Mohon tunggu...
denny pranolo
denny pranolo Mohon Tunggu... -

Seorang editor di sebuah penerbitan di bandung, seorang penerjemah dan penulis. Seorang penggemar karya sastra yang tidak biasa, dan kadang2 suka narsis sendiri dan seorang Sherlock Holmes maniak.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

KISAH ORANG CINA CAMPURAN

11 September 2010   04:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:18 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

I al san se u liu ci pa ciu se. I al san se u !iu ci pa ciu se. I al1

Aku terus mengulangi kata-kata itu dalam hatiku untuk mengusir rasa tegang sekaligus rasa bosan. Tegang karena aku harus interview kerja. Bosan karena menunggu giliran interview yang sudah molor dari jadwal. Tahu begini aku datangnya telat sekalian jadi tidak perlu menunggu lama begini.

Entah sejak kapan aku terbiasa untuk mengulangi deret hitung sederhana itu di kepalaku. Mungkin sejak aku tahu kalau aku bukan termasuk golongan orang Cina asli. Atau mungkin karena hanya deret hitung itu saja yang aku kuasai dari sekian banyak kosa kata bahasa Mandarin yang jumlahnya ribuan itu. Entah mana yang betul. Tapi untuk apa memperdebatkan sebabnya, bukankah lebih penting sekarang menatap ke depan dan mempersiapkan diri untuk menghadapi sang interviewer.

'Silakan duduk.'

‘Terima kasih, pak.' Kataku sambil mengambil tempat di depan sang interviewer.

Sang interviewer membolak-balik beberapa dokumen yang ada di mejanya. Akhirnya dia menemukan juga berkasku di antara setumpkan berkas pelamar lainnya.

'Nama Anda Dani Setiawan?'

'Benar, pak.'

'Hmmm.'

'Anda melamar untuk posisi manager di perusahaan kami, boleh saya tahu apa saja rencana kerja Anda seandainya Anda diterima di perusahaan kami?'

'Pertama-tama tentu saja saya akan mempelajari kebijakan peusahaan dan mengevaluasi kebijakan yang ada dan melakukan perombakan di bidang-bidang yang saya anggap kurang efisien.'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun