“Kapan aku bisa terima uangnya?”
“Tunggulah hingga pistol ini melahirkan kematian.”
“Cintaku ada pada ujung pistol itu.”
“Tentu saja aku akan merawatnya dengan jantung-jantung yang tak pernah gagal berhenti berdetak.”
Cloudy adalah wanita yang setia. Setia menantikan uang-uang hasil rampasan nyawa manusia. Aku akan merasa lebih berdosa jika membuatnya menangis dari pada harus menghilangkan nyawa seseorang. Aku tak pernah memikirkan, berapa banyak air mata yang tumpah saat aku mengakhiri hidup seseorang. Bagiku, air mata Cloudy lebih berharga dibandingkan nyawaku sendiri.
Gila! Cinta itu membuatku gila! Aku rasa kau juga begitu. Lantas, apakah anjing gila itu juga tersihir ulah cinta? Lebih baik, tanyakan saja pada dokter hewan.
***
“Michael adalah nama yang kau buat berdosa.”
“Setidaknya aku tetap menjadi malaikat bagimu. Selalu menolongmu untuk bisa membeli tas-tas setara artis Hollywood.”
Cloudy menghamburkan peluknya padaku. Kecupnya membabi buta. Itu pertanda bahwa ia tak sabar berfoya-foya. Aku mengenal siapa istriku. Aku paham bahasa tubuhnya. Ia akan menjadi lebih seksi dan juga bergairah saat aku mulai membersihkan pistolku.
“Aku harus segera bersiap.”