'Iya Om.' Aku tidak tersinggung dengan pertanyaan itu sudah beribu-ribu kali mungkin orang menanyakan pertanyaan itu padaku. Aku maklum kalau orang melihat penampilanku - rambut hitam, hidung mancung, tapi mata besar, kulit kecoklatan - pasti akan bertanya apakah aku orang Cina atau bukan.
'Papa mama juga orang Cina?' Cecar Om Halim lagi.
'Iya.'
'Asli?' Tanya Om Halim lagi.
'Mama totok. Papa orang sunda asli.'
'Begitu.' Om Halim termenung sebentar. Sisa pembicaraan kami hari itu berkisar pada hal-hal umum seperti rencanaku setelah lulus kalau belum diterima kerja, kira-kira kapan menikah dengan Aira dan lain sebagainya.
Dan sekarang Dani merasakan perasaan yang sama seperti waktu itu. Tegang campur tidak perasaan tidak menentu.
Dengan hati-hati Dani menjawab semua pertanyaan yang diajukan dua kakak beradik itu. Dan sepertinya mereka berdua terlihat puas dengan jawaban Dani. Setidaknya hal itu yang Dani bisa tangkap dari raut wajah mereka dan hal itu sedikit melegakan hatinya.
'Satu pertanyaan terakhir.' Kata sang kakak. 'Anda orang Cina kan?'
Deg. Dani tersentak. Apa hubungannya. Batin Dani.
'Iya.'