Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Idamanku

17 Juli 2020   15:10 Diperbarui: 18 Juli 2020   15:22 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihatmu dari kejauhan. Memperhatikanmu dari kejauhan pula. Sudah mampu membuat hatiku senang melihatnya. Seandainya aku bisa dipertemukan dengan sesosok pasangan hidup sepertimu. Selalu menundukan pandangan dan mempunyai rasa pemalu serta taat beribadah. Begitulah pandanganku sesaat melihatmu setiap harinya dipelataran Masjid Al Ikhlas setelah selesai melaksanakan sholat.

Tak jarang aku sering memperhatikanmu selalu melaksanakan sholat sunnah di masjid ini.

Masya allah tabarakallah. Begitulah bisikkan suaraku didalam hati sesaat setelah melihatnya.

Sungguh indah ciptaanmu, sungguh luar biasa sekali sosok laki-laki yang sering kutemui dipelataran Masjid Al Ikhlas ini.

Al Fatih Muhammad. Itulah nama dari sesosok laki-laki yang sering kutemui dipelantaran masjid tersebut. Fatih adalah nama panggilannya.

Siapa sih yang tidak kenal dengan Fatih. Selain taat dan rajin beribadah, dia juga begitu ramah. Tak jarang dia selalu tersenyum ketika berpapasan dengan rekan kerjanya.

Aku adalah Aisyah Kumairah. Sama seperti Fatih, kami berdua adalah rekan kerja dalam satu kantor yang sama. Namun berbeda bagian. Sering bertemu ya pasti. Untuk mengobrol sungguh tidak mungkin. Fatih tidak terlalu banyak berbicara. Sedangkan aku begitu banyak berbicara. Meskipun senang bila diajak bercerita. Namun saat berpapasan dengan Fatih aku lebih banyak diam dan hanya bisa tersenyum.

Bagaimana tidak, Fatih adalah sesosok yang aku idamkan selama ini. Tidak berharap ditakdirkan bersama Fatih. Namun sangat berharap bila ditakdirkan dengan seseorang yang baik agamanya dan perilakunya seperti Fatih. Mendambakan seseorang, seperti menjadikan sebagai idaman itu adalah hal yang wajar saja.

Dipagi hari yang begitu cerah, tanpa sengaja aku bertemu dengan Fatih di koridor kantor. Aku sempat menyapanya. Tak disangka respon baik yang disampaikannya mampu membuat hariku begitu menyenangkan. Hanya sekedar disapa, namun aku begitu bahagia.

"Pagi mas Fatih" sapaku sembari tersenyum dan melewatinya di koridor kantor menuju ruang kerjaku.

"Hai Aisyah, Have a great day" ucap Fatih

Aisyahpun sempat terdiam sejenak mendengar jawaban dari Fatih.

Masya allah mas Fatih. Kamu bikin aku jadi gagal fokus. Bisik Aisyah di dalam hati.

"Thank you mass" jawab singkat Aisyah dengan tangan melambai ke arah Fatih yang sedari tadi berada di belakangnya.

Dengan perasaan hati yang begitu deg degan setelah mendengar respon baik dari Fatih. Secepat kilat Aisyah pergi meninggalkan Fatih.

****

Hari sabtu seharusnya digunakan sebagai weekend, karena kantor dijadwalkan untuk libur. Tapi tidak dengan hari ini, karena ada beberapa laporan dadakan yang harus segera dikirimkan ke kantor pusat. Sehingga mengharuskan seluruh staff untuk lembur di hari sabtu. Lelah sudah pasti. Ingin shopping sudah tidak salah lagi.

Waktu telah menunjukkan pukul 12 lewat 5 menit. Sebentar lagi adzan untuk melaksanakan sholat dzuhur akan berkumandang.

Semua staff yang masih berada di kantor tentu berbondong-bondong menuju ke area masjid, tak terkecuali Fatih. Fatih tidak pernah absen yang namanya sholat tepat waktu dan berjamaah, bila tidak ada hal yang begitu mendesak. Itu hanya berdasarkan pengamatanku saja selama ini terhadap Fatih.

Sholat dzuhur berjamaah pun dimulai. Semua jamaah begitu khusyuk melaksanakan sholat. Setelah sholat selesai, semua jamaah bubar dan keluar dari masjid.

Aku tidak langsung keluar dari masjid. Aku lebih memilih duduk sejenak sembari menenangkan pikiran. Berada di dalam masjid membuat pikiranku benar-benar begitu tenang.

Setelah selesai dari kantor nanti aku berniat untuk pergi ke mall. Refreshing diri sudah pasti. Shopping yaa ngikut saja, karena staff sudah diizinkan untuk pulang tepat pukul 13.00 siang.

Aku kira hanya ada aku sendirian didalam masjid ini. Teman-teman perempuanku sudah pada lebih dulu keluar setelah melaksanakan sholat. Sedangkan jamaah laki-laki terlihat sudah pada pergi meninggalkan masjid.

Akan tetapi, seketika itu aku mendengar seseorang melafazkan ta'awudz.

"audzubillah himinasyaitonirrajim bismillahirohmanirohim"

Lantunan tilawah al quran pun bergemah didalam masjid ini. Hatiku tenang mendengarnya. Surah Ar Rahman. Itulah surah yang dilafazkan oleh seseorang diseberang sana, yang dibatasi oleh tirai pembatas didalam masjid.

"Masya allah, suara tilawah siapa itu" ucapku dengan nada perlahan.

Suara tilawahnya semakin indah didengar. Masuk ditelingaku dengan begitu merdu. Penasaran aku dibuatnya. Siapa yang sedang tilawah dengan suara merdu disiang hari ini.

Akhirnya kuputuskan untuk mengeser tirai yang membatasi sholat antara jamaah laki-laki dan jamaah perempuan. Ku tariklah tirai dengan perlahan dan kuintip siapa yang sedang berada disana.

Mataku terkejut melihat sosok yang berada didepanku. Meskipun membelakangiku, namun aku tau siapa itu.

"Mas Fatih" Ucapku. Tak kusangka, suaraku bergema di dalam masjid.

Spontan aku langsung menutup tirai pembatas tersebut.

Ya ampun mulut, kenapa enggak bisa di rem sih. Bisikku didalam hati.

"Masya allah mas Fatih. Kenapa kamu begitu sempurna dimataku. Sesosok pasangan idaman yang begitu diinginkan oleh setiap kaum perempuan. Sikapmu, ibadahmu sungguh mampu menyejukan jiwa". Ucap Aisyah dengan nada suara yang hanya bisa dia dengar sendiri.

Setelah beberapa menit berlalu. Aku mendengar suara Fatih dari seberang sana yang menandakan kalau dia telah selesai bertilawah.

"Shadaqallahul 'adzhim"

"Akhirnya aku bisa keluar. Tapi tunggu mas Fatih keluar lebih dulu aja deh dari masjid ini" ucapku pada diri sendiri.

Aku telah siap keluar dengan mukena yang berada dipangkuanku, sambil melihat ke arah pintu keluar masjid. Menunggu Fatih agar keluar lebih dahulu dariku.

Dengan begitu, setidaknya Fatih tidak tau siapa suara perempuan yang telah memanggil namanya. Dikala dia sedang bertilawah.

Kok lama banget. Kenapa mas Fatih enggak keluar-keluar sih. Bisikku dalam hati.

Namun apa yang terjadi sungguh diluar ekspektasiku sebelumnya. Fatih malah datang dan melihat ke area belakang tirai pembatas tersebut. Spontan memanggil namaku.

Aisyah... apakah tadi itu suaramu ? Tanya Fatih dengan senyum yang terukir diwajahnya.

****

Pasangan hidupmu nanti, iyalah cerminan dari dirimu sendiri. Perbaiki diri menjadi lebih baik lagi, maka insya allah pasanganmu akan memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi.

Sebagaimana yang telah dijelaskan didalam Al Quran Surah An Nur ayat 26

"Perempuan yang keji adalah untuk laki-laki yang keji. Dan laki-laki yang keji untuk perempuan yang keji pula. Perempuan yang baik adalah untuk laki-laki yang baik. Dan laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik pula."

- the end -

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun