Melihatmu dari kejauhan. Memperhatikanmu dari kejauhan pula. Sudah mampu membuat hatiku senang melihatnya. Seandainya aku bisa dipertemukan dengan sesosok pasangan hidup sepertimu. Selalu menundukan pandangan dan mempunyai rasa pemalu serta taat beribadah. Begitulah pandanganku sesaat melihatmu setiap harinya dipelataran Masjid Al Ikhlas setelah selesai melaksanakan sholat.
Tak jarang aku sering memperhatikanmu selalu melaksanakan sholat sunnah di masjid ini.
Masya allah tabarakallah. Begitulah bisikkan suaraku didalam hati sesaat setelah melihatnya.
Sungguh indah ciptaanmu, sungguh luar biasa sekali sosok laki-laki yang sering kutemui dipelataran Masjid Al Ikhlas ini.
Al Fatih Muhammad. Itulah nama dari sesosok laki-laki yang sering kutemui dipelantaran masjid tersebut. Fatih adalah nama panggilannya.
Siapa sih yang tidak kenal dengan Fatih. Selain taat dan rajin beribadah, dia juga begitu ramah. Tak jarang dia selalu tersenyum ketika berpapasan dengan rekan kerjanya.
Aku adalah Aisyah Kumairah. Sama seperti Fatih, kami berdua adalah rekan kerja dalam satu kantor yang sama. Namun berbeda bagian. Sering bertemu ya pasti. Untuk mengobrol sungguh tidak mungkin. Fatih tidak terlalu banyak berbicara. Sedangkan aku begitu banyak berbicara. Meskipun senang bila diajak bercerita. Namun saat berpapasan dengan Fatih aku lebih banyak diam dan hanya bisa tersenyum.
Bagaimana tidak, Fatih adalah sesosok yang aku idamkan selama ini. Tidak berharap ditakdirkan bersama Fatih. Namun sangat berharap bila ditakdirkan dengan seseorang yang baik agamanya dan perilakunya seperti Fatih. Mendambakan seseorang, seperti menjadikan sebagai idaman itu adalah hal yang wajar saja.
Dipagi hari yang begitu cerah, tanpa sengaja aku bertemu dengan Fatih di koridor kantor. Aku sempat menyapanya. Tak disangka respon baik yang disampaikannya mampu membuat hariku begitu menyenangkan. Hanya sekedar disapa, namun aku begitu bahagia.
"Pagi mas Fatih" sapaku sembari tersenyum dan melewatinya di koridor kantor menuju ruang kerjaku.