Ya ampun mulut, kenapa enggak bisa di rem sih. Bisikku didalam hati.
"Masya allah mas Fatih. Kenapa kamu begitu sempurna dimataku. Sesosok pasangan idaman yang begitu diinginkan oleh setiap kaum perempuan. Sikapmu, ibadahmu sungguh mampu menyejukan jiwa". Ucap Aisyah dengan nada suara yang hanya bisa dia dengar sendiri.
Setelah beberapa menit berlalu. Aku mendengar suara Fatih dari seberang sana yang menandakan kalau dia telah selesai bertilawah.
"Shadaqallahul 'adzhim"
"Akhirnya aku bisa keluar. Tapi tunggu mas Fatih keluar lebih dulu aja deh dari masjid ini" ucapku pada diri sendiri.
Aku telah siap keluar dengan mukena yang berada dipangkuanku, sambil melihat ke arah pintu keluar masjid. Menunggu Fatih agar keluar lebih dahulu dariku.
Dengan begitu, setidaknya Fatih tidak tau siapa suara perempuan yang telah memanggil namanya. Dikala dia sedang bertilawah.
Kok lama banget. Kenapa mas Fatih enggak keluar-keluar sih. Bisikku dalam hati.
Namun apa yang terjadi sungguh diluar ekspektasiku sebelumnya. Fatih malah datang dan melihat ke area belakang tirai pembatas tersebut. Spontan memanggil namaku.
Aisyah... apakah tadi itu suaramu ? Tanya Fatih dengan senyum yang terukir diwajahnya.
****