Mohon tunggu...
DesoL
DesoL Mohon Tunggu... Penulis - tukang tidur

▪tidak punya FB/Twitter/IG dan sejenisnya▪

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Semacam Ciuman Penghabisan

30 September 2015   10:12 Diperbarui: 30 September 2015   12:29 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku lihat, kau sibuk palingkan sedihmu pada cerita lucu dan tawa palsu. Kau coba hadirkan ceria seperti awal pertama jumpa. Perpisahan telah di depan mata, akuilah itu. Terimalah dengan hati yang tanpa berontak dan mata berkaca.

“Mas, keretaku sebentar lagi. Aku harus segera naik atau akan tertinggal.”

“Naiklah. Aku akan pergi bila ekor kereta tak lagi tampak.”

“Berjanjilah untuk lepaskan sedih.”

“Pasti.”

Aku di kereta. Tugu adalah pembatas kisah kasih yang terajut semalam. Sementara orang-orang sibuk lalu-lalang, segera kusembunyikan air mata yang tak tertahankan. Aku benci perpisahan!

Sudah saatnya aku pergi dan yang telah terjadi harus diakhiri. Buah-buah kenikmatan yang pahit harus dipetik untuk kemudian dihanguskan. Dihilangkan hingga tak berbekas. Biarlah rindu tercecer di sepanjang rel kereta sebab aku takkan pernah memungutnya kembali.

Semua tentangmu harus terhapuskan segera. Sebuah perpisahan yang akan akhiri segalanya. Bila sanggup kucuri masa lalu, aku memilih untuk tak mengenalmu dan kemudian memulangkan rindu hingga aku tak perlu menjemputnya seperti kemarin.

Kau datang tak terduga, seperti pencuri yang tak pernah permisi. Hianatnya, aku telah cicipi manis cinta dan juga peluk cumbumu. Aku malu pada kotak kenang, sebab aku telah menyekatnya jadi dua dan mengisinya dengan kisah yang berbeda.

***

Bulan terluka pada tanah basah. Tak lama lagi akan membusuk pada cinta yang terkutuk. Hujan turun luruhkan rasa. Derasnya paksaku rela. Sebuah air mata yang jatuh pada nama yang salah. Namamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun