Setiap tahunnya pada minggu terakhir bulan April WHO mengkampanykan kegiatan “World Immunization Week” yang jika diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia berarti “Pekan Imunisasi Dunia”.
Kampanye ini pertama kali dilakukan oleh WHO pada tahun 2012 sebagai bagian dari gerakan untuk meningkatkan kesadaran pentingnya imunisasi memalui vaksinasi untuk mengurangi tingkat kematian terhadap wabah penyakit menular.
Pada tahun pertamanya ditahun 2012 kampanye tersebut diikuti oleh lebih dari 180 negara dari seluruh belahan dunia dan kemudian berlanjut hingga saat ini.
Jika berbicara proses imunisasi maka ini tidak lepas dari peran seorang dokter berkebangsaan Inggris Bernama Edward Jenner. Beliau adalah orang pertama yang menemukan metode vaksinasi sebagai bagian dari proses imunisasi pada tahun 1976 untuk mengahadapi wabah penyakit cacar yang melanda Inggris pada waktu itu.
Hasilnya, metode vaksinasi berhasil menurunkan tingkat penularan, angka kematian, seta memproteksi manusia untuk meminimalisasi dampak wabah cacar hingga saat ini.
Masa Muda Edward Jenner
Edwar Jenner lahir pada 17 Mei 1749 di Berkeley sebuah pedesaan di Inggris, dari seorang keturunan pendeta. Ayahnya meninggal pada saat ia berusia lima tahun dan kemudian dirinya dibesarkan oleh kakak laki-laki yang juga merupakan seorang pendeta. Sebagai seorang pemuda desa ia banyak mendapatkan cinta dari lingkungan dan kehidupan alami khas pedesaan yang terus melekat bersamanya.
Pada usia 13 tahun ia sudah menghadiri sekolah tata bahasa serta melakukan kegiatan magang bersama seorang ahli bedah terdekat. Dari delapan tahun kegiatan magang tersebut membuat Jenner memiliki pengetahuan yang baik mengenai praktik pengobatan dan pembedahan. Selanjutnya ia pergi ke London pada usia 21 tahun dan menjadi murid John Hunter.
John Hunter sendiri adalah pegawai di Rumah Sakit St. George yang merupakan seorang ahli bedah penting di London. Selain itu, ia juga merupakan ahli anatomi, biologi, dan eksperimentalis peringkat pertama.
Dia tidak hanya mengumpulkan spesimen biologis, tetapi juga memperhatikan masalah fisiologi dan fungsinya. Persahabatan erat yang tumbuh di antara kedua pria itu berlangsung sampai kematian Hunter pada tahun 1793.
John Hunter pulalah yang menasihati Jenner untuk melakukan percobaan eksperimental daripada harus banyak berpikir dalam rangka mengetahui jawaban dari soal-soal medis yang belum terpecahkan olehnya.
Setelah pembelajarannya di London dari tahun 1770 hingga 1773 selesai, ia kembali ke Berkeley untuk melakukan praktik yang pada akhrinya mendapati kesuksesan besar karena dia memiliki kemampuan, keterampilan, sehingga membuatnya menjadi seorang yang populer.
Selain berlatih kedokteran, ia bergabung dengan dua kelompok medis untuk mempromosikan pengetahuan medis dan sesekali menulis makalah medis.
Dia bermain biola di klub musik, menulis syair ringan, dan sebagai seorang naturalis ia melakukan banyak pengamatan terutama pada kebiasaan bersarang burung kukuk dan migrasi burung.
Jenner juga mengumpulkan spesimen untuk Hunter. Banyak surat Hunter kepada Jenner telah disimpan, tetapi sayangnya surat Jenner kepada Hunter telah hilang. Setelah satu kekecewaan dalam cinta pada tahun 1778, Jenner menikah pada tahun 1788.
Wabah Cacar dan Imunisasi
Cacar (smallpox) menyebar luas pada abad ke-18 dan wabah ini sesekali dengan intensitas khusus mengakibatkan tingkat kematian yang sangat tinggi. Penyakit ini menyerang siapa saja tanpa memandang kelas sosial, kondisi kecacatan, atau umur.
Satu-satunya cara untuk memerangi cacar adalah bentuk vaksinasi primitif yang disebut variolasi yaitu dengan sengaja menginfeksi orang yang sehat dengan "materi" yang diambil dari pasien yang sakit dengan serangan penyakit yang ringan.
Praktik yang berasal dari Cina dan India ini didasarkan pada dua konsep yang berbeda: pertama, bahwa satu serangan cacar secara efektif melindungi terhadap serangan berikutnya.
Kedua, bahwa seseorang yang dengan sengaja terinfeksi dengan kasus penyakit yang ringan akan dengan aman tertular dari penyakit tersebut atau dengan kata lain memiliki perlindungan.
Dalam terminologi masa kini, kegiatan itu merupakan infeksi "pilihan" yaitu infeksi yang diberikan kepada orang yang sehat. Sayangnya, penyakit menular tidak selalu tetap dalam konidsi yang ringan dan kematian kadang-kadang terjadi. Selanjutnya, orang yang diinokulasi dapat menyebarkan penyakit kepada orang lain dan dengan demikian bertindak sebagai fokus infeksi.
Jenner terkesan dengan fakta bahwa seseorang yang telah menderita serangan cacar sapi atau cowpox (yaitu penyakit yang relatif tidak berbahaya yang dapat ditularkan dari ternak sapi) tidak dapat terkena cacar baik karena paparan cacar yang tidak disengaja atau disengaja.
Merenungkan fenomena ini, Jenner menyimpulkan bahwa cacar sapi tidak hanya melindungi terhadap cacar tetapi dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain sebagai mekanisme perlindungan yang disengaja.
Kisah hebat ini terus berlanjut hingga pada Mei 1796 Jenner menemukan seorang wanita muda pemerah susu sapi bernama Sarah Nelmes yang memiliki luka cacar sapi baru di tangannya.
Pada tanggal 14 Mei, dengan menggunakan materi dari luka Sarah dia menginokulasi seorang anak laki-laki berusia delapan tahun bernama James Phipps yang tidak pernah menderita cacar. Phipps menjadi sedikit sakit selama sembilan hari berikutnya tetapi sembuh padahari ke sepuluh.
Pada 1 Juli Jenner menyuntik anak tersebut kembali,namun kali ini dengan materi cacar. Tidak ada penyakit yang berkembang dan sepertinya perlindungan telah terbentuk.
Pada tahun 1798, Jenner setelah menambahkan kasus lebih lanjut kemudian menerbitkan kepada publik sebuah buku berjudul “An Inquiry into the Causes and Effects of the Variolae Vaccinae”.
Reaksi publik terhadap buku tersebut tidak langsung menunjukan respon yang menyenangkan. Jenner pergi ke London mencari sukarelawan untuk vaksinasi tetapi dalam masa tinggal tiga bulan, ia tidak berhasil.
Di London kegiatan vaksinasi justru dipopulerkan oleh kegiatan orang lain, terutama ahli bedah Henry Cline, dokter George Pearson dan William Woodville yang telah diberikan beberapa inokulan oleh Jenner.
Kesulitanpun kemudian muncul beberapa di antaranya sangat tidak menyenangkan; Pearson mencoba mengambil kredit dari Jenner dan Woodville seorang dokter di rumah sakit cacar yang mengkontaminasi materi cacar sapi dengan virus cacar.
Namun, pada prosesnya vaksinasi dengan cepat membuktikan nilainya dan Jenner menjadi sangat aktif mempromosikannya. Prosedur ini menyebar dengan cepat ke Amerika dan seluruh Eropa dan segera dilakukan di seluruh dunia.
Komplikasi akibat metode vaksinasi tersebut ternyata banyak. Vaksinasi tampak sederhana tetapi sejumlah besar orang yang mempraktikkannya tidak serta merta mengikuti prosedur yang direkomendasikan Jenner, dan inovasi yang disengaja atau tidak disadari sering mengganggu efektifitasnya.Vaksin cacar sapi murni tidak selalu mudah diperoleh juga tidak mudah untuk diawetkan atau ditularkan.
Selanjutnya, faktor biologis yang menghasilkan kekebalan belum dipahami seutuhnya, banyak informasi yang harus dikumpulkan dan banyak sekali kesalahan yang dibuat sebelum prosedur yang sepenuhnya efektif dapat dikembangkan bahkan secara empiris
Setelah melakukan lebih banyak eksperimen Jenner menerbitkan risalahnya yang berjudul "On the Origin of the Vaccine Inoculation" pada tahun 1801 dimana ia merangkum penemuannya dan menyatakan harapan bahwa pemusnahan cacar yang menjadi momok paling mengerikan dari spesies manusia, harus dilakukan dan menjadi hasil akhir dari berbagai penelitian dan latihan ini. Vaksin secara bertahap diterima publik dan menggantikan praktik variolasi.
Pada tahun 1800-an, virus yang digunakan untuk membuat vaksin cacar berubah dari virus cacar sapi menjadi virus vaccinia. Kerajaan Bavaria atau Jerman pada masa ini adalah salah satu negara pertama yang memperkenalkan vaksinasi wajib menurut metode Jenner.
Akhir Hayat Edward Jenner
Meskipun ada kesalahan dan penipuan sesekali pada kegiatan vaksinasi cacar, pada akhirnya tingkat kematian akibat cacar turun.
Jenner menerima pengakuan dunia dan banyak penghargaan, tetapi dia tidak berusaha memperkaya dirinya sendiri melalui penemuannya dan benar-benar mencurahkan begitu banyak waktu untuk tujuan vaksinasi sehingga praktik pribadi dan urusan pribadinya sangat menderita.
Parlemen melakukan pemunngutan suara dan memilihnya untuk mendapatkan uang sejumlah £10.000 pada tahun 1802 dan jumlah selanjutnya sebesar £20.000 pada tahun 1806 sebagai kompensasi atas kontribusinya.
Pada kenyataannya Jenner tidak hanya menerima penghargaan tetapi juga membangkitkan oposisi dan mendapati dirinya menjadi sasaran serangan dan fitnah meskipun ia melanjutkan kegiatannya atas nama vaksinasi.
Istri yang disayanginya sakit TBC dan meninggal pada tahun 1815, dan Jenner pensiun dari kehidupan publik kemudian meninggal 26 Januari 1863 di Berkeley Inggris kota kelahirannya.
Atas berkat jasanya dalam menanggulangi wabah cacar Edward Jenner dianugerahi gelar sebagai Bapak Imunisasi, dan hasil penelitiannya terus dikembangkan dan bisa kita rasakan manfaatnya hingga saat ini.
*Dikutip dari berbagai sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H