Masih hangat-hangat bubur ayam, kemenangan sensasional di kontes lagu Eurovision 22 Mei lalu di Rotterdam Belanda ternyata membuat band asal Italia MÃ¥neskin dan alunan hard rock yang dibesutnya kini mewabah ke seluruh dunia.Â
Kala itu mereka menang berkat perolehan suara lewat televoting oleh penonton di Eropa, sebuah bukti bahwa ternyata musik cadas masih menggairahkan dan sudah waktunya kembali lepas landas.
Berusia di awal dua puluhan, MÃ¥neskin yang terdiri dari Damiano David (vokal), Thomas Raggi (gitar), Ethan Torchio (drum) dan Victoria de Angelis (bass) berani dan berhasil menunjukkan sesuatu yang beda, sangat menarik untuk diikuti perjalanannya.Â
Andai saja mereka tidak memenangkan Eurovision, mungkin mata dunia tetap tertutup, tak melihat berlian yang tersembunyi di bawah permukaan sehingga keadaan akan tetap gitu-gitu aja, membosankan.Â
MÃ¥neskin muncul membawa gairah baru dengan musik gado-gado, mulai dari pop-rock, hard rock, funk-rock yang mendapat pengaruh dari musisi favorit keempat personilnya seperti band alternative rock Italia 90-an Marlene Kuntz, Arctic Monkeys, Red Hot Chili Peppers, Led Zeppelin hingga Guns N' Roses.Â
Mereka juga terinspirasi gaya dan tampilan Harry Styles, Led Zeppelin, style glam rock David Bowie hingga Queen yang mereka poles lagi dengan sentuhan modern sehingga menjadi lebih nyentrik extravagant.Â
Tak ketinggalan attitude rock n' roll yang senang-senang, cuek bebek, rebellious seakan menghidupkan kembali Jim Morrison sang vokalis The Doors di atas panggung.Â
Semua itu dituntaskan dengan dempulan make-up deep dark bold smokey eyes dan karakter androgynous yang dimainkan personilnya. Bonus, pesona sang frontman Damiano.
Berkat kemenangan tak terduga di Eurovision, MÃ¥neskin telah mengibarkan pesona negeri pizza.Â