintang, mengutuk orang-orang yang menjadikannya sapi perahan, atau seperti ikut merasakan sakit yang dideritanya.

Pada akhirnya, suka-nggak suka sang bintang sepertinya memang telah ditakdirkan Sang Pencipta untuk tetap bersama sang kolonel, sampai akhir hayatnya. Dan, tayangan asli dari pementasan terakhir beliau di 1977 ketika membawakan "unchained melody" menjadi closing indah yang menyayat hati. Sayangnya, emosi ini bisa dibilang baru saya dapatkan di sepertiga terakhir. Ya, sayangnya ...

Rating: 6,5/10

Sumber referensi:

www.bbc.com

www.wikipedia.com

www.imdb.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun