Oh... my... God! Dia bertanya padaku? Dia bertanya padaku! Selama ini, Ray tidak pernah mengubris ucapanku dan sikapnya selalu dingin padaku! Ini-sebuah-keajaiban-Tuhan!
"Amanda?"
Aku terlonjak. "Ah?" Kudapati Ray sudah duduk tepat di sebelahku. Dan... ia menyunggingkan senyum padaku!
"Apa kau baik-baik saja?"
"Ah? Ya! Ya, a... aku baik-baik saja," jawabku gagap. Ini benar-benar sulit sekali dipercaya dan sangat di luar dugaanku!
"Kenapa kau belum pulang?" tanyanya lagi.
Aku menghela napas dalam-dalam dan lalu menghembuskan perlahan lewat mulut. Setidaknya pikiranku jauh sedikit lebih tenang. "Aku... aku menunggumu, Ray."
Kedua alis Ray bertaut. "Aku?"
Aku mengangguk. "Ya, sudah seminggu aku tidak pernah melihatmu di sini, dan itu membuatku sangat... sangat... rindu padamu."
Ray menarik senyum lagi di bibirnya. Senyumnya begitu sangat hangat dan bersahabat. "Benarkah begitu? Kau merindukanku?"
Aku mengangguk lagi. "Sangat, Ray!" aku menekankan. Aku diam sejenak sebelum melanjutkan ucapanku. "Aku di Singapura hanya tinggal tiga hari lagi, hari Minggu nanti aku harus kembali ke Jakarta... dan... kalau boleh, selama tiga hari itu aku ingin terus bisa bersamamu, Ray."